Part 27

1.2K 95 27
                                    

💔💔💔

"Dad, Singto tidak menyetujui keputusan yang Daddy ambil" seru Singto usai mereka makan malam dan Joss mengatakan keputusan yang ia ambil saat dia mendengar cerita dari isterinya itu mengenai putra keduanya. New hanya bisa diam menunduk.

"Tidak ada yang bisa menghentikan keputusan itu Singto. Daddy akan tetap mengirim adik mu ke Jepang tinggal bersama dengan kakek dan nenek mu" ucap Joss yang sedang menikmati cemilan yang di siapkan oleh Mild.

"Dad, ada apa ini? Kenapa harus mengirim Newwie ke sana" tanya Singto. Karena dia tidak mengetahui maksud dari ayahnya yang ingin mengirim New ke Jepang di mana orang tua ayahnya berada.

"Kamu tidak perlu tahu kenapa Daddy mengirim adik mu ke sana" ucap Joss sambil menatap anak pertamanya itu dengan datar.

"Dad" seru Singto yang masih tidak terima.

"Newwie sayang kembali ke kamar dan bereskan semua keperluan mu untuk berangkat ke Jepang malam ini" Mild, New dan Singto menatap Joss dengan terkejut.

"Joss!! Bukannya seminggu lagi kamu ingin mengirim Newwie ke Jepang kenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran seperti ini" marah Mild atas keputusan suaminya itu dengan tiba-tiba.

"Lebih cepat lebih baik" ucap Joss dan meninggalkan ruangan makanan itu.

"Kenapa semua ini terjadi begitu saja Mom" keluh Singto.

"Newwie sayang lakukanlah perintah Daddy" ucap Mild dengan lesu.

"Mom, maaf" ucap New sambil meneteskan air matanya, Singto melihat itu merasa sedih. Karena ini adalah kali pertama New dan ibunya itu berpisah. Ketika New ingin kuliah kedokteran Mild yang mencari kampus paling mahal dan terbaik untuk putra keduanya itu di Thailand agar New tidak pergi keluar negeri seperti dirinya.

"Tidak apa-apa sayang" kedua ibu dan anak itu saling berpelukan. Singto melihat itu meneteskan air matanya juga.

"Aku harus mencari tahu kenapa Daddy ingin mengirim Newwie ke Jepang" batin Singto. Dia berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruangan makan itu.

Ketika dia membuka pintu rumahnya itu betapa terkejutnya melihat Tay terlihat berantakan dan dia juga mencium bau alkohol di mulut Tay.

"Apa yang kamu lakukan disini!" Seru Singto.

"Sing, izinkan aku bertemu dengan Hin hik" mohon Tay sambil cegukkan karena terlalu banyak meminum alkohol.

"Kenapa kamu seperti ini dan memohon tidak biasanya Newwie ti.." ucapan Singto terhenti ketika dia menyadari apa yang terjadi ketika sang ayah ingin mengirim adiknya ke Jepang.

"JADI SEMUA INI KARENA MU. DASAR BRENG***"

Bugh... Sekali pukulan dari Singto membuat Tay tumbang karena dia dalam pengaruh minuman keras.

Bugh... Bugh... Bugh... Bugh....

Singto memukul Tay membabi-buta hingga kini wajah itu penuh dengan luka pukulan dari Singto.

"DASAR PRIA SIALAN, LEBIH BAIK KAMU PERGI SAJA KE NERAKA"

Mild dan New yang ingin melangkah ke arah kamar milik New terhenti ketika mereka mendengar suara Singto berteriak di depan pintu rumah mereka itu.

"Kak/Singto" seruan ibu dan anak itu ketika melihat kemarahan seorang Singto tidak main-main kepada orang yang sudah membuatnya marah.

"Jangan mendekat" langkah Mild dan New terhenti mendengar suara langkah kaki dan teriakkan Joss.

"Dad, Tee bisa mati kalau kak Singto tidak di hentikan" ucap New sambil memegang tangan Joss dan dengan air mata yang mengalir ketika dia melihat Singto memukul Tay seperti orang kesetanan.

"Kamu masih mau menolong pria breng*** itu Newwie sayang?" Tanya Joss dengan datar. New merasakan bahwa ayahnya berbeda tidak seperti biasanya ketika Tay melakukan kesalahan dan membuat New menangis setiap kali di sakiti oleh Tay selama ini.

"Singto sayang sudah. Kamu bisa membunuh Tay" Mild yang tidak mendengarkan ucapan suaminya langsung menghampiri putra pertamanya itu. "Kalian kenapa melihat saja cepat pisahkan Tay dan Singto" semua bodyguard yang berdiam tadi langsung menuruti perintah dari Mild dan memisahkan Singto dari Tay yang sudah terlihat tidak berdaya. "Bawa Tay kerumah sakit sekarang" perintah Mild, salah satu bodyguard di rumahnya langsung membawa Tay.

"Kenapa Mommy menghentikan aku untuk menghajar pria sialan itu sam..." Plak...

Mild menampar Singto. "Kamu juga seperti dia juga saat itu, apakah Kit memukul mu sampai sekarat seperti itu!" Seru Mild. "Dan kamu Joss, aku tahu kamu kecewa dengan Tay tapi tidak begini caranya. Kirim lah Newwie sekarang juga ke Jepang" setelah mengatakan hal itu Mild meninggalkan ketiganya di depan pintu rumah itu.

.
.
.

Namtarn berlari di lorong rumah sakit itu ketika dia mendapat kabar dari sahabatnya bahwa putra pertamanya memukul putra semata wayangnya.

"Luke" panggil Namtarn ketika dia melihat Luke kakak Mild baru saja keluar dari ruang rawat Tay. "Bagaimana dengan keadaan anak bodoh itu?" Tanya Namtarn.

"Pukulan Singto memang kuat membuat wajah tampan anak mu itu menjadi jelek" Namtarn terkekeh mendengar ucapan Luke, Namtarn tahu Luke mengatakan hal lucu itu agar dia tidak merasa tegang dan sedih apa yang akan di katakan oleh Luke tersebut. "Nam, aku tahu kamu dan Mild sudah sahabat sejak kalian masih kecil hingga sekarang hingga ide gila itu tercetus dari bibir adik ku, dan aku sebagai uncle kedua keponakan ku meminta maaf" ucap Luke sambil menyentuh bahu Namtarn yang sudah bergetar karena dia menangis.

"Seharusnya aku hiks yang meminta maaf kepada keluarga mu hiks Luke" ucap Namtarn sesegukkan.

Luke menggeleng dan memeluk tubuh Namtarn yang sudah ia anggap sebagai adiknya juga.

"Keadaan Tay saat ini tidak baik-baik saja dan pukulan Singto terlalu keras hingga membuatnya koma untuk sementara waktu"  Namtarn menangis dengan sangat keras mendengar ucapan dari Luke.

"Apa ini karma untuk Tay karena dia terlalu pendendam dengan pria jalang itu" ucap Namtarn dengan lirih.

"Nam, jangan pernah berpikir seperti itu oke. Kamu harus terus berada di dekat putra mu itu agar dia segera bangun" Namtarn mengangguk dan Luke berpamitan untuk memeriksa pasien yang lainnya.

Setelah itu Namtarn masuk ke dalam ruang rawat Tay di sana dia melihat sang putra sedang terbaring dengan keadaan koma.

"Apa yang kamu lakukan inilah yang kamu dapatkan Tay. Sudah Mommy bilang lupakan dendam itu dan lepaskan pria jalang itu" ucap Namtarn sambil melihat Tay yang sedang koma. "Lihatkan. Semuanya sudah berakhir Tay" Namtarn menutup wajahnya ketika dia mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Nam, perjodohan antara putra mu dan putra ku usai sampai di sini. Maaf kalau aku melanggar perjanjian kita yang dulu aku ucapkan, tapi semua ini demi kebahagiaan putra ku" itu adalah ucapan dari Mild dengan Namtarn setelah itu sambungan telpon itu terputus begitu saja.

"Mommy harus bagaimana Tay, harapan hanya akan menjadi harapan saja karena Newwie akan di kirim oleh Daddy pergi" Namtarn merasakan gerakan dari tangan Tay membuatnya memencet tombol merah di atas tempat tidur Tay.

Luke datang dan memeriksa Tay. Mata pria tan itu terbuka dan bibirnya memanggil nama New.

"Hin" gumamnya dengan kesadaran yang lumayan lemah. Namtarn mendengar itu meneteskan air matanya, melihat keadaan anaknya itu dan Luke mengatakan bahwa waktu penyembuhan Tay sangat lambat karena pas Singto memukulnya waktu itu Tay dalam pengaruh minuman keras sehingga tubuhnya hanya menerima pukulan itu tanpa menangkis sedikit pun.

Mungkin penyesalan itu akan datang pada akhir dari perbuatan kita sendiri. Tidak mungkin kan penyesalan itu datang di awal perbuatan yang kita buat. Jadi, sebelum ingin melakukan itu kita harus memikirkannya terlebih dahulu apakah semua tindakan yang kita pilih itu akan membuat kita menyesal atau tidak di kemudian hari.

Tapi penyesalan itu sudah kamu dapatkan, jadi nikmatilah penyesalan itu hingga sampai akhir.

💔💔💔

TBC

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang