Part 37

1K 81 17
                                    


💔💔💔

Semuanya mencari keseluruh tempat di mana Tay mengalami kecelakaan itu dan New tidak mengetahui bahwa suaminya mengalami kecelakaan.

New tetap seperti biasa yang selalu tertawa dan tersenyum karena sifat konyol yang di buat oleh Gulf agar New tidak menanyakan bagaimana keadaan Thailand terus menerus.

Namtarn selalu menangis dan Mild sebagai sahabat selalu menyenangkan sahabatnya itu yang lagi mengalami kesedihan.

"Hiks Mild kenapa semua ini terjadi pada keluarga ku" ucap Namtarn pada Mild yang sedang memeluknya.

"Kamu harus sabar Nam, percaya saja Tay akan baik-baik saja dan selamat ya" ucap Mild untuk menenangkan sahabatnya itu.

"Uncle sudah menanyakan kepada pria itu?" Tanya Singto pada First yang duduk di single sofa rumah Vihokratana itu.

"Sudah, pria itu hanya menunduk saat aky menanyakan kemana Tay berada" ucap First sambil memijit pangkal hidungnya.

"Kamu tenang saja First, semua orang ku sudah aku kerahkan untuk mencari Tay" ucap Joss sambil menepuk punggung besannya itu.

"Terima kasih Joss" ucap First.

"Sama-sama, kita sudah menjadi keluarga First dan itu cuman sesuatu yang biasa di lakukan oleh keluarga oke" First mengangguk.

.
.
.

Pencarian itu terus berlanjut hingga berbulan-bulan dan hari kelahiran cucu dua keluarga itu semakin dekat. New berharap Tay ada di sampingnya saat dia melahirkan.

"Mom, apa itu lebih penting daripada kelahiran anaknya sih" gerutu New dengan Tay karena dia lebih memilih pekerjaannya daripada kelahiran anaknya sendiri. Mild hanya diam mendengar gerutuan itu, bagaimana bisa Tay kesini dia saja belum di temukan keberadaannya.

Hidupkah? Matikah? Mereka tahu keadaan pria tan itu. Semuanya ingin menyerah tapi mereka mengingat ada seseorang yang tidak tahu semua musibah ini telah menimpah sang suami selama 4 bulan ini.

"Aunty Gupi datang!" Seru Gulf yang baru datang dan dia tidak sendirian ada Sara sahabat Gulf.

"Kamu datang Gupi sayang" Mild tidak menjawab ucapan dari putra keduanya itu, dia langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Gulf sambil memeluknya. "Gupi sayang bantu aunty agar kakak mu tidak marah dengan Tay dan beranggapan bahwa calon ayah itu lebih memilih pekerjaannya daripada mereka berdua" bisik Mild yang menahan tangis, Gulf mengerti keadaan semuanya yang kehilangan Tay dan hanya cuman New yang tidak mengetahui itu.

Gulf mengangguk, sebelum melangkah menuju New Gulf mencium pipi tantenya itu.

"Kak Newwie yang cantik dan sebentar lagi mau menjadi salah satu orang tua. Kamu harus berpikir yang positif ya, kan sudah Gupi bilang perusahaan milik kakak jelek itu sedang mengalami kesulitan, kakak tahu tidak ketika dia tahu kabar kakak ingin melahirkan dia ingin meninggalkan pekerjaannya tapi itu tidak bisa kakak ku sayang" jelas Gulf dengan senyuman yang di paksakan, New hanya bisa mengelah nafas dan mengangguk.

"Baiklah, semoga saja pekerjaannya cepat selesai dan dia bisa menjemput kami untuk kembali ke Thailand" ucap New dengan senyuman cerahnya sambil mengelus perut besarnya itu yang sebentar lagi akan kempes karena baby di dalam perutnya akan lahir.

Mild yang tidak tahan melihat senyum bahagia dari putra keduanya itu keluar dari ruangan itu dan duduk di kursi tunggu di depan ruangan itu.

"Hiks hiks hiks" suara tangis seorang ibu untuk anaknya yang saat ini berjuang untuk melahirkan tanpa ada suami di sampingnya. Kenapa semuanya menjadi seperti ini, dia beranggapan bahwa semua ini telah usai dan kedua manusia yang saling mencintai itu bisa bersatu serta bahagia bersama tapi nyatanya tidak.

"Tay, kamu di mana nak? Newwie dan calon anak mu membutuhkan mu berada di samping mereka. Tay, Mommy mu saat ini sedang sakit juga" ucap Mild dan menangis lagi ketika dia mengingat sahabatnya itu sedang terbaring lemah di rumah sakit milik keluarganya. "Semoga kamu masih hidup dan kembali kepada kita ya" ucap Mild sambil menghapus air matanya ketika suara pintu ruangan itu terbuka.

Gulf dan Sara keluar dari ruangan itu dengan wajah yang terlihat sangat pucat.

"Ada apa Gupi, Sara?" Tanya Mild.

"I-itu a-aunty..." Ucapan Gulf tidak selesai karena itu sangat lama menurut Sara.

"Kak Newwie mau melahirkan"  Mild terkejut dan langsung menyuruh Gulf untuk memanggil dokter yang menangani New.

"Cepat dokter Alice!" Teriak Gulf sambil menarik perempuan cantik itu ke arah ruang rawat New di ikuti beberapa suster.

"Iya Gupi" balas Alice yang mengikuti Gulf yang menariknya begitu kuat sehingga dia tertatih karena sepatu yang ia pakai lumayan tinggi.

Mereka pun telah sampai dan ketika masuk ke dalam ruangan itu, mereka melihat New menjerit karena sakit.

"Akh... Mommmmm aku tidak mau hamil lagi" teriak New membuat semua orang itu melongo dan terkekeh mendengar ucapan pria cantik itu.

"Untung aku tidak memiliki keajaiban itu" ucap Gulf sampai mengelus dadanya.

"Aku bersumpah kamu juga memiliki rahim di dalam perut mu Gupi" teriak New lagi.

Alice menyuruh para suster untuk membantu dia membawa New ke ruang operasi diikuti oleh Gulf, Mild dan Sara.

.
.
.

Seorang wanita sedang memasak untuk sarapan buat untuknya dan kedua orang yang masih tertidur.

"Kebiasaan sekali dia bangun siang" gerutu wanita itu dengan menyiapkan masakan yang ia masak di atas meja makan di dapur itu.

"Selamat pagi Mommy" sapa seorang pria sambil memeluk tubuh wanita itu dari belakang.

"Pagi Lee sayang" balas Yuyui sambil menyentuh wajah anaknya itu, Lee mencium pipi tua itu dan membantu Yuyui untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.

Seseorang pria baru saja bangun dan menuju ke arah ruang makan.

"Pagi Mom dan my baby" sapa pria itu sambil mencium bibir Lee dan mencium pipi Yuyui.

"Kenapa sudah bangun, Ter" tanya Lee sambil memeluk tubuh pria bernama Ter itu.

"Hari ini aku ada kerjaan pagi baby" ucap pria itu sambil mengelus kepala Lee yang masih memeluk dia.

"Huh... Kenapa boss mu itu tidak memberikan mu istirahat sehari saja" gerutu Lee sedikit kesal.

"Kalau aku tidak kerja dan di beri waktu istirahat terus menerus bagaimana bisa kita makan baby" ucap pria itu sambil mencium pucuk kepala Lee. Yuyui hanya bisa menggeleng dengan sikap manja anaknya itu kepada pria itu.

"Benar kata Ter, Lee kamu harus mengikuti semangat yang di miliki suami mu itu" ucap Yuyui.

"Huh, Mommy selalu saja membuat ku terpojok kalau masalah semangat dalam bekerja" Rajuk Lee pada keduanya.

Pria bernama Ter itu mengusap dan tersenyum melihat rengekkan Lee pada ibunya itu.

Tiba-tiba perasaannya tidak enak dan terdengar namanya di panggil seseorang.

"Tay Tawan Vihokratana" itu yang ia dengar dan jantungnya berdetak tidak seperti biasanya.

"Siapa?" Tanya pada dirinya sendiri.

💔💔💔

TBC

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang