Part 24

1.4K 91 10
                                    


💔💔💔

Sudah seminggu berlalu Tay dan New sering melakukan hal itu di ruangan kerja New di rumah sakit ketika Tay berkunjung.

Dan hari ini New ingin kasih kejutan dengan tunangannya itu untuk datang ke perusahaan milik tunangannya itu.

"Pasti dia menyukai makanan yang aku buatkan ini" ucap New sambil tersenyum bahagia.

"Untuk siapa itu my sweet" New terkejut mendengar suara seseorang yang begitu dekat padanya.

"Oh ya ampun, Kak Mew. Apa yang kakak lakukan sih kak!!" Seru New kesal dengan Mew yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya.

"Hahaha... Kamu lucu sekali sih kalau kaget my sweet. Kakak tadi bertanya itu untuk siapa?" Tanya Mew lagi.

"Oh ini, ini untuk Tee kak. Terus kakak datang ke rumah sakit ini ada apa? Tidak bekerja apa?" Tanya New sambil membuka pintu ruangan dan masuk di ikuti oleh Mew.

"Aku datang kesini untuk bertemu dengan calon isteri ku dan kakak hari ini free untuk dua hari ke depan. Bekal itu untuk kakak mana?" Tanya Mew sambil menadakan tangannya.

"Tidak ada" jawab New dengan senyuman sinis.

"Ah, kamu pilih kasih dan jahat pada ku my sweet" keluh Mew mendramatisir membuat New terkekeh.

"Kan kakak sering datang kerumah juga, kakak juga sering mencicipi makanan masakkan Newwie" ucap New sambil melihat-lihat daftar pasien yang akan ia periksa dan pegang hari ini.

"Kamu benar itu my sweet, tapi kalau kita menikah aku akan selalu menikmati masakan dari tangan cantik mu itu" goda Mew sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah New, tapi pria cantik dia hanya memutar kedua bola matanya.

"Dalam mimpi kak Mew saja" ucap New dan sibuk lagi dengan kerjanya nanti yang tertunda.

"My sweet, kenapa kamu tidak menyerah saja dengan pria sialan itu" kesal Mew, ketika dia mengingat cerita dari Singto sahabatnya itu mengenai perlakuan tidak baik yang di dapat oleh sang pujaan hati.

"Kak Mew, Tee bukan pria yang seperti kakak kira. Dia menjadi seperti itu karena masa lalunya kak" ucap New dengan lembut, Mew hanya mengalihkan tatapannya ke arah lain. New hanya bisa tersenyum kecut melihat cinta pertamanya itu menjadi seperti itu.

Andaikan Mew tidak pergi mungkin saat ini New masih memiliki rasa itu tapi nyatanya pria itu mengikuti keinginan kedua orang tuanya untuk pergi. New melihat wajah Mew yang menahan amarah tapi New hanya bisa mengelah nafas pasrah.

"My sweet aku pergi dulu ya" pamit Mew dan New hanya mengangguk saja.

.
.
.

"Tay, hari ini kita tidak bisa makan siang bersama. Karena Mommy baru saja pulang dari rumah sakit jadi aku harus mengurusnya dengan ekstra" Tay hanya tersenyum dan mengangguk.

"Iya tidak apa-apa Lee" ucap Tay sedikit lembut.

"Maafkan aku ya Tay" ucap Lee dengan lesu.

"Tidak apa-apa Lee" Lee mengecup pipi Tay dan setelah itu dia meninggalkan perusahaan Tay.

New yang baru sampai tersenyum melihat bekal yang ia buat untuk sang tunangan.

"Pasti Tee belum makan siang" ujar New.

Ketika dia ingin masuk tiba-tiba dia mendengar suara memanggilnya.

"Newwie sayang" seru Off ketika dia melihat sahabat kekasihnya datang ke perusahaan milik Tay.

"Kak Off"

"Wah, ada angin apa kamu datang ke sini?" Tanya Off sambil mencubit pipi New.

"Apa Newwie tidak boleh datang ke kantor perusahaan tunangan Newwie sendiri" seru New sedikit kesal.

"Tentu saja boleh Newwie sayang" ucap Off. "Semoga saja pria jalang itu sudah pergi" batin Off. Dia tidak ingin ada kejadian yang lalu terulang lagi dan itu membuat New menangis karena sakit hati.

"Newwie masuk dulu ya" Off tersenyum dan mengangguk. New melanjutkan langkahnya untuk menemui tunangannya itu.

"Semoga ini awal kebahagiaan untuk kalian berdua" harapan Off.

.
.
.

Tay yang sedang sibuk dengan berkas-berkas di atas mejanya itu menoleh ke arah pintu masuk ruangannya itu dan hampir saja dia menyebut nama Lee.

"Hin, kamu datang? Kenapa tidak mengabari ku!" Seru Tay dan beranjak dari duduknya. "Untung Lee sudah pergi sebelum Hin datang" batin Tay.

"Kenapa dengan wajah terkejut mu itu?" Tanya New ketika dia melihat wajah pucat pasi Tay.

"Oh itu aku sangat lapar" ucap Tay seenaknya ketika dia melihat di tangan New ada bekal.

"Makanya jangan sibuk dengan selingkuhan mu itu" deg... Jantung Tay berdetak sangat kencang mendengar ucapan dari New. "Maksud aku berkas-berkas di atas meja kerja mu itu Tee. Atau jangan-jangan kamu masih berhubungan dengan pria masa lalu mu itu ya" New menyipitkan matanya ketika dia membahas Lee.

"Tentu saja tidaklah Hin. Aku sudah berjanji padamu" ucap Tay sambil memeluk pinggang New.

"Tee, kamu sudah berjanji padaku untuk memutuskan pria itu bukan hanya menyentuhnya oke. Sampai aku menemukan hal itu jangan berharap aku memberi mu kesempatan kesekian kalinya" ucap New sambil meletakkan tangannya di leher Tay.

"Iya Hin" ucap Tay sambil menyentuhkan kedua hidung mereka berdua. "Maafkan aku Hin, aku tidak bisa memutuskan dia begitu saja sebelum rencana yang aku rencanakan hancur begitu saja" batin Tay sambil menatap mata New.

Tay mendekatkan wajahnya dan bibir keduanya menyentuh. Hingga Tay bergerak melumat bibir kesukaannya itu, Tay terus melumat penuh dengan nafsu dan cinta. Bukan bibir New saja yang Tay sentuh kini dia sudah mengecup leher New.

"Teeee... J-jangan l-lakukan d-disini" seru New dengan gagap.

"Terus aku harus menyentuh mu di mana baby Hin" goda Tay sambil menatap wajah New yang sudah memerah.

"Ehmmm i-itu" ucapan Tay terhenti ketika pintu masuk ruang kerja Tay terbuka dan terlihat siapa pelaku pembukaan pintu itu.

"Apa yang kalian berdua lakukan!!" Seru Gun berdecak pinggang.

New melepaskan pelukannya di tubuh Tay dan langsung membalikkan tubuhnya tapi tangan Tay tidak lepas di pinggang New.

"Gun, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya New.

"Aku yang harusnya bertanya dengan mu Newwie sayang" ucap Gun sambil melangkah menuju ke arah sofa di ruangan kerja Tay. "Dan tolong pak tua untuk melepaskan tangan anda di pinggang Newwie ku itu" Tay mendengus mendengar panggilan yang sering di keluarkan oleh adik sepupunya itu kalau keinginannya tidak di turuti.

"Apa yang di lakukan pria jelek itu pada mu?" Tanya Tay sambil menuntut New untuk duduk di sofa di mana Gun berada.

"Papii menolak terus untuk bertemu dengan Mommy dan Daddy" keluh Gun dan langsung memeluk tubuh New. Tay tidak bisa berteriak marah dengan perlakuan Gun pada New.

"Mungkin saja kak Off sedang menyiapkan hal yang spesial dan romantis Gun" ucap New sambil mengelus kepala sahabatnya itu.

"Tapi kapan Newwie, kami sudah menjalin hubungan ini bukan sehari dua hari saja tapi selama bertahun-tahun lamanya. Setiap kali aku menanyakan kapan dia mau bertemu dengan orang tua ku dia pasti beralasan dengan ini dan itu. Hal itu membuat ku kesal" ucap Gun dengan mengeratkan pelukannya kepada tubuh New.

"Kalau dia bukan sepupu ku sudah ku putuskan tangannya itu" kesal Tay di dalam hatinya.

Gun terus berkeluh kesah pada New sampai selesai makan siang. Ketika Off masuk ke ruangan Tay untuk meminta tanda tangan beberapa dokumen tidak di hiraukan oleh Gun. Hingga waktu pulang pun New satu mobil dengan Gun kata pria pendek itu ingin menginap di rumah New dan New tidak bisa mengatakan tidak karena sahabatnya selalu ada untuknya saat dia mendapat masalah tentang hubungannya dan Tay.

💔💔💔

Tbc

Cierra_An

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang