Part 40

1K 77 8
                                    


💔💔💔

"Baby Phem!" Teriak New yang baru saja sampai dari perjalanan keluar kotanya selama 2 minggu dan hal itu membuat dia harus berpisah dengan anaknya tersebut.

"Bisakah kamu tidak berteriak seperti itu Newwie sayang" ucap Kit yang baru keluar dari kamar miliknya dan Singto.

"Mana baby Phem? Apakah dia tidur" ucap New yang tidak menghiraukan teguran dari kakak iparnya itu.

"Dia tidak berada di sini" ucap Kit membuat New menyerngit. "Kamu tahukan, anak mu yang menggemaskan itu tidak akan diam di satu tempat saja" New hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Kit yang sedikit kesal karena dia bisa bersama dengan keponakannya itu cuman 1 hari maka dari itu bocah berumur 4 tahun itu akan di jemput oleh OffGun dan Mild Namtarn dan seterusnya begitu.

"Makanya adopsi anak agar bisa memiliki anak menggemaskan seperti Phem"

"Aku mau tapikan kakak singa mu itu belum mau dan ingin menikmati waktu berdua dulu. Tapi kalau udah ada Phem dia akan melupakan ku" New terkekeh mendengar keluhan sahabat serta kakak iparnya itu mengenai kakaknya itu yang begitu memanjakan Pleum meskipun anak itu tidak terbawa untuk bersikap manja dengan orang-orang yang memanjakannya.

"Kit, terima kasih ya sudah menjaga dan mencintai anak ku" Kit memegang tangan New dan memberi semangat kepada sahabatnya itu.

"Aku yakin kak Tay masih hidup dan kalian akan  segera berkumpul" ucap Kit.

New mengangguk dan berpamitan untuk menuju kerumah OffGun. Kit menatap punggung itu dengan sedih.

"Tuhan, berikan keajaiban itu untuk kedua orang itu agar bisa bertemu dengan orang yang sudah lama mereka tunggu" doa Kit.

.
.
.

Tay, Lee dan Yuyui baru saja sampai di Bangkok. Tay membawa kedua orang itu ke rumah sederhana yang ia sewa sementara waktu.

"Mom, Lee maafkan aku yang hanya mampu menyewa rumah sederhana ini" Yuyui tersenyum dan menjawab ucapan Tay.

"Ter, ini saja sudah cukup buat Mommy. Yang terpenting kamu semangat bekerjanya ya" Tay mengangguk dan memegang tangan Lee yang hanya diam saja dari mereka sampai ke Bangkok.

"Kamu kenapa Lee? Apa kamu tidak menyukai rumah ini?" Tanya Tay dengan lembut membuat lamunan Lee buyar.

"Aku suka Ter tapi..."

"Tapi apa ehm?" Tanya Tay.

"Tidak apa-apa Ter, aku lelah. Di mana kamar milik kita berdua?" Tanya Lee sambil tersenyum kepada Tay.

"Itu kamar kita baby" Tay menunjuk ke arah pintu berkulit putih dan Lee melangkah ke arah pintu itu dan membukanya.

Lee tersenyum melihat suasana kamar itu yang sesuai dengan harapannya.

"Dia selalu mengingat apa yang aku sukai. Mungkin selama 4 tahun ini dia melupakan orang itu tapi dia tidak pernah melupakan ku sedikit pun" gumam Lee sambil melangkah ke arah kamar itu.

Lee merebahkan tubuhnya yang lelah dan dia berharap rasa khawatir di dalam hatinya menghilang ketika dia menidurkan tubuhnya.

.
.
.

"Baby Phem sedang main apa?" Tanya New pada putranya itu yang sedang sibuk dengan iPad di tangannya.

"Main game" jawab Pleum singkat, New cemberut mendengar jawaban anaknya itu yang begitu singkat seperti Tay.

"Kenapa kamu semakin hari semakin mirip dengan Daddy" ucap New sambil mencium pipi tembem Pleum.

Tidak ada lagi tanggapan dari bocah berumur 4 tahun itu karena dia sedang sibuk dengan game di iPad nya, New hanya menggeleng dan beranjak dari duduknya menuju ke dapur.

Iya, New dan Pleum tinggal berdua saja. Memang ada yang membereskan rumahnya hingga sore hari. Dari mencuci baju miliknya dan Pleum hingga menyetrika.

Asisten rumah tangga itu hanya membantu membersihkan rumah dan merapikan pakaian-pakaian yang Pleum dan New pakai. Urusan memasak New akan menyiapkan masakan mereka sendiri karena dia bekerja tidak sampai sore semenjak adanya Pleum dalam hidupnya.

New menikmati menjadi orang tua tunggal dan dia juga berharap Tay suaminya bisa kembali berkumpul bersama mereka.

Pleum memang mirip dengannya tapi semua sifat dan makanan kesukaan putranya itu sangat mirip dengan Tay. New tersenyum melihat anaknya itu terus tumbuh dan tidak menjadi anak manja meskipun seluruh keluarganya dan sahabatnya memanjakan si buah hati.

"Mommy sedang memasak apa?" New yang sedang menyiapkan makan malam untuknya dan Pleum. Terkejut mendengar suara kecil Pleum bertanya padanya.

"Eh, baby Phem. Mommy memasak makanan kesukaan Phem sama Daddy" ucap New dengan senyuman, Pleum hanya mengangguk.

"Mau Phem bantu?" Tanya Pleum lagi, New tersenyum mendengar pertanyaan putranya itu.

"Tidak perlu sayang, sini kamu duduk di sini aja ya" Pleum hanya mengangguk dan duduk di kursi yang di siapkan oleh New.

Bocah 4 tahun itu sedang berdiam sambil melihat New yang sedang sibuk menyiapkan semua bahan masakan.

Masakan yang di buat oleh New telah selesai dan sudah di tata rapi di atas meja makan. Mereka pun menikmati makan malam penuh dengan khidmat, Pleum tidak lagi di suapi oleh New ketika dia berumur 2 tahun karena putranya itu belajar dengan cepat satu atau du kali dia melihat cara orang dewasa menyuapkan makanan ke dalam mulut, awalnya New tidak bisa merelakan Pleum untuk menyuapkan makan sendiri tapi dia urungkan karena putranya itu membuktikan bahwa dia bisa membuat New tersenyum bahagia karena sang putra beranjak besar.

"Mom, Daddy akan pulang kan pas ulang tahun Phem" New menghentikan suapan ketika mendengar pertanyaan Pleum terhadap Tay.

"Ehm... Tentu" jawab New singkat dan tersenyum. Pleum tersenyum bahagia mendengar jawaban dari New, harapan dia bisa merayakan ulang tahun yang kelima Tay bisa bersama mereka.
"Tee, kamu di mana? Kami semua merindukan mu dan berharap kamu masih hidup" batin New sambil mengelus kepala sang putra yang sedang menikmati makan malamnya.

.
.
.

Tay masih memikirkan ucapan temannya yang di rumah sakit dan Jimmy tentang dokter yang menangani temannya yang sakit itu.

"Kalian terlambat sekali sih datangnya" seru teman mereka berdua ketika mereka baru datang.

"Untung kami datang God" ucap Tay.

"Tapikan kalian tidak melihat dokter cantik itu" ucap God sambil tersenyum membayangkan dokter yang memeriksanya.

"Dia wanita seperti apa membuat mu tersenyum dan bilang cantik" ucap Tay lagi.

"Dia bukan wanita tapi pria. Sebentar aku ada foto bersama dia" God mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan fotonya dan dokter itu. Entah mengapa ada perasaan yang tidak bisa di mengerti oleh Tay. Seperti ada getaran di hatinya ketika melihat seseorang di dalam foto itu. "Cantikkan" ujar God.

"Kamu benar God, dia sangat cantik seperti wanita pada umumnya, tadi sih aku bertemu dengan dokter cantik itu" Jimmy yang melihat layar ponsel temannya itu dan melihat juga.

"Tuhkan, bukan aku saja yang bilang dia cantik kan" ucap God dengan senyuman, di timpali oleh Jimmy.

Tay tersadar dari lamunannya ketika dia mendengar suara teriakkan Lee yang memanggilnya untuk makan malam.

"Newwie Thitipoom Techapaikhun" gumam Tay sambil mengelus foto yang ia dapatkan dari God dan pria itu dapat dari media sosialnya.

"Newwie Thitipoom Techapaikhun" gumam Tay sambil mengelus foto yang ia dapatkan dari God dan pria itu dapat dari media sosialnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔💔💔

TBC

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang