Part 46

1K 87 11
                                    


💔💔💔

New telah pergi beberapa jam yang lalu tanpa Pleum, karena bocah itu bilang kedua pamannya itu telah berjanji akan membelikan dia sesuatu yang ia inginkan selama ini.

"Bisakah pembicaraan ini di mulai karena bocah di samping ku ini sebentar lagi akan pingsan" canda Gulf kepada kedua orang pria yang saling tatapan dan Pleum berbinar menatap ayahnya yang berada di depannya.

"Baiklah, Tay Tawan Vihokratana kenapa aku memanggil mu ke sini dan juga kenapa aku memanggil nama asli mu bukan nama samaran mu" ucap Mew sedikit dingin.

"Maaf, Mew Suppasit Jongcheveevat nama yang selama ini bukan nama samaran yang ku inginkan dan kamu harus tahu selama ini aku tidak mengingat apapun" Gulf terkejut mendengar ucapan Tay sedang Mew yang sudah tahu bahwa Tay lupa ingatan karena dia menyelidiki waktu pertama kali dia melihat Tay di perusahaannya ini.

"Kakak hilang ingatan!" Seru Gulf.

Tay mengangguk dan menjawab.

"Iya, aku hilang ingatan selama 4 tahun terakhir ini dan ingatan ku kembali setelah aku menyelamatkan mu" ucap Tay sambil menunjuk Gulf.

"Oh Tuhan, syukurlah dengan adanya kejadian itu kamu bisa mengingat kembali isteri dan anak mu" Mew menatap Gulf sedikit tidak terima mendengar beberapa kata dalam ucapannya itu.

"Dan gara-gara kejadian itu kamu hampir membuat ku dan Newwie serangan jantung" kesal Mew sambil menatap Gulf dingin.

"Maaf"

"Sudahlah, semua sudah terjadi jugakan. Kamu benar Gulf kalau tidak ada kejadian ini mungkin saja ingatan ku tidak akan kembali"

"Jadi, selama ini kakak tinggal di mana dan dengan siapa?" Tanya Gulf.

"Di salah satu kota di Thailand dan tinggal dengan Lee serta ibunya" jawab Tay.

Gulf terkejut lagi mendengar jawaban Tay dan lagi-lagi Mew hanya diam mendengarkan cerita dari Tay tentang Lee dan ibunya kepada kekasihnya itu.

"Pria jalang itu ingin sekali ku bunuh" seru Gulf dengan kesal.

"Jalang?" Ketiga pria dewasa itu menatap Pleum yang bersandar di sofa di mana Gulf duduki juga.

"Gulf, ucapan mu di jaga" marah Tay ketika dia mendengar kalimat itu keluar dari mulut anaknya.

"Maaf kak"

"Phem sayang itu bukan kata yang baik mengerti" jelas Mew, Tay melihat itu ada rasa tidak suka akan perhatian pria itu pada anaknya.

Pleum mengangguk dan tiba-tiba dia merebahkan kepalanya di pangkuan Gulf.

"Aunty Phem mengantuk" gumam Pleum, Gulf mengelus kepala Pleum.

"Tidurlah Phem"

Sebelum menutup matanya Pleum menatap Tay dan berucap kepada Tay.

"Daddy, Phem tidul siang sebental ya nanti kita belmain ya" Tay mengangguk dan tersenyum, mata bocah 4 tahun itu tertutup begitu saja.

"Kalian lanjutkan saja pembicaraan ini dan aku akan menidurkan Phem di kamar di ruangan ini" kedua pria itu mengangguk dan melanjutkan lagi pembicaraan yang tertunda tadi.

.
.
.

"Cucu nenek terlihat sangat bahagia sekali hari ini" ucap Namtarn pada Pleum.

"Tentu saja nek, kalena uncle Mew dan aunty Kana beljanji akan membelikan hadiah untuk Phem" ucap Pleum dengan semangat dengan senyuman. Membuat New, Namtarn dan First ikut tersenyum juga.

"Wah, enak dong. Buat kakek adakah?" Tanya First.

Pleum menggeleng dan menjawab pertanyaan itu.

"Kakek kan sudah tua, jadi tidak boleh meminta hadiah dengan uncle Mew yang boleh itu hanya Phem" ucap Pleum, membuat ketiga orang dewasa itu tertawa.

"Aduh, pintar sekali cucu kakek ini" ucap First sambil mengelus kepala cucu pertamanya itu.

Mereka pun melanjutkan makan malamnya dan setelah itu mengobrol di ruang keluarga hingga Pleum tertidur, New pun berpamitan dengan kedua mertuanya itu untuk terlebih dulu untuk tidur karena besok dia juga harus pagi-pagi ke rumah sakit.

.
.
.

Tay memandang wajah Lee yang tertidur di sebelahnya yang tidak memakai baju. Iya, mereka habis melakukan hal itu.

"Lee Thanat Leokhunnasombat ini untuk terakhir kalinya aku menyentuh mu karena seterusnya aku akan membuat mu tidak sadarkan diri agar malam panas menjijikkan ini tidak terjadi lagi" batin Tay sambil menatap Lee dengan datar. "Aku akan mengikuti semua permainan mu dan ibumu itu buat" lanjutnya lagi dan merebahkan tubuhnya dengan membelakangi Lee.

Keesokan harinya kegiatan seperti biasa tidak terjadi lagi. Lee merasa heran dengan sikap Tay yang berubah pagi ini.

"Ter, ada apa dengan mu?" Tanya Lee pelan sambil memegang tangan Tay.

"Ah, aku tidak apa-apa koq Lee. Entah mengapa hari ini aku tidak enak badan dan aku tidak mau membuat mu tertular sakit ku ini" ucap Tay. "Bukannya kamu ingin menjemput diakan" lanjut Tay sambil tersenyum.

"Kalau kamu sedang sakit ambil cuti saja ya" Tay menggeleng dan menjawab ucapan Lee.

"Aku masih kuat koq Lee"... "Karena aku ingin bertemu dengan putra ku" lanjut Tay di dalam hati.

"Kalau kamu tidak kuat harus istirahat mengerti jangan memaksakan diri oke" Tay mengangguk.

Yuyui hanya bisa tersenyum melihat kekhawatiran dari putranya itu pada menantunya itu.

"Semoga kebahagiaan putra ku tidak pernah hilang" batin Yuyui.

.
.
.

"Daddy!!" Seru Pleum ketika dia baru saja turun dari mobil milik Gulf dan berlari ke arah Tay yang sudah merentangkan kedua tangannya.

Tay mengangkat Pleum dan berputar di lobby perusahaan milik Mew itu. Semua karyawan yang baru saja sampai juga menatap ayah dan anak itu ikutan tersenyum.

"Bagaimana hari ini?" Tanya Tay pada Pleum di gendongannya.

"Sangat baik" jawab Pleum dengan semangat.

Tay tertawa mendengar Jawa anaknya itu. Gulf yang sudah berada di dekat mereka langsung menyerahkan paperbag kepada Tay.

"Ini makan siang untuk pleum dan juga untuk ku tapi karena aku tahu kakak merindukan masakan kak Newwie untuk kakak saja" Tay menatap Gulf yang tersenyum dan mengangguk, Tay terharu dengan usaha Gulf untuk membantunya merahasiakan keberadaan dia pada New.

"Terimakasih Gulf" ucap Tay.

"Iya kak, kalau begitu aku naik ke atas dulu dan aku titip bocah menggemaskan ini kepada kakak" Tay mengangguk dan membawa Pleum ke ruangannya.

Ayah dan anak itu menikmati hari-hari kebersamaan mereka dengan canda dan tawa. Tay menjadi pendengar yang baik ketika Pleum bercerita tentang Mew yang selalu berusaha mendekati New tapi selalu gagal karena ada Pleum tidak menyukai sikap perhatian kepadanya dan New. Hingga Mew menyerah dan mulai membuka hatinya untuk Gulf, tapi ada kesalahpahaman antara mereka hingga kejadian itu terjadi dan membuat Tay mengingat kembali tentang masa lalunya.

"Kenapa Phem tidak menyukai uncle Mew yang menyukai Mommy dan menerima Phem" tanya Tay dengan mengusap bekas makanan di pinggir bibir putranya itu.

"Kalena Phem sudah mempunyai Daddy" Tay menghentikan pergerakannya membersihkan sisa makanan itu dan tersenyum mendengar jawaban dari Pleum. "Dan juga Mommy menyukai Daddy" entah mengapa seperti ada bunga-bunga yang berterbangan di perutnya dan hatinya mendengar ucapan dari putranya itu.

"Daddy juga sangat menyukai Mommy mu dan kamu" Pleum tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja, kalena Mommy belcelita kalau Daddy sangat menyukai Phem saat di dalam pelut Mommy" Tay mengangguk dan tersenyum.

"Itu benar sekali" kedua ayah dan anak itu terus bercerita tentang apapun seperti anak dan ayah pada umumnya.

💔💔💔

TBC

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang