Part 3

1.4K 109 31
                                    












💔💔💔

Mild merasa heran dengan putra keduanya itu. Pulang-pulang dari bertemu dengan kedua sahabatnya, sang putra menjadi seperti tidak bernyawa dan kenapa dengan wajah memerah sang putra.

"Baby Newwie wajah kamu kenapa ehm? Sakit?" Tanya Mild dia sangat khawatir dengan putranya itu.

Tapi tidak ada tanggapan dari putranya itu. Mild benar-benar sangat khawatir dan takut sesuatu terjadi pada putranya itu.

Belum sempat dia mengeluarkan suaranya Mild di buat terkejut oleh kalimat New keluarkan.

"Apa rasanya sakit saat bercinta Mom?" Tanya New.

"NEWWIE" itu bukan suara Mild tapi suara kedua orang pria beda umur yang baru saja pulang dari kantor. New mendengar suara teriakkan itu menutup telinganya dan cemberut.

"Kenapa Daddy dan kak Singa berteriak sih" gerutu New kepada kedua orang itu.

"Coba ulangi lagi kalimat yang kamu ucapkan tadi kepada Mommy mu" ucap Joss pelan karena dia tidak ingin membuat putra keduanya itu ngambek padanya dan tidak mau berbicara dengannya bisa gawat itu.

"Newwie bilang pada Mommy apakah bercinta itu sakit atau tidak" ucap New dengan polosnya, Mild sudah tersipu malu. Sedangkan Singto dan Joss sudah mengeraskan rahang mereka.

"Siapa yang mengajarkan mu hal mesum itu Newwie sayang?" Kini giliran Singto bertanya pada adiknya itu.

"Dari Kit" ucap New.

Singto sudah mengepalkan kedua tangannya dan mengeraskan rahangnya. "Awas saja kalau kak Singto melakukan sesuatu pada Kit, Newwie akan mendiamkan kakak selama-lamanya" Singto melembutkan rahangnya dan tersenyum kepada adiknya itu.

"Jangan begitu dong Newwie sayang. Kalau sampai kamu mendiamkan kakak selama-lamanya nanti kakak sedih" ucap Singto sambil mengelus kepala New dengan sayang.

"Jadi, kakak tidak boleh berbuat kasar dengan Kit mengerti dan satu lagi jangan buat Kit lelah dengan pekerjaannya kasihan Kitty oke" ucap New sambil mendongak untuk melihat Singto, New tersenyum sangat manis membuat Singto mengangguk pasrah.

Joss dan Mild hanya bisa melihat kedekatan kedua putranya itu dengan senyuman.


"Kenapa Newwie menanyakan hal itu pada Mommy ehm?" Kini Mild bertanya dengan New dengan lembut sambil memegang tangan putranya itu.

"Tidak, Newwie hanya bertanya saja. Kan sebentar lagi Newwie dan Tee menikah jadi pasti akan melakukan itu Mom" ucap New malu, Mild mengelus kepala putra keduanya itu dengan sayang.


"Mungkin rasanya berbeda Newwie sayang, kamu tahu kan" New mengangguk. "Tapi kamu jangan takut untuk melakukan itu pada Tay ya nanti setelah menikah" New tersipu malu dan mengangguk, Joss duduk di sofa single di dekat sofa panjang yang di duduki oleh Mild New dan Singto.


Tay baru saja sampai dari rumahnya. Dia merasa seluruh tubuhnya begitu lelah.

"Baru pulang sayang" Tay menoleh ke arah ruang keluarga di sana sang ibu sedang sibuk dengan majalah di pangkuannya dan acara televisi. Tay berjalan melangkah ke arah Namtarn.

"Iya Mom. Hari ini begitu banyak pekerjaan" keluh Tay yang kini sudah berada di dalam pelukan Namtarn.

"Bukannya sudah di bantu oleh Off, kenapa tetap lelah ehm" Namtarn bertanya lagi kepada putra satu-satunya itu.

"Ahh.... Bukan pekerjaan saja yang membuat ku lelah Mom, tapi Si Hin itu terus mengganggu ku terus" Namtarn menyerngit mendengar nama asing di telinganya.

"Hin? Siapa Hin itu?" Tanya Namtarn, Tay menegakkan tubuhnya dan duduk bersandar di sandaran sofa.

"Anak dari sahabat Mommy" ucap Tay. Namtarn tersenyum setelah dia mengetahui siapa yang mereka bicarakan.

"Jadi, sekarang itu panggilan sayang dari mu Tay" goda Namtarn membuat Tay menatap ibunya itu dengan kesal.

"Siapa yang mempunyai nama panggilan dari Tay sayang" First yang baru saja keluar dari ruangan kerjanya duduk di single sofa.

"Tay memanggil Newwie dengan panggilan yang begitu romantis sayang" ucap Namtarn begitu senangnya.

"Siapa?" Tanya First.

"Hin" ucap Namtarn.

"Bukannya artinya batu sayang Hin itu" First bingung kenapa isterinya bilang itu nama panggilan romantis dan kini Tay tersenyum mendengar ucapan sang ayah.

"Daddy saja mengerti tapi Mommy beranggapan itu panggilan romantis dari ku untuk pria Hin itu" setelah mengatakan itu Tay beranjak dari ruangan keluarga itu menuju kamarnya. Tay masih mendengar teriakkan Namtarn.

"Tay, Mommy harap kamu melupakan dendam mu itu dan menerima Newwie" itu yang di dengar oleh Tay.


Tay tidak mendengar ucapan Namtarn dia sudah berdiri dari duduknya dan melangkah ke arah kamarnya.

"Bagaimana Tay harus melupakan dendam itu Mom, dia begitu menyakiti hati ku. Hati Tay bukan bahan taruhan, dan Tay akan membuat pria itu menyesal telah membuat hati Tay membeku seperti ini" ucap Tay di dalam kamar gelap itu dan ketika dia menghidupkan lampu di sana begitu banyak foto seseorang yang begitu cantik ketika tersenyum dan gemas. "Tunggu aku ya, jangan pergi dari hidupku" ucapnya sambil mengelus gambar itu. Tidak ada yang berani masuk ke dalam kamar Tay semenjak dia berubah menjadi pribadi yang seperti sekarang ini. Namtarn saja tidak pernah memasuki kamar anaknya itu tanpa seizin anaknya itu.

Tay membersihkan dirinya dan setelah itu dia merebahkan tubuh lelahnya di tempat tidurnya. Sebelum dia memejamkan matanya untuk menyambut alam mimpi dia memandang lagi gambar seseorang yang begitu besar itu tersenyum.
"Semoga mimpi indah my love" ucap Tay dengan senyuman seperti dulu yang kini ia sembunyikan karena dendam di dalam hatinya. Dia menjadi pribadi yang dingin dan tanpa senyum seperti dulu lagi.

.
.
.


"Thanat, siapa pria tampan tadi?" Tanya teman Lee.

"Bukan siapa-siapa koq" jawab Lee sambil tersenyum kikuk.

"Hey, jangan bikin Daddy sugar mu marah ya kalau kamu berdekatan dengan pria lain bisa-bisa kamu mendapat hukuman seperti biasa" ucap teman Lee lagi. "Aku pulang duluan ya" Lee mengangguk ketika temannya itu keluar dari ruangan khusus wanita dan pria penghibur seperti dia.

"Dia kembali. Aku harus bagaimana?" Ucap Lee dengan bingung akan keadaannya sekarang. Orang yang bertahun-tahun ia cari kini kembali tapi dengan penampilan yang begitu membuat dia terkejut. "Apakah hati ku akan goyah?" Tanya Lee pada dirinya sendiri. Tiba-tiba ponselnya berbunyi membuatnya memandang layar ponsel itu di sana tertera nama seseorang yang selalu membiayai perawatan rumah sakit ibunya yang saat ini sakit sejak 5 tahun lalu. "Andai dia kembali sebelum aku bertemu dengan pria ini mungkin aku akan senang" ucapnya dan setelah itu dia menerima telpon itu, orang di seberang sana mengatakan dia tidak bisa menjemputnya karena mendadak dia harus menjemput putranya yang baru saja lulus SHS dan sang putra ingin tinggal bersamanya. Dan kemungkinan beberapa hari ke depan Lee dan orang itu tidak bertemu, Lee hanya menjawab seadanya dan memberi perhatian agar pria yang teman-temannya panggil Sugar Daddy itu.


💞💞💞

TBC

By : Cierra_An

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang