Part 17

1.2K 101 37
                                    


💔💔💔

"Kit, kamu kenapa? Koq hari ini kamu lemas sekali" ucap Gun pada sahabatnya itu yang terlihat menyedihkan dengan diam tidak seperti biasanya yang cerewet tanpa henti dan selalu mengeluarkan kata-kata mesum.

"Apakah aku harus menyerah saja mendapatkan hati kak Singto ya" ucap Kit dengan lesu, Gun melihat sahabatnya itu yang terlihat begitu menyedihkan.

"Kenapa kamu mengatakan hal itu Kit, tidak seperti Kitty biasanya yang selalu bersemangat untuk bisa mendapatkan hati si singa itu" ucap Gun lagi, yang sibuk pada iPad yang ia pegang.

"Aku pun tidak tahu Gun, rasanya lelah sekali dengan sikap dingin dan acuhnya itu pada ku" ucap Kit lagi.

"Hello semuanya" kedua orang itu tidak menyahutin sapaan New dan itu membuat pria cantik itu cemberut. "Eh, kenapa kalian tidak menyambutku seperti biasa sih" kesal New sambil duduk di depan Kit yang terlihat sangat lemas. "Dan kamu kenapa Kitty tidak seperti biasanya sih" bingung New melihat sahabat kura-kuranya itu.

"Dia ingin menyerah mendapatkan hati kakak mu itu" New menatap Gun dengan mata melototnya dan dia mengalihkan tatapannya ke arah Kit, pria kura-kura itu mengangguk dengan lesu.

Brak...

New menggebrak meja cafe itu membuat kedua sahabatnya itu terkejut untung saja mereka memesan ruangan VVIP kalau tidak semua tamu yang datang terkejut dengan tindakan bar-bar New.

"Aku tidak menyetujui keinginan mu itu Kitty"seru New sambil menatap Kit dengan wajah kesal tapi terlihat gemas.

"Tapi..." Ucapan Kit terhenti karena New memegang kedua pipi Kit dengan gemas.

"Kalau kata ku jangan ya jangan Kitty, aku ingin kamu yang menjadi kakak ipar ku bukan wanita ular itu!" Seru New dengan wajah cemberutnya yang terlihat menggemaskan untuk Kit dan Gun.

"Tapi... Kakak mu tidak pernah melihat ku sedikit pun" ucap Kit dengan lesu.

"Kalau dengan cara seperti itu dia tidak melihat mu, beri saja dia obat perangsang dan kalian bercinta" celetuk Gun seenak jidat dan Gun menyadari ucapannya karena kedua orang itu menatapnya penuh semangat. "Aduh. Kenapa mulut ku begitu lancang sekali sih" ucap Gun sambil memukul bibirnya dengan sedikit keras.

"Apakah itu berhasil Gun?" Itu bukan suara Kit yang bertanya hal itu tapi New yang sudah memerah di seluruh wajahnya, membuat kedua sahabatnya itu mengerang karena gemas dengan wajah memerah yang menggemaskan ditunjukkan oleh New.

"Ehmmm... I-itu s-sebenarnya ampuh karena aku pernah mencoba itu dengan Papii. Tapi besoknya aku tidak bisa bangun dari ranjang seharian" sudah sekarang wajah ketiganya sudah memerah mendengar cerita Gun.

"Aduh, aku tidak mau ah melakukan itu dengan Tee di bawah pengaruh obat laknat itu" ucap New sambil menutup wajahnya karena malu.

Kit juga mengangguk dan Gun hanya bisa diam karena malu.

.
.
.

"Tay, apa kamu sudah gila memperkejakan pria ini di perusahaan milik Daddy mu!" Seru Off ketika dia melihat pria di masa lalu Tay bekerja di perusahaan milik keluarga sahabatnya itu dan pria itu di pekerjakan sebagai sekertaris pribadinya.

"Aku masih waras koq Off, dia juga berkompeten untuk membantu ku" Off mengusap wajahnya dan mendengus kesal.

"Andai saja aku tidak hutang budi dengan mu dan kamu bukan sepupu kekasih ku, aku sudah meninggalkan perusahaan ini dan membunuh mu karena kamu sudah berani-berani membuat Newwie kami bersedih" ucap Off dengan tatapan matanya ke arah Lee yang menunduk karena merasa bersalah dengan keributan yang ia buat di antara dua sahabat itu.

"Sudahlah Off, jangan meributkan hal yang tidak penting. Aku juga sudah menerima pertunangan itu jadi jangan menuntut perasaan ku juga untuk menerima perasaan pria pengganggu itu oke" ucap Tay sambil melanjutkan pekerjaannya. Lee mendengar ucapan Tay yang terakhir tersenyum dan hal itu di lihat oleh Off.

"Tersenyumlah dengan bahagia untuk sekarang tapi suatu saat aku ingin melihat mu menangis di bawah kaki Newwie" ucap Off dan meninggalkan ruangan Tay dengan hati yang di liputi kemarahan.

"Off, terima kasih sudah menjaga my baby Hin" batin Tay sambil melihat pintu ruangan yang baru saja tertutup tersebut. "Lee, tempat mu bekerja berada di depan ruangan ku" ucap Tay sambil tersenyum.

"Maaf dan terima kasih Tay, maaf untuk semua yang terjadi tadi ya dan juga terima kasih sudah membela ku dan menerima ku bekerja di sini" Tay mengangguk dan tersenyum. Lee berpamitan untuk mulai bekerja.

Setelah Lee keluar dari ruangannya Tay membuka laci di meja kerjanya dan mengeluarkan bingkai foto New yang terlihat sangat cantik.

"Maafkan aku yang selalu membuat mu bersedih dan sakit hati dengan sikap kasar ku serta perkataan ku selama ini my baby Hin" ucap Tay sambil mengelus wajah di foto itu dengan senyuman secerah matahari yang selama ini ia sembunyikan kepada semua or...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku yang selalu membuat mu bersedih dan sakit hati dengan sikap kasar ku serta perkataan ku selama ini my baby Hin" ucap Tay sambil mengelus wajah di foto itu dengan senyuman secerah matahari yang selama ini ia sembunyikan kepada semua orang karena perasaan dendam untuk seorang Lee.  "Tunggu aku sebentar lagi ya, karena sebentar lagi dia menerima seperti apa yang dulu aku rasakan. Aku ingin memeluk dan mencium seluruh tubuh mu my baby Hin" ucap Tay sambil mengarahkan foto itu kearah bibirnya dan mencium tepat di bibir New.

.
.
.

Seorang pria tampan yang memiliki tinggi 183 cm keluar dari bandara dengan memakai pakaian yang casual dan kacamata yang bertengger di wajahnya.

Dia melepas kacamata itu dan beberapa orang yang berada di bandara itu terpesona akan ketampanan pria itu.

"Dia tampan sekali" dia tersenyum mendengar ucapan beberapa orang yang melihatnya melepas kacamata dan penampilannya yang tidak mengecewakan banyak orang, yang terlihat begitu tampan.


"Akhirnya aku kembali lagi ke Thailand" gumamnya sambil merentangkan kedua tangannya. "Ah... Rindunya pada suasana di Thailand dan my sweet polar bear" gumamnya tersenyum mengingat wajah cantik seorang pria yang selama 20 tahun ia tinggalkan dan tidak kembali. "Apakah dia bertambah cantik seperti yang ku harapkan" lanjutnya lagi. "Sepertinya dia memang terlihat cantik selalu cantik" gumamnya lagi sambil melangkah ke arah parkiran bandara itu dan di sana dia melihat sang supir kepercayaan keluarga nya sudah menunggu.

Dia masuk ke dalam mobil itu dan mobil itu meninggalkan bandara tersebut.

Dia tidak sabar untuk bertemu dengan sang pujaan hati selama ini ia tinggalkan. Dia berjanji tidak akan pernah meninggalkan sang pujaannya itu dan menikahinya seperti janji dia kepada pria cantiknya itu.

Apapun halangan maupun rintangan dia akan mendapatkan pria cantik itu untuk menjadi miliknya seorang.




💔💔💔


Tbc

Cierra_An

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang