Part 59

1.2K 79 22
                                    


💔💔💔

Tay merasa heran dengan New yang tiba-tiba mengajaknya untuk kembali ke Bangkok tanpa membawa Pleum bersama mereka dengan lainnya juga.

"Hin, kenapa kita rumah sakit? Siapa yang sakit?" Tanya Tay kepada New. Tidak ada jawaban dari New, karena Tay sedikit kesal dengan keterdiaman  New langsung menghentikan langkahnya dan menarik lengan New hingga pria cantik itu masuk ke dalam pelukan Tay. "Hin, aku bertanya dan kenapa kamu hanya diam tanpa menjawab hem" seru Tay.

"Tee, ini sangat mendesak jadi kita harus cepat"

"Aku tidak akan  berjalan sebelum kamu menjawab pertanyaan ku"

"Tee, jangan seperti anak kecil"

"Anak kecil? Kamu menganggap ku seperti anak kecil Hin. Aku bertanya kepadamu tapi kamu tidak menjawabnya dan kamu mengatakan kepada ku bahwa aku seperti anak kecil" seru Tay tidak terima dengan ucapan New tadi.

"Baiklah, aku akan mengatakan kepadamu kenapa kita buru-buru datang ke Bangkok tanpa mereka semua karena dia sedang membutuhkan mu Tee. Dia terus memanggil nama mu dan saat ini dia sedang sakit" Tay tidak paham siapa yang ia dimaksud oleh isterinya itu. "Non... Anak yang kamu dan Thanat adopsi sebagai anak kalian sedang sakit" Tay yang mulai paham dengan pembicaraan itu langsung membalikkan tubuhnya untuk keluar dari rumah sakit itu. "Tee, kalau aku di posisi Thanat dan Phem di posisi Non apakah kamu juga akan berlaku seperti ini juga?" Langkah kaki Tay terhenti dan membalikkan tubuhya, dia menatap New dengan tajam.

"Jangan pernah menyamakan mu dan pria jalang itu" seru Tay tidak terima kalau New dan Pleum di samakan dengan orang lain.

"Kalau kamu tidak mau aku dan Phem di samakan dengan mereka. Maka dari itu temui dia" mohon New sambil memeluk tubuh suaminya itu dengan erat. "Tee, ketika aku mendengar ucapan Thanat yang penuh penyesalan hatiku merasa sakit juga dan juga ketika anak itu sakit dalam pikiran ku langsung kepada Phem" ucap New sambil mendongakkan kepalanya untuk menatap Tay yang saat ini juga menatapnya.

Tanpa diduga oleh New Tay mengangguk dan mencium bibir New, membuat New tersenyum bahagia karena suaminya itu menyetujui permintaannya itu.

"Terima kasih Tee" ucap New dengan senyuman begitu cantiknya membuat Tay juga tersenyum.

"Hati mu ini terbuat dari apa sih. Dia sudah membuat mu menderita selama bertahun-tahun tapi kamu masih saja baik kepadanya" ucap Tay yang begitu heran dengan kebaikan hati New kepada Lee yang sudah berbuat jahat kepadanya dengan memisahkan suami dan bapak dari anaknya.

"Sikap jahat jangan di balas dengan jahat juga Tee, dengan kita baik kepada dia mungkin saja dia akan berbalik baik jugakan" Tay mencubit pipi isterinya atas jawaban dari isterinya itu.

"Terserah kamu Hin" keduanya pun tersenyum dan melangkah menuju ke arah ruangan Non di rawat.




.
.
.



Lee pasrah dengan sikap dingin Tay kepadanya yang terpenting anaknya bisa bertemu dengan Tay salah satu ayahnya.

New mendekati Lee dan memegang tangan Lee.

"Kamu yang sabar ya, Non akan segera sembuh dan urusan biaya rumah sakit ini sudah aku selesaikan" Lee tidak mengerti dengan  kebaikan New kepadanya yang sudah berbuat jahat selama bertahun-tahun.

"Thipoom aku tidak mengerti hatimu itu terbuat dari apa" bingung Lee hal itu membuat New tersenyum.

"Kamu dan Tay itu sama saja, menanyakan hatu ku terbuat dari apa hahaha.... Thanat aku juga manusia biasa seperti kamu dan lainnya, aku juga merasakan sakit dan marah dengan semua yang kamu lakukan selama ini kepada ku dan Tay. Tapi aku membalas mu dengan kejahatan jugakan, dengan kebaikan ku ini bisa membuat mu sadar dan berbuat baik juga" ucap New sambil tersenyum membuat Lee merasa tidak pantas menjadi temannya New.

"Aku tidak pantas menjadi teman mu Thipoom" ucap Lee sambil menundukkan kepalanya karena dia merasa tidak pantas menjadi teman seorang New.

"Aku tidak menganggap mu musuh ku Thanat. Mungkin kalau aku di posisi mu akan berbuat seperti itu juga. Jadi, aku meminta mu untuk berubah dan besarkan Non dan cintai dia. Tentang Tee yang juga ayahnya Non tidak akan ku larang untuk bertemu dengan anaknya itu, karena aku juga menganggap Non anak ku juga" Lee langsung memeluk tubuh New dan menangis di pelukan New.

Tay yang sedari tadi menatap kedua orang itu tersenyum, ketika dia mendengar semua ucapan dari isterinya yang begitu bijak dan hatinya seperti sutra.


.
.
.


1 bulan kemudian keadaan ku membaik di mana keluarga kecil TayNew menikmati waktu libur mereka akan habis di Phuket.

"Mommy Phem tidak mau cekolah" ujar Pleum yang mendengar New dan Tay membahas sekolah Pleum di tahun ini.

"Kenapa tidak mau sayang?" Tanya Tay lebih dulu dengan lembut, karena dia takut New akan memarahi anaknya itu karena tidak mau sekolah.

"Tidak mau, pokoknya tidak mau" rengek Pleum sambil membelakangi kedua orang tuanya itu.

New yang ingin menjawab ketidakinginan anaknya itu buat sekolah langsung di dului oleh Tay.

"Memang kenapa sayang?" Tanya Tay lagi.

"Kalau Phem cekolah tidak bisa belmain dengan Chimon Dad" New melotot mendengar alasan anaknya yang tidak ingin sekolah itu.

"Alasan tidak masuk akal itu tidak di terima Pleum Purim Vihokratana, kamu tetap sekolah tanpa bantahan. Kalau membantah Mommy akan menyekolahkan mu di Chiang Mai ditempat nenek buyut mu dan tidak boleh bertemu dengan Chimon. Dan kamu Tay Tawan Vihokratana tidak ada kata mengiyakan keinginan anak mu yang tidak masuk akalnya itu" kedua orang itu hanya bisa mengelah nafas pasrah ketika ibu beruang marah.

"Jadi Phem tetap cekolah?" Tanya Pleum pada Tay dan sang ayah mengangguk. "Ya, waktu Phem beltemu dengan chimon sedikit dong" keluh Pleum membuat Tay tertawa dengan sikap sok dewasa anaknya itu.

"Hey, jagoan Daddy mau tahu tidak sesuatu tentang sekolah" Pleum mengangguk dan menatap ayahnya itu dengan intens. Tay gemes dengan tatapan anaknya itu yang ingin tahu. "Dengar ya, kalau Phem sekolah nanti bisa jadi CEO seperti Daddy, uncle Mew, uncle Singto dan uncle Off, atau kalau Phem ingin jadi dokter seperti Mommy dan jadi seperti uncle Gun yang mempunyai butik atau uncle Kit yang mempunyai restoran apalagi aunty Gulf yang punya hotel, Phem bisa menikahi Chimon kan dengan semua yang di hasilkan dengan sekolah itu" mata Pleum berbinar mendengar cerita sang ayah mengenai sekolah, hal itu membuat Tay terkekeh.

"Baiklah, Phem mau cekolah. Mommy!! Phem mau cekolah" seru Pleum memanggil New yang sedang membantu beberapa koki dirumah milik Luke dan Kay untuk makan malam mereka berlima.

"Benarkah, kalau begitu besok Mommy telpon nenek buyut untuk menyiapkan kamar milik mu dan memasukan mu di sekolah di sana"

"Mommyyy" Tay dan New tertawa mendengar suara teriakan anaknya itu.

💔💔💔

TBC

1 part dan epilog ya

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang