Part 9

1.2K 111 12
                                    


💔💔💔

"Bagaimana bisa luka ini kamu dapat, Tee?" Tanya New sambil membersihkan darah di sekitar telapak tangan terluka itu.

"Gara-gara seseorang yang membuatnya terluka" New mendongak dan menatap mata Tay yang saat ini juga menatapnya penuh arti.

"Oh, kejam sekali orang itu bisa membuat mu terluka" ejek New.

"Iya, dia kejam sekali. Sudah membuat ku jatuh cinta dan terluka" New tidak menimpali ucapan Tay yang membuat hatinya sakit. Apa orang itu adalah orang di masa lalu Tay yang membuat dia terluka. Ingin rasa New menangis sekarang juga tapi dia tahan karena dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang yang ia cintai itu.

"Nah, sudah selesai. Tangan mu yang terluka itu harus terhindar dari air dulu kalau ingin mandi kamu bungkus dengan plastik agar tidak terkena air atau kamu angkat tinggi-tinggi" jelas New sambil membereskan peralatan yang mengobati luka Tay tadi.

"Memang kata Mommy kamu lebih cocok menjadi isteri ku" New menoleh dan menatap tajam ke arah Tay.

"Apa maksud mu?" Tanya New.

"Tentu saja, karena kalau aku terluka kamu ada buat ku untuk mengobati ku kan" New benar-benar sudah habis kesabaran tanpa babibu New memukul rahang Tay.

Bugh....

"DENGAR YA TAY TAWAN VIHOKRATANA YANG TERHORMAT, AKU BUKAN DOKTER PRIBADI MU. MESKIPUN AKU MENCINTAI MU BUKAN BERARTI AKU AKAN MENERIMA SEMUA PERLAKUAN BURUK MU INI" teriak New pada Tay yang saat ini memegang rahangnya.

"Pukulan mu sakit juga ya" ejek Tay membuat New geram.

"Kira kamu aku ini perempuan yang lemah begitu, aku juga seorang pria bisa melakukan seperti mu mengerti. Cepat pergi sana karena aku tidak suka melihat mu lebih lama lagi disini" ucap New dan membelakangi Tay.

Tiba-tiba Tay memeluk New dari belakang.

(Anggap aja gini ya posisi gini hehehe 🤧)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja gini ya posisi gini hehehe 🤧)

"Aku mohon tetap bertahan ya" New hanya diam mendengar ucapan Tay yang begitu membuatnya sedikit bingung. "Aku berharap kamu tetap bertahan dengan ku, dan mencintai ku" Tay menarik wajah New untuk menoleh kepadanya dan dia pun mencium bibir yang sudah membuatnya candu. Tay melumat bibir New penuh dengan perasaan yang tidak bisa New artikan, antara nafsu atau perasaan Tay sudah ada untuknya. Tay melepas ciuman itu dan meninggalkan New yang masih pada posisinya tadi.

"Apa yang ia lakukan pada ku" gumam New sambil memegang bibirnya yang habis di cium sama Tay. "Kenapa aku tidak bisa mendorong pria menyebalkan itu sih, malahan menikmati ciuman yang ia berikan. Dasar Newwie bodoh" seru New sambil meremat rambutnya karena dia kesal pada dirinya yang menerima perbuatan Tay tadi padanya. "Dasar raja setan" seru New kesal.

.
.
.

Kit hari ini merasa sangat lelah karena big boss nya menghukumnya atas kesalahan yang ia perbuat pada adik kesayangan big boss nya itu.

"Apa dia ingin membunuh ku" gumam Kit, kini kepalanya ia rebahkan di atas meja kerjanya. "Aduh, badan ku remuk semua gara-gara pria dingin itu" keluh Kit.

"Kit, kamu di panggil Mr. Prachaya lagi" ingin rasanya Kit menabrakkan diri dengan truk besar sekarang juga.

"Baiklah, terima kasih Love" ucap Kit sambil tersenyum dengan lebarnya. Kit bangkit dari kursi kerjanya dan melangkah ke arah ruangan big boss nya itu.

Ketika dia masuk big boss nya itu sedang sibuk dengan laptop dan berkas-berkas yang berserakan di atas meja kerjanya itu.

"Kenapa Mr. Prachaya memanggil saya?" Tanya Kit dengan sopan kepada big boss nya.

"Buatkan saya kopi" Kit melongo dengan perintah big boss nya itu.

"Apa!!" Seru Kit.

"Apa telinga kamu penuh dengan kotoran sehingga kamu tidak mendengar apa yang saya ucapkan" dan itu adalah kalimat terpanjang yang Kit dengar dari pria dingin itu.

"M-maaf Mr. Prachaya saya akan melaksanakan perintah anda" Kit ingin melangkah ke luar dari ruangan itu terhenti ketika mendengar ucapan sang big boss nya itu.

"Jangan terlalu manis"

"Baik Mr." Kit pun bergegas ke arah pantri kantor tersebut.  "Kalau tidak cinta ku beri dia racun mematikan, biar sekali minum kopi yang ku buat bisa membuat dia mati dengan cepat" gerutu Kit sambil membuat kopi untuk Singto.

Ketika dia sudah selesai membuatkan kopi untuk sang pujaan hatinya itu. Dia membawa nampan berisi segelas kopi milik Singto. Tapi sebelum dia masuk keruangan big boss nya itu dia mendengar dengan samar-samar dari karyawan-karyawan di perusahaan itu.

"Nona Jammie cantik sekali ya. Cocok banget dengan Mr. Prachaya yang tampan" Kit meremat nampan yang ia pegang. Kenapa hatinya begitu sakit mendengar nama perempuan itu lagi sih. Dia berharap perempuan itu tidak kembali lagi dari Jepang.

"Kamu benar, beruntung sekali ya Mr. Joss dab Mrs. Mild mendapat calon menantu yang cantik seperti Jammie yang seorang model" sakit rasanya mendengar semua pujian yang di lontarkan oleh karyawan-karyawan itu pada pasangan di dalam ruangan di depannya itu.

Dengan menguatkan hatinya Kit mencoba masuk ke dalam ruangan itu. Dan betapa terkejutnya dia melihat sang pujaan hati dan perempuan itu sedang berciuman dengan begitu mesranya.

"Maaf Mr. Prachaya.  Kopi yang anda inginkan saya taruh di meja kerja anda ya" ucap Kit dengan datar dan menahan tangisnya karena melihat pemandangan yang membuat hatinya hancur sehancurnya.

Singto dan Jammie melepas ciuman mereka dan Singto menjawab ucapan Kit dengan gumaman dan itu membuat Kit bertambah sakit. Jammie yang mengetahui perasaan Kit pada kekasihnya itu tersenyum sinis. Karena lawannya sudah kalah telak sebelum berjuang mendapatkan hati sang kekasih.

"Kalau begitu saya permisi, silahkan lanjutkan kembali kegiatan anda dan kekasih anda tadi" ucap Kit dengan suara semakin datar dan itu membuat hati Singto terasa sangat sakit mendengarnya.

Kit melangkah keluar ruangan itu dengan keadaan sangat lesu.

Kit tidak kembali ke kubikel kerjanya dia melangkah ke arah toilet dan menangis di salah satu bilik toilet itu. Dia tidak menyadari seseorang yang dia tangisi berdiri dan menatap bilik itu.

"Kenapa hiks harus dia yang ku cintai hiks. Newwie katamu dia juga akan mencintai ku tapi hiks nyatanya dia hanya mencintai wanita ular itu hiks" pria itu tersenyum mendengar ucapan Kit yang begitu menggemaskan kalau lagi cemburu dan kesal. "Andai aku bisa menemukan pria lebih tampan dan seksi sudah ku lupakan pria menyebalkan itu hiks hiks" pria itu mengepalkan tangannya mendengar ucapan Kit.

"Itu tidak akan bisa Kitty ku sayang" batin pria itu sambil melangkah keluar dari toilet itu dan menuju kearah ruangan kembali di sana dia melihat Jammie sedang sibuk dengan ponselnya. "Kitty bertahan sebentar lagi ya. Agar aku bisa menyingkirkan wanita ular ini dalam hidupku dan juga agar dia tidak mengganggu cinta kita berdua" batin pria itu yang ternyata Singto.


💔💔💔

Tbc

By : Cierra_An

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang