Part 4

1.3K 119 14
                                    


💞💞💞

New dan Mild sedang berada di dapur. Mereka berdua sedang menyiapkan sarapan pagi bersama.

"Hari ini kamu ke rumah sakit" New mengangguk mendengar pertanyaan Mild. "Kalau begitu bawakan makanan ini untuk uncle mu ini juga ya" New mengangguk lagi.

"Mom, bolehkah Newwie bawain untuk Tee juga?" Tanya New lirih, Mild mengelus kepala putranya itu dan tersenyum.

"Tentu saja sayang" New tersenyum sangat manisnya membuat Mild gemes dengan anaknya itu. "Aw... Kebiasaan banget deh Mommy mencubit pipi Newwie" gerutu New membuat Mild terkekeh.

"Ada apa ini!" Kedua orang itu menoleh di sana Joss dengan pakaian rapi.

"Daddy mau ke mana sudah rapi saja?" Tanya New.

"Daddy ingin ke kantor. Kenapa balik tanya sih Newwie sayang" Joss mengelus kepala putra keduanya itu dengan gemes.

"Daddy jangan berantakin rambut Newwie" Mild dan Joss terkekeh mendengar suara kesal New yang begitu menggemaskan.

"Memangnya kenapa sih sayang" ucap Joss.

"Rambut Newwie jadi berantakan dan tidak tampan lagi deh" gerutu New dengan sebal.

"Kamu tetap tampan, malahan terlihat cantik seperti Mommy benarkan Mom" Mild mengangguk dan ikut duduk di meja makan. "Singto mana?" Tanya Joss pada mereka berdua.

"Tadi dia berangkat pagi-pagi katanya ada urusan mendadak, dan dia bilang akan terlambat kekantor" Joss hanya mengangguk dan melanjutkan sarapan mereka lagi.


Joss dan New sudah pergi kini tinggal Mild yang tidak memiliki kegiatan apapun dan toko kue yang ia dirikan sudah ada yang mengurusnya dia hanya sesekali ke toko kue itu, selanjutnya dia hanya memantau dari rumah saja. Tiba-tiba ponselnya berdering, dia mengambil ponselnya senyuman di bibirnya mengembang.

"Halo, Nam-nam sayang" sapa Mild pada orang di seberang telpon sana.

"Halo, Mild. Bisakah hari ini kita bertemu?" Tanya Namtarn pada sahabatnya itu.

"Tentu saja, mau bertemu di mana?" Tanya Mild dengan senyuman.

"Di tempat biasa" sambungan telpon berakhir dan kedua wanita berumur 45 tahun itu masih terlihat sangat muda meskipun sudah berkepala 4 sedang bersiap-siap untuk bertemu.

The Berkeley Dining Room adalah restoran paling terkenal dan mewah di Bangkok Thailand. Mild dan Namtarn sering datang kesini waktu masih kuliah dulu hingga sudah memiliki anak-anak.

"Mild, maafkan perilaku anak ku kepada anak mu" ucap Namtarn sambil memegang tangan sahabatnya itu.

"Tidak apa-apa Nam-nam, nanti juga Tay luluh dengan Newwie kami" balas Mild dengan senyuman.

"Aku merasa bersalah dengan sikap menyebalkan putra ku itu" gerutu kesal Namtarn ketika sikap dinginnya sang putra.

"Iihh... Sudah sudah kita ke sini ingin menikmati makan siang dan reunian kan" kedua ibu-ibu itu menikmati pertemuan itu dengan cerita apapun yang bisa di ceritakan satu sama lain.

New masih dengan semangat dan senyuman di wajah cantiknya itu. Setiap pasien dan dokter serta perawat melihatnya terpesona.

"Pagi semuanya" sapa New dengan senangnya.

"Pagi juga Newwie" balas beberapa dari mereka.

"Semoga kalian semua di beri kesembuhan ya, semangat" ucap New dengan semangat, orang-orang yang berada di ruangan rawat itu tersenyum dan mengangguk serta mengucapkan terimakasih. "Oh ya, hari ini Newwie tidak bisa lama-lama bertemu dengan kalian, karena hari ini aku harus bertemu dengan calon suami ku" ucap New di akhir kalimat wajahnya memerah karena malu, semua pasien di dalam ruang rawat itu menggodanya karena dia akan bertemu dengan Tay.

Setelah berpamitan dengan para pasien yang ia periksa tadi kini dia menuju ke ruang pamannya kakak dari ibunya itu.

Belum sampai ke arah ruangan pamannya dia melihat sang paman sedang berbicara dengan seseorang dan orang itu kelihatan sangat sedih. Setelah itu orang itu pergi New melangkah kembali untuk mendekati paman yang ingin masuk ke dalam ruangannya.

"Selamat pagi uncle" sapa New dengan semangat, Luke mendengar suara sang keponakan langsung menoleh dan tersenyum melihat keponakan yang sudah tersenyum sangat manis.

"Pagi baby Newwie" balas Luke sambil mengacak-acak rambut New.

"Uncle jangan berantaki rambut Newwie" kesal New. Luke hanya terkekeh melihat wajah cemberut dari keponakannya itu.

"Kamu buat uncle gemas Newwie sayang. Oh ya ada apa kamu ke ruangan uncle bukannya hari ini kamu harusnya masih memeriksa beberapa pasien lagi" New mengangguk dan menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.

"Uncle, tidak lupakan hari ini hari apa?" Tanya New dengan lirih, Luke menyerngit mendengar suara lirih New tapi masih ia dengar.

"Hari rabu, memang kenapa?" Tanya Luke balik.

"Ehm... I-itu Newwie ingin bertemu dengan Tee dan hari ini adalah awal pertemuan kami berdua" Luke tersenyum melihat wajah tersipu malu keponakannya itu.

"Jadi...." New menatap pamannya itu dengan mata berbinar. "Baiklah, uncle tidak bisa berkata tidak boleh dengan keponakan kesayangan uncle ini. Bersenang-senang lah oke" New tersenyum dan memeluk tubuh lebih tinggi dari dia. New tidak lupa memberikan paperbag yang ia bawa itu kepada pamannya itu dan dia langsung pergi menuju ke
perusahaan Tay.

.
.
.


Tay yang sedang sibuk membaca dan menandatangani dokumen tidak menyadari seseorang masuk ke dalam ruangannya.


"Apakah kamu sibuk? Dan untuk apa kamu mengundangku" Tay mengangkat kepalanya dan sedikit terkejut melihat orang itu tapi dia langsung tersenyum.

"Kamu sudah datang. Duduk dulu, sebentar lagi selesai" orang itu pun duduk di sofa ruangan Tay itu. Ketika sedang asyik dengan melihat-melihat ruangan perusahaan itu ia tidak menyadari Tay sudah duduk di single sofa dengan menatapnya datar. "Bagaimana dengan tawaran ku kemaren?" Orang itu langsung menoleh mendengar suara Tay yang begitu dekat dengannya.

"Ehmm... I-itu a-aku..." Belum menyelesaikan jawabannya tiba-tiba pintu ruangan Tay terbuka dan terlihatlah New dengan senyuman sangat manis tiba-tiba senyuman itu luntur ketika dia melihat Tay sedang bertemu dengan orang lain.

"M-maafkan a-aku Tee" ucap New sambil menunduk, Tay menatap New dengan datar.

"Ada keperluan apa kamu datang ke kantor ku?" Tanya Tay dingin.

"N-Newwie kesini membawakan makanan siang untuk Tee" ucap New masih dengan menunduk.

"Letakkan saja di meja itu dan pergi sekarang" ucap Tay dingin. Membuat New menunduk sangat lesu dan wajahnya terlihat sangat sedih sekali.

"Baiklah, selamat makan siang dan saya permisi dulu ya" pamit New sambil meninggalkan Tay dan orang itu. New tidak melihat terlalu jelas orang itu karena pria itu memakai masker dan topi sehingga New tidak mengetahui siapa orang itu.

Tay tetap diam sambil memandang punggung New dengan pandangan tidak dapat di artikan sedikit pun.

"Dia siapa Tay?" Tanya orang itu. Tay menoleh dan tersenyum pada orang itu.

"Dia tunangan ku" ucap Tay masih dengan senyuman membuat orang itu terkejut. Dia mengepalkan kedua tangannya, dia berjanji akan menyingkirkan orang itu dan mendapatkan kembali Tay untuk dirinya.

"Tay aku menerima tawaran mu untuk menjadi kekasih mu" Tay menatap orang itu terkejut tiba-tiba wajahnya kembali datar dan tersenyum sangat tipis.

"Bagus, selamat datang di neraka baru mu Lee Thanat Leokhunnasombat" batin Tay sambil tersenyum dengan sangat tipis sambil menatap pria itu yang ternyata Lee masa lalu Tay Tawan Vihokratana.


💔💔💔

Tbc

By : Cierra_An

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang