Part 55

1K 85 8
                                    


💔💔💔

Tay telah kembali dari Chiang Mai sendirian tanpa New dan Pleum, semua keluarga mengetahui rencana yang di buat oleh Tay agar Lee tidak bisa menyakiti isteri dan anaknya.

Tay membuka pintu rumah beberapa bulan yang ia tinggali bersama Lee, Non, dan Yuyui.

"Daddy!!" Seru Non ketika dia melihat sang ayah baru saja pulang dari perjalanan keluar kota karena pekerjaannya.

"Oh anak Daddy, apakah kamu merindukan Daddy?" Tanya Tay sambil menggendong Non.

"Tentu saja. Oh ya Papa sudah memasak makanan kesukaan Daddy"

"Oh ya. Ayo kalau Papa sudah memasak buat kita" Tay membawa Non ke arah dapur dan benar saja Lee sedang berkutat dengan peralatan dapur dan tidak menyadari keduanya yang datang ke dapur.

"Papa" panggil bocah 4 tahun itu pada Lee, dan Lee menoleh. Lee tersenyum melihat Tay yang juga membalas senyuman darinya itu, Tay menurunkan Non dan membisikkan sesuatu kepada putranya itu, bocah itu langsung pergi dari dapur tinggallah Tay dan Lee saja di dapur itu. Tay berjalan mendekat kepada Lee dan memeluk tubuh itu, tiba-tiba Tay mencium bibir Lee dan hal itu membuat Lee terkejut dengan tindakan yang di lakukan oleh Tay kepadanya.

"Aku merindukan mu" ucap Tay kepada Lee dan hal itu membuat pria itu menatap mata Tay untuk mencari kebohongan di mata itu tapi dia tidak menemukan kebohongan itu sama sekali.

"Aku juga" ucap Lee sambil memeluk tubuh Tay dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Tay.

Tanpa di sadari oleh Lee, Tay tersenyum simpul karena rencananya telah berhasil membuat Lee percaya dengan semua akting yang ia susun di Chiang Mai dan meminta kepada New untuk melakukan semua ini. Dan New mengizinkan tanpa ada bantahan dari isterinya itu karena New mengerti maksud dari suaminya itu, ini semua demi memusnahkan orang-orang jahat seperti Lee dan ibunya di muka bumi ini.

.
.
.

"Maaf anda siapa ya? Kenapa anda mencari CEO kami?" Tanya salah satu sekretaris Pompam kepada seorang pria tampan dan sekertarisnya yang cantik meskipun seorang pria.

"Tadi dia sudah mengatakan ada pekerjaan yang harus di sampaikan kepada CEO kalian itu, kenapa kamu terus bertanya dan dengan tatapan ingin memakan itu ya kepada kekasih saya" Gulf yang sudah geram dengan tatapan perempuan itu yang selalu menatap kekasihnya.

"Kana sayang" panggil Mew sambil merangkul pinggang milik kekasihnya itu.

"Tapi Tuan Pompam tidak berada di sini" ucap sekertaris itu lagi.

"Terus dia berada di mana?" Tanya Gulf, Mew yang menjawab hanya bisa mengelah nafas pasrah, karena Mew harus bersabar dengan sikap cemburu kekasihnya itu.

"Beliau berada di club miliknya yang tidak jauh dari perusahaannya ini" ucap wanita itu lagi.

"Nama Club itu apa?" Tanya Gulf yang tidak sabaran.

Wanita itu menyebutkan nama alamat club itu dan mereka berdua meluncur ke sana untuk bertemu dengan Pompam. Sebelum melangkah Gulf memberi peringatan kepada wanita itu karena sudah berada menatap kepada kekasihnya dengan lapar.

"Kalau punya mata itu bukan untuk menatap milik orang lain penuh nafsu ya, nanti ku colek dan ku makan tuh kedua bola mata mu itu mengerti" gertak Gulf membuat wanita itu menunduk takut mendengar gertakan Gulf, sedangkan Mew hanya tersenyum simpul akan kecemburuan kekasihnya itu mengenai tatapan wanita itu padanya. Mew tidak akan marah atau melarang sikap bar-bar Gulf kepada pria maupun wanita menatapnya lapar karena Mew merasa di cintai dan di miliki oleh Gulf begitu pula dia kepada Gulf.

.
.
.

Mew, Gulf dan Pompam berada di ruangan Pompam di club itu.

"Anda berdua ada keperluan apa dengan saya?" Tanya Pompam sambil mengisap cerutunya.

Gulf yang ingin menjawab langsung terhenti ketika Mew memegang tangannya dan menjawab pertanyaan Pompam.

"Saya ke sini ingin mengajak anda untuk bekerja sama yang akan memberikan anda keuntungan yang luar biasa kepada perusahaan dan club mu ini" ucap Mew membuat Gulf menatap kekasihnya itu, kenapa termasuk club juga bukannya cuman perusahaan saja.

"Kak Mew!" Seru Gulf untuk meminta penjelasan dari kekasihnya itu.

"Keuntungan apa saja yang saya dapatkan?" Tanya Pompam. Gulf benar-benar kesal dengan kekasihnya itu yang tidak memberitahu dia untuk hal ini.

"Selain dana yang perusahaan saya dan teman saya berikan anda juga akan mendapatkan seutuh seseorang yang selama ini anda inginkan sebagai milik anda seutuhnya" jelas Mew sambil merangkul bahu Gulf yang terlihat kesal dengan rencana yang ia ubah bersama Tay.

"Kalau saya menolak, apa yang akan kalian lakukan kepada perusahaan dan club saya ini" ucap Pompam sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.

Mew melempar map yang berisi tentang rahasia perusahaan dan club milik Pompam selama bertahun-tahun.

"Di dalam map itu adalah tentang rahasia perusahaan dan club yang anda miliki, kalau sampai semua berkas ini sampai di polisi dan media saya yakin anda akan hancur sehancur-hancurnya Tuan Pompam" ucap Mew dengan datar.

Pompam menegakkan tubuhnya dan meneguk ludahnya, karena dia takut semua rahasia dia selama ini terbongkar ke publik hancur semua usaha yang ia bangun selama ini. Dan apa yang ia inginkan tidak bisa ia dapatkan sama sekali dengan semua kekayaan yang ia dapat dengan cara licik selama ini ia lakukan kepada rekan bisnisnya.

"Baiklah, saya menyetujui untuk ikut kerjasama ini. Memang kerjasama apa yang anda inginkan kepada saya?" Tanya Pompam, karena Mew belum memberitahu dia kerjasama dalam bentuk apa.

"Sangat mudah yang harus anda lakukan Tuan Pompam" ucap Mew tersenyum licik.

"Apa itu?" Tanya Pompam lagi.

"Kerjasamanya adalah anda harus menuruti semua keinginan dari Tay Tawan Vihokratana untuk menghancurkan Lee Thanat Leokhunnasombat dan satu lagi jangan pernah mencari tahu lagi tentang Newwie Thitipoom Vihokratana dan Pleum Purim Vihokratana mulai dari sekarang, kalau pun pria itu meminta anda mencaritahu informasi tentang kedua orang yang Tay Tawan Vihokratana cintai anda bisa memberikan dia informasi palsu, kalau anda melanggar hidup anda dan bisnis yang selama ini anda bangun akan hancur dan anda masuk ke dalam penjara" ancam Mew dan dia langsung berdiri dengan Gulf dalam rangkulannya yang masih tetap diam.

Pompam hanya bisa mengangguk dan tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya mengenai syarat yang diinginkan oleh Mew.

Setelah kepergian Mew Gulf, Pompam menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa di ruangan itu.

"Ini semua gara-gara pria jalang itu. Tidak akan ku lepaskan dia, akan ku buat dia menderita" ucap Pompam sambil mengeratkan genggamannya kepada kedua tangannya.

💔💔💔

TBC

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang