우리 (Kita) 1

677 74 0
                                    

"Rasanya kita baru menikah kemarin, tapi sekarang kita sudah punya dua anak."

"Bukankah waktu berjalan sangat cepat?" ucap wanita yang berada dalam dekapan suaminya tersenyum. Delapan tahun sudah berlalu, tapi Wonwoo masih senang bermanja-manja dengan Jennie ketika Jihu dan Jihye -anak perempuan mereka- terlelap.




"Hmmm.. dulu aku begitu mencintai photography, bahkan aku sempat berpikir jika tidak ada yang bisa aku lakukan lebih dari itu."

"Tapi kenyataannya sekarang aku hanya mencintai istri dan kedua anakku."




"Geurae? Awas saja kau berani mengabaikan panggilan dariku."



Wonwoo mengecupi pipi Jennie gemas.

"Arraseo. Aku minta maaf tentang tiga yang hari lalu dan aku tidak akan mengulanginya lagi."




Belakang ini Wonwoo selalu sibuk berkerja hingga larut malam, tak jarang beberapa kali dalam satu minggu ia harus menginap ketika ada meeting di luar kota. Jadi bisa dibilang dia jarang berkumpul bersama anak-anak dan istrinya. Untung keluarga kecilnya itu paham, sehingga Jihye yang masih di playgroup dan Jihu yang sudah mulai masuk sekolah dasar memaklumi.



"Kau tahu kau terlihat kurus sekarang?"

"Makanlah tepat waktu. Jihye saja mengomel mengira aku tidak menelpon untuk mengingatkanmu makan." ucap Jennie mengamati wajah pria yang berbaring di sebelahnya dari samping.



"Jinjja? Dia semakin pintar saja."

"Lain kali aku ingin mengajarinya naik sepeda." Wonwoo tersenyum sambil mengusap-usap perut Jennie yang rata. Itu adalah kebiasaannya sejak istrinya hamil anak pertama.



"Aku sepertinya sudah mendengar itu puluhan kali."

"Aigoo. Tiba-tiba aku jadi kasihan pada Heejin yang suaminya selalu berjaga di Rumah Sakit." wanita bertubuh mungil itu membalikan badannya seolah dia kesal. Sesekali mengerjai Wonwoo tidak salahnya.




Pria yang dibelakangi sengaja meniup leher Jennie agar wanita itu menggeliat.

"Ayo buat adik untuk Jihu dan Jihye."

"Aku akan menelponmu 24 jam." lanjutnya berbisik menggoda.




Jennie yang sudah kebal dengan rayuan suaminya menggelengkan kepala. Dia ingat setiap hamil tua, Wonwoo selalu sibuk dan rasanya agak sedih ketika ia melahirkan tapi tidak pernah sekalipun didampingi oleh suami.

"Tidak mau. Lahirkan saja sendiri kalau kau mau buat anak lagi."







◾◾◾◾◾◾◾









Pagi ini Jennie seperti biasa membuat sarapan untuk anggota keluarga kecilnya setelah membangunkan Jihu dan memandikan Jihye yang masih sering mengompol. Gadis kecil itu selalu minum susu sebelum tidur, jadi tidak heran kalau hal bisa itu terjadi. Beda dengan Jihu yang lebih suka minum jus. Jika dipikirkan sebenarnya kedua anak itu memeliki beberapa kesenangan yang berbeda, tapi entah kenapa Jihu selalu mengalah karena sadar jika dia lebih besar daripada adiknya dan dia tidak suka melihat Jihye menangis sambil merengek.



"Ah.. pinggangku sakit sekali." keluh Jennie yang membuat telur gulung menepuk-nepuk pinggang bagian belakangnya pelan. Anehnya ini selalu dia rasakan ketika suaminya dalam mood baik. Semalam pasti Wonwoo sudah gila, karena dia tidak berhenti melakukan apa yang dia mau meski Jennie sengaja mencakar punggungnya.



DIFFERENT = Wonwoo x JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang