Part 22

1.3K 101 14
                                    

💔💔💔

Gun dan Kit saling tatap dengan pikiran masing-masing di antara keduanya. Apa yang mereka bicarakan sejak beberapa menit yang lalu.

"Apa kamu sudah gila Gun!!" Seru Kit pada sahabatnya itu.

"Itu ide bagus untuk bisa membuat kak Tay dan New bersatu" Kit tidak habis pikir dengan ide gila sahabatnya itu.

"Kalau hal itu kita lakukan bisa-bisa aku mati di tangan singa ku" ucap Kit terdengar sedikit dramatis.

"Itu derita mu. Pokoknya aku tidak ingin pria jalang itu menjadi ipar ku" gerutu Gun ketika dia mendengar ucapan pria jalang itu kepadanya.

"Akupun tidak mau kalau Newwie menikah dengan pria tinggi itu" kedua sahabat New sedang memikirkan penghalang bagi TayNew untuk  bisa bersatu.

"Kita harus melaksanakan rencana ini dengan baik-baik tanpa di curigai oleh siapapun oke" Kit mengangguk dan mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka tentang rencana mereka berdua.

New baru saja selesai memeriksa beberapa pasien yang ia pegang selama magang di rumah sakit keluarga ibunya itu.

"Ah, lelah sekali. Sedang sibuk apa ya Tee?" Tanya New pada dirinya sendiri, dia memang masih kecewa dan marah dengan Tay karena dia melakukan itu dengan pria masa lalunya itu. "Aku penasaran dengan pria di masa lalu Tee, secantik aku kah atau segemoy diri ku yang ini" gumam New sambil meneliti dirinya dari atas ke bawah.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" New terkejut mendengar suara seseorang.

"Kak Mew!! Sejak kapan di sana?" Tanya New terkejut.

"Sejak my sweet polar bear melihat penampilannya dari atas ke bawah. Apa yang perlu kamu periksa kalau kamu terlihat sangat sempurna" puji Mew membuat New tersipu malu.

"Terima kasih atas pujiannya kak, andai saja Tee juga memuji ku bahagia sekali hati aku" ucap New sambil tersenyum kecut ketika dia mengingat bagaimana Tay bersikap padanya. Dia akan terlihat dingin dan datar, tidak pernah sedikit pun dia memuji penampilan dia sedikit pun.

Mew melangkah mendekati New dan entah siapa yang duluan menempelkan kedua belah bibir itu, New sedikit terkejut apa yang terjadi. Tiba-tiba pintu ruangannya itu terbuka dengan keras membuat ciuman itu terlepas di ambang pintu itu ada Tay yang menggeram marah melihat tunangannya di cium oleh pria lain.

Tay melangkah dengan cepat dia melewati Mew dan menarik New keluar dari ruangan New. Sebelum dia pergi Tay berhenti sejenak dan memandang Mew dengan marah.

"Jangan pernah menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milik mu. Sekali lagi aku melihatnya pada hari itulah akhir dari hidup mu Mew Suppasit Jongcheveevat" setelah itu Tay New pergi meninggalkan Mew yang mengepalkan kedua tangannya.

"Aku tidak akan menyerah untuk merebut kembali yang seharusnya menjadi milik ku sejak dulu" ucap Mew dengan melangkah keluar ruangan New.

.
.
.

Di dalam mobil itu begitu hening tidak ada yang memulai pembicaraan setelah masuk ke dalam mobil tersebut. New yang kesal dengan keadaan begitu sunyi menghadapkan dirinya ke arah Tay yang diam sambil mengeratkan pegangannya di kemudi mobilnya itu.

"Tee, sampai kapan keterdiaman ini akan terjadi?" Tanya New dengan pelan.

"Hin" New mengerjapkan matanya mendengar nama asing yang di sebutkan oleh Tay.

"Hin? Siapa itu? Nama kekasih mu itu" ucap New sambil tersenyum mengejek, Tay mendengar kata kekasih dari New langsung menatap kearah mata New yang memerah menahan air mata yang sebentar lagi jatuh.

"Maafkan aku Hin, aku selalu membuat mu menangis dan sakit hati" ucap Tay yang ingin menyentuh tangan New tapi pria cantik itu menarik tangannya menjauh dari jangkauan Tay.

"Aku tidak tahu hiks kamu itu seperti apa Tee hiks, kadang kamu baik pada ku hiks dan kadang juga membuat ku sakit akan sikap mu hiks itu" ucap New sambil menangis di depan Tay untuk pertama kalinya. Tay yang tidak menyukai miliknya menangis langsung menarik New dan memeluk tubuh berisi itu.

"8 tahun yang lalu aku bertemu dengan seorang malaikat yang begitu cantik turun dari langit. Saat aku melihat senyuman, tawanya, dan kebaikan hatinya menyentuh hati ku yang sekeras es batu karena masa lalu yang begitu menyakitkan karena orang itu tapi karena malaikat aku mulai mengikis es batu itu untuk mencair menjadi air kembali. Bukan kamu saja yang memiliki perasaan seperti itu tapi bagaimana jika aku juga mencintaimu?" New menatap mata Tay dan di sana dia tidak melihat ada kebohongan sedikit pun.

"Apakah benar kamu juga mencintaiku?" Tanya New sambil menatap Tay dengan mata indahnya itu.

Tay tersenyum melihat wajah cantik itu dan mengecup bibir seksi milik New.

"Tentu saja, ingin rasanya aku menyingkirkan semua orang yang menghalangi hubungan kita" New tersipu atas perlakuan Tay yang begitu manis itu.

"Tapi, bagaimana dengan pria itu Tee?" Tanya New.

"Maukah kamu menunggu ku sebentar lagi setelah aku menghapus rasa dendam ini my Hin?" New menatap Tay dengan serius dan dia mengangguk.

"Tapi ada satu syarat untuk mu"

"Apa itu Hin?"

"Tidak ada ciuman, bercinta dengan pria itu sampai aku mengetahui itu jangan harap ada kesempatan yang lainnya Tee" Tay mengangguk dengan cepat bagaimana bisa dia menolak keinginan tunangan itu.

"Baiklah aku akan melakukan syarat itu my Hin, boleh kah aku mencium mu?" Tanya Tay, New yang malu mengangguk.

Tay menarik tubuh New untuk duduk ke atas pangkuannya. Mereka berdua berciuman di dalam mobil itu dengan penuh nafsu. Tay melumat bibir seksi milik New dengan tidak sabaran dan juga tangannya tidak diam sedikit pun. Tay menyentuh nipple merah muda milik New membuat oria cantik itu mendesah.

"Ahhh" desah New. Tay tersenyum bisa mendengar suara desahan pria miliknya.

"Hin, aku tidak ingin berhenti" ucap Tay sambil mengatur nafasnya dengan menatap wajah New yang memerah karena perlakuan Tay tadi.

"Lakukanlah Tee, tapi bukan di dalam mobil ini. Karena terlalu sempit" ucap New dengan wajah cemberut. Tay yang gemas melihat wajah cemberut New mencium bibir itu berulang kali.

Tay menyuruh New untuk duduk di sebelahnya lagi dan menjalankan mobil itu meninggalkan rumah sakit itu. Tay sesekali mencium tangan New yang ia genggam hal itu membuat New tersenyum bahagia di perlakukan begitu lembut oleh New.

"Aku berharap hari ini adalah awal dari kebahagiaan kami berdua dan selamanya" batin New sambil melihat ke arah Tay yang begitu serius mengemudi mobilnya dan tangan keduanya tidak lepas. "Keren!" Gumam New dalam hati dan tersenyum.

Tay yang melihatnya di ujung matanya tersenyum kecil.

"Cantik dan menggemaskan" batin Tay.

💔💔💔

Tbc

Cierra_An

💔How If, I Love You Too💙✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang