Part 41

970 80 5
                                    


💔💔💔

Tay mulai bekerja di salah satu perusahaan di bangkok. Jabatannya juga kini telah naik daripada di tempatnya dulu berada.

"Wah, selamat ya Ter. Kamu baru saja bekerja di sini karena rekomendasi dan baru saja bergabung di sini kamu sudah menjadi atasan kami di sini semua" ucap salah satu temannya.

"Ah, itu bukan apa-apa koq. Kalau bukan berkat kalian juga aku tidak akan pernah bisa mendapatkan semua ini. Mohon bantuannya semuanya" semua teman-teman yang satu divisi dengan Tay bertepuk tangan dan memberi selamat kepada Tay atas pencapaiannya.

"Oh ya, CEO baru kita akan datang hari ini dengan sekretaris barunya juga" seru salah satu dari mereka.

"Benarkah, wah aku ingin melihat pria tampan itu deh" semua karyawan wanita mengangguk bahagia dan tersenyum dengan berita beredar bahwa CEO mereka masih muda dan tampan.

"Mereka kalau urusan penampilan dan wajah nomor satu" bisik salah satu karyawan pria kepada Tay. Tay hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena kenaikan pangkatnya. Dia tidak sabar untuk pulang dan memberitahu kepada Lee serta ibunya bahwa dia di angkat menjadi kepala divisi Pemasaran dan Pengelolaan barang ekspor dan impor.

"Kakak akan terus mendiami ku begitu!" Seru Gulf kepada Mew yang masih tetap diam. "Huh, bagaimana bisa kak Newwie menerima kakak yang suka merajuk ini" Mew sama sekali tidak menanggapi pria cantik itu yang sudah terlihat kesal dengan sikap acuh tak acuh Mew terhadapnya. "Terus saja diami ku sampai mati sana" seru Gulf dia berhenti mengikuti Mew melangkah memasuki gedung perusahaan milik keluarga Mew. "Aku tidak akan membantu mu lagi untuk mendapatkan kak Newwie" seru Gulf lagi beberapa karyawan yang berada di lobby perusahaan itu menatap Gulf yang berteriak dengan wajah memerah marah.

Sedangkan Mew tidak memperdulikan hal itu. Gulf sudah kesal setengah hati dengan Mew menyusul pria tampan itu yang baru saja masuk ke dalam lift khusus petinggi. Mew menatap Gulf yang ngos-ngosan karena berlari dan tidak menatapnya.

"Bagaimana bisa aku menyukai pria menyebalkan ini" batin Mew masih menatap Gulf yang sedang mengatur napasnya.

"Jangan terlalu lama memandangi ku Tuan muda Jongcheveevat" Mew yang langsung mengalihkan tatapannya ke arah ponsel yang baru saja ia pegang dan hal itu membuat Gulf terkekeh. "Akan ku buat kamu menyukai ku pria tua jelek" batin Gulf dengan senyuman liciknya

.
.
.

Saat ini New berada di rumah Namtarn karena ibu mertuanya itu ingin dia dan Pleum menginap di rumah milik keluarga Vihokratana. New dan Pleum tidur di kamar Tay dulu, New tersenyum melihat fotonya masih terpanjang tapi bukan fotonya saja yang terpajang di kamar itu, foto pernikahan mereka juga terpajang di atas tempat tidur kamar Tay.

"Kamu benar-benar sangat mencintai ku ya, Tee" gumam New sambil menatap foto pernikahan mereka yang begitu besar. "Tee, cepat kembali ya. Aku merindukan mu" ucap New dan tiba-tiba air matanya tidak bisa di bendung begitu saja. New merasa tidak sanggup lagi menahan rasa rindu itu untuk Tay suaminya, dia ingin bertemu dengan pria tan itu.

"Mommy kenapa menangis?" New buru-buru menghapus air matanya ketika dia mendengar suara Pleum.

Bukan Pleum saja tapi Namtarn juga berada di dalam kamar itu.

"Phem sayang, bisa bantu nenek tidak?" Tanya Namtarn pada cucunya itu.

"Iya nek, apa itu?" Tanya Pleum dengan mata mengerjap lucu membuat Namtarn gemes dan mencium pipi tembem itu.

"Bantu nenek untuk mengganggu kakek di perpustakaan miliknya ya"

"Nenek, kita tidak boleh mengganggu olang lagi belajal" Namtarn dan New tersenyum mendengar jawaban dari Pleum yang begitu pintarnya.

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang