Part 34

1.2K 94 15
                                    


💔💔💔

"Tay, kenapa baju-baju mu itu kamu masukkan ke dalam koper?" Tanya Lee kepada Tay.

"Aku ingin berpergian ke luar negeri untuk mengurus pekerjaan ku" ucap Tay dengan dingin dan tidak menghentikan pekerjaannya tadi.

"Apa perlu aku ikut perjalanan bisnis juga Tay, bukannya aku sekretaris ku" ucap Lee sambil mengambil kopernya juga.

"Tidak perlu" pergerakan Lee terhenti ketika dia mendengar ucapan dari Tay.

"Kenapa Tay? Bukannya aku isteri dan sekretaris mu" protes Lee.

"Bukannya ibu mu itu sedang sakit dan kamu ingin ikut dengan ku pergi keluar negeri. Kamu anak yang kejam Lee" ucap Tay dengan datar.

"M-maksud ku k-kamu mungkin p-perlu b-bantuan d-dari ku" ucap Lee sedikit takut dengan Tay yang kini telah berubah lebih kejam dari dulu. Sekali saja dia membuat kesalahan pasti Tay akan memberi dia hukuman yang lebih parah dari kesalahan itu.

"Sudahlah Lee. Aku sudah menuruti semua keinginan kamu dan ibu mu untuk bertanggung jawab karena kamu H A M I L A N A K K U"  Tay berucap dengan menekan kata hamil anak ku, dan hal itu membuat Lee merasa takut dengan perlakuan Tay.

Tay telah selesai memasukkan beberapa pakaian miliknya ke dalam koper dan mengeretnya keluar. Lee mengikuti Tay sampai pintu luar rumah itu. Lee berharap Tay menciumnya atau berkata romantis padanya sebelum dia pergi ke luar negeri tapi tidak ada tanda-tanda yang di harapkan oleh Lee. Tay tidak memperdulikan Lee sedikit pun dia masuk begitu saja ke dalam mobil miliknya dan menjalankan mobil itu ke arah bandara.

"Tay, apa kesalahan ku di masa lalu tidak bisa kamu maafkan" ucap Lee sedih dengan keadaannya sekarang. Dia berharap pertemuan dia dengan Tay akan membuatnya bahagia tapi nyatanya tidak, dia malah merasakan sakit itu seperti apa yang dulu ia lakukan kepada Tay. "Maafkan aku Tay" ucap Lee dan masuk ke dalam rumah itu dengan lesu.

"Aku sudah menuju ke sana. Aku harap kalian semua sudah sampai dan menyiapkan semua yang aku perintahkan" ucap Tay kepada di seberang telepon sebelum orang itu menjawab perkataan Tay tapi pria tan itu langsung memutuskan sambungan telpon itu begitu saja.

.
.
.

"Dia benar-benar ya" gerutunya ketika sambungan telpon itu terputus.

"Bagaimana Sing?" Tanya Joss kepada anak pertamanya itu.

"Dia sudah berangkat ke sini Dad, dan juga dia memerintahkan seenak jidatnya. Awas saja kalau dia sudah sampai akan ku hajar dia sampai tidak bernyawa lagi" ucap Singto sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Sebelum kak Singto melakukan itu si beruang kutub akan lebih dulu menjadikan kakak santapannya" ucap Kit dan di angguki oleh Gun yang duduk di samping Mild dan Namtarn. "Ah, kalau sudah bertemu dengan si beruang kutub aku tidak bisa memeluk Mommy lagi" rengek kit kepada Mild, wanita itu mengusap rambut Kit dengan sayang dan tersenyum.

"Kamu akan tetap menjadi anak kesayangan Mommy juga koq" Kit mengeratkan pelukannya kepada Mild. Singto melihat hal itu tersenyum sangat bahagia.

"Kalau si beruang kutub telah bertemu dengan Mommy kamu bisa koq peluk aku saja" Kit mendengus dan semua orang di dalam ruangan itu tertawa bersama.

Joss dan First sedang membahas kerja sama yang mereka sepakati. Singto memeluk Kit yang sedang memeluk Mild.

Gun, Godji dan Namtarn duduk di sofa satunya yang juga lebih besar, Off duduk di single sofa mendengarkan cerita ketiga wanita dewasa itu mengenai acara pernikahan yang akan di langsungkan 3 hari ke depannya.

.
.
.


"Hey, pak tua kamu sedang apa!?" Seru Gulf kepada Mew yang sedang berdiam diri di tepi kolam renang di rumah milik obaachannya itu.

"Tidak ada" jawab Mew dengan singkat, Gulf menyerngit mendengar jawaban singkat dan lesu dari Mew.

"Pak tua, kenapa kamu terdengar sangat lemas begini sih" ucap Gulf sambil memukul punggung Mew sedikit keras membuat pria tampan itu mengadu karena pukulan Gulf begitu keras.

"Aw" Gulf langsung menutup mulutnya ketika tangannya habis memukul punggung Mew. Pria tampan itu menatap Gulf dengan tajam.

"Maafkan aku" ucap Gulf.

Tidak ada tanggapan dari Mew tapi pria tampan itu berdiri dari duduknya dan meninggalkan Gulf seorang diri di tepi kolam renang itu.

"Kenapa dengan pria tua itu sih, kenapa dia jadi aneh begitu" heran Gulf karena beberapa jam yang lalu dia masih bisa senyum dan bersikap romantis dengan kakak sepupunya tapi sekarang dia menjadi orang yang putus asa dan patah hati. "Ah, sudahlah. Besok aku ada kelas pagi dan menemani perempuan centil itu berbelanja hah" gerutu Gulf sedikit kesal dengan semua kegiatan perkuliahan dan sahabat dekatnya itu.

.
.
.

"Aw" seru Lee ketika Yuyui memegang lengan anaknya itu.

"Kamu kenapa Thanat?" Tanya Yuyui khawatir dengan anaknya itu.

"Thanat tidak apa-apa Mom" ucap Lee dengan senyuman palsunya.

"Jangan mencoba membohongi Mommy Thanat" marah Yuyui sambil menarik lengan baju yang di pakai Lee dan betapa terkejutnya wanita itu melihat lengan anaknya penuh dengan biru dan seperti sebatan cambuk atau ikat pinggang. "Apa yang melakukan ini Tay Thanat?" Tanya Yuyui dengan air mata telah mengalir deras di pipinya. Dia merasa gagal menjadi seorang ibu dan dengan tidak memikirkan kedepannya apa yang akan terjadi kepada putra satu-satunya itu. Seandainya dia tidak memiliki pemikiran licik itu mungkin putranya tidak mengalami hal buruk ini.

"Mom, ini semua salah Thanat dan Thanat pantas mendapatkan semua ini" Yuyui menggeleng mendengar ucapan Lee dan dengan mudahnya dia tersenyum dengan keadaan tubuhnya penuh dengan luka-luka dan memar di mana-mana.

"Kamu harus menceraikan pria breng*** itu Thanat" seru Yuyui.

Lee menggeleng dan memohon pada Yuyui untuk tidak meminta Tay menceraikannya.

"Mom, jangan meminta Tay untuk menceraikan Thanat. Karena aku sangat mencintainya Mom dan ini semua balasan yang dulu Thanat lakukan kepada Tay" Yuyui hanya bisa menangis mendengar ucapan anaknya itu.

Semuanya sudah menjadi bubur dan itu tidak bisa di kembalikan ke seperti nasi semula. Yuyui hanya bisa menangisi nasib anaknya yang malang, ketika dia berpikir anaknya akan bahagia dengan Tay dan terlepas dari pria tua  yang di kenal Pompam yang terlihat lembut di luar ternyata kejam dan pscyopath di dalamnya. Mantan isterinya meminta cerai padanya dan anaknya di bawa oleh sang mantan isteri tapi kini mereka sudah membaik dan sering bertemu satu sama lain demi anak mereka berdua. Tapi Pompam berlaku kasar dengan Lee hingga hampir meninggal karena kegilaan dia dalam melakukan seks.

Tapi semuanya tetap saja sama, Tay dan Pompam adalah seorang pria pscyopath dan kejam tidak ada bedanya kedua pria itu kepada anaknya itu.


💔💔💔

TBC

Semoga suka ya. Oh ya besok aku enggk up dulu ya jadi malam ini aku up kedua part ini hehehe😂😂😂😅😌

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang