Sesampainya di tempat yang dituju, Soomin hanya berdiri terdiam di ambang pintu tanpa berniat masuk. Melihat orang-orang di dalam terlihat saling mengenal dan sangat akrab membuatnya bimbang untuk melangkahkan kaki ke dalam.
SMA ini--Diamond High School, satu yayasan dengan SMP sebelah--Junior Gems. Jadi 90% siswa yang mendaftar di SMA ini adalah lulusan SMP itu.
Karena tau faktanya begitu, Soomin berpikir apakah dia akan mendapatkan teman? Ah semoga saja.
Ingin duduk karena tidak kuat merasakan kaki yang pegal, akhirnya Soomin memutuskan masuk. Beruntung tidak ada yang memperhatikan, membuatnya merasa lega karena jujur saja ia merasa malu.
Soomin memilih tempat duduk di bangku jajaran kedua barisan pojok dekat tembok, jika dilihat bangku-bangku di situ masih kosong, hanya Soomin yang duduk di barisan itu.
Soomin bingung dengan situasinya sekarang, dia harus melakukan apa? Sementara matanya terasa berat karena masih mengantuk. Dia berpikir dirinya bodoh karena maraton 5 episode Drakor semalaman sementara besoknya dia sekolah.
Dengan mengeluarkan earphone dalam tasnya, ia memakai itu di kedua telinga lalu menyalakan musik di ponsel.
Tangannya bersedekap di atas meja dan menenggelamkan wajah di situ, berpikir ingin tidur sebentar.
Cukup lama dalam posisi begitu, hingga tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.
Replek Soomin terbangun dengan melepaskan earphone di telinga, dan menoleh cepat pada orang pengganggu tidurnya yang ternyata seorang pria.
Ganteng ~batinSoomin
Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Misi, maaf ganggu, itu mmm ... Anu, boleh gak gue duduk di sebelah lo?" orang itu meminta izin dengan tersenyum manis, ditambah dua lesum pipi yang terlihat jelas membuat siapa pun ingin mencari karung dan memasukkannya untuk dibawa pulang.
Soomin terdiam, dia agak terkejut dan heran ada lelaki yang mengajaknya duduk sebangku.
"Jadi gimana, boleh gak? Gue bingung mau duduk dimana, soalnya ga ada lagi tempat,"
Soomin terdiam lagi tanpa menjawab, dia melihat sekitar, baru sadar jika Kelasnya sekarang sudah dipenuhi banyak orang, bahkan barisan bangkunya juga sudah penuh ditempati.
Lelaki itu menepuk bahu Soomin. "Heh kok bengong?"
"Ehh iya iya boleh boleh, duduk aja sok" Soomin menggeserkan pantatnya ke kursi di samping, jadi sekarang dia duduk dekat tembok. Mempersilahkan laki-laki itu duduk di tempatnya tadi.
Laki-laki itu terkekeh kecil. "Makasih," dan Soomin mengangguk.
Tiba-tiba sebuah tangan ber-urat dengan jari-jari panjang ter-ulur di hadapan Soomin. "Btw kenalin nama gue Choi Soobin."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namanya Choi Soobin (kadang manja penggen dipanggil Mbin)
Tingginya kurang lebih 185 cm (Dan ini masih tahap pertumbuhan)
Tampan, baik tapi ngeselin, punya jiwa pemimpin, garang tapi lucu, benci MTK tapi jago MTK, Pengertian, sopan, dan berwibawa.
Temen sebangku + temen curhat Soomin.
Anak dari salah satu pejabat negara.
"LAH KOK NAMA KITA HAMPIR SAMA?" teriak Soomin di samping telinga Soobin.
Soobin langsung menutup telinga kirinya,semua yang denger teriakan itu kaget, terus natap Soomin risih. Sementara yang ditatap menunduk karena malu.
Duhh sumpah malu, kok gue harus pake acara teriak segala sih?! ~batin Soomin kesal pada dirinya semdiri.
Soobin yang mengerti jika Soomin malu, langsung menatap orang-orang di sekitar. "Apa liat-liat? Iya tau gue ganteng," tutur Soobin merapikan rambutnya menggunakan tangan.
"Najis"
"Jijik dedek"
"Huwekk"
"Dih pd amat"
"Gantengan juga gue"
"Udah-udah woyy, berisik"
Setelah itu mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing. Soomin yang tersadar jika sudah tak ada yang memperhatikan, mengulurkan tangannya ke Soobin. "Kenalin nama gue Soomin, Cha Soomin, sorry tadi teriak, gue replek soalnya."
Soobin menerima uluran tangan Soomin dengan senang hati. "Lahh iya nama lo hampir sama kaya gue, cuma beda satu huruf," Soobin tertawa tak lama kemudian wajahnya berubah menjadi serius. "Apa jangan-jangan kita...... " Soobin ngegantung omongannya lama dengan masih menjabat tangan Soomin.
Soomin menghempaskan tangan mereka. "Apa!? Jodoh? Mana mungkin, belum tentu yang namanya hampir sama tuh Jodoh" tegas Soomin menjadi ketus.
"Dihh geer amat, siapa juga yang mau bilang jodoh, makanya kalo orang ngomong jangan dipotong dulu" tutur Soobin lagi-lagi tertawa.
Soomin menautkan kedua alisnya. "Terus?" tanyanya penasaran.
Soobin membuang nafas pelan dengan menatap Soomin dalam. "Jangan-jangan kita.........
... Anak kembar yang terpisahkan" ujar Soobin dengan wajah pura-pura terkejut dramatis.
Soomin mendelik tak suka. "Ngaco lo, mana ada?! Emang ini sinetron indosiar apa?"
"Kan bisa jadi, uhhh ... Saudarakuuuuuu akhirnya kita bertemuuuuu!" Soobin benar-benar menampilkan wajah alay.
Melihat itu, Soomin jijik sendiri. "Gak tau gak liat, mata gue ketutupan helm proyek."
Lelaki itu tidak memperdulikan ucapan Soomin, ia menaruh tas yang sedaritadi masih digendongongnya ke atas meja. "Gapapa setidaknya gue seneng bisa temu kembaran."
"Hah apa? Gk kedengeran, di sini gelap," sahut Soomin.
Soobin tertawa hambar. "Hahaha Budeg."
"Ehh Kok lo ngeselin?" tanya Soomin tak suka dikatai budeg.
"Lo juga," jawab Soobin singkat.
Gadis itu mengibaskan rambutnya ke belakang. "Setidaknya gue cantik."
"Dih naj--"omongan Soobin terpotong ketika ada orang menyapa Soomin.
"Hii"
"Ehh Hii"
Terima kasih * *
@_siteuraa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.