Wonwoo mencoba menahan tangan Jennie, tapi wanita yang terus meneteskan airmata itu menghempaskannya berkali-kali. Sekarang dia benar-benar tidak ingin luluh karena perlakuan pria di hadapannya. Dia juga tidak ingin lagi selalu menjadi pihak yang diam dan mengalah.
"Lihat! Kau bahkan tidak bisa menjelaskan apa foto itu."
"Jennie-ya.. aku.." ucap pria itu terlihat bingung. Ini pertama kalinya dia melihat istrinya yang menatapnya tajam.
Jennie lalu mengusap cairan bening yang mengalir di pipinya kasar.
"Selama ini sebagai istri aku menerima perlakuan dinginmu. Aku selalu diam saat saja kau bilang lelah dan ada rekan kerja yang membuatmu marah."
"Tapi apa kau pikir setiap malam aku menunggumu pulang hanya untuk mendengar itu? Apa kau kira aku juga tidak lelah sepertimu?" ucap Jennie yang tidak bisa menahan emosinya memberontak. Sedangkan pria berkulit putih pucat hanya berdiri mematung. Jujur Wonwoo tidak pernah memikirkan itu sebelumnya, selama ini dia tidak tahu apa yang dirasakan istrinya.
"Awalnya aku kira kau pria yang sangat dewasa. Kau bisa membagi mana kepentingan pribadi dan mana yang bukan. Namun kenyataannya kau itu kekanakan, kau membawa perasaan kesal entah darimana ke rumah dan melimpahkannya padaku dan anak-anak."
"Kau bilang, kau ingin menjadi sosok Ayah yang dekat dengan anak-anaknya. Tapi sekarang kau tahu apa Jihu dan Jihye? Kau pernah menanyakan apa saja yang mereka pelajari saat di rumah?"
"Atau setidaknya sekali saja, pernahkah kau berpikir sebagai Ayah mereka kau mengantar mereka berangkat ke sekolah?" pertanyaan wanita yang airmatanya kembali menetes membuat lidah Wonwoo semakin kelu. Itu pertanyaan yang sangat simple. Tapi mengapa dia tidak bisa menjawabnya?
"Lalu kenapa kau tidak mengatakannya?"
"Kenapa kau diam saja saat aku memperlakukanmu dengan buruk? Wae?!" tanya Wonwoo mengeraskan suaranya sambil memegang bahu Jennie agar wanita itu mendengarnya. Padahal dalam hati dia mulai sangat merasa bersalah.
"Aku mencintaimu!" sahutnya tanpa jeda.
"Karena aku terlalu mencintaimu.. aku bertahan dengan semua yang kau lakukan karena itu." jawab lirih Jennie menunduk. Kehidupan pernikahan yang pernah dia impikan terasa sangat jauh dan perlahan memudar.
Wonwoo menurunkan tangannya tidak tahan melihat Jennie yang menangis begitu menyedihkan. Ingin rasanya dia mendekap wanita itu, namun sekarang sepertinya tidak pantas lagi.
"Berikan hak asuh Jihu dan Jihye padaku. Aku hanya akan membawa pakaian mereka dan pergi dari rumah ini."
"Eomma.. hatiku sakit." ucap Jennie mengingat kejadian di rumah Wonwoo masih sambil menangis.
Kebetulan tadi saat Jennie keluar dari rumah dengan membawa koper berisi seragam dan sepatu anaknya, mobil Nyonya Kim berhenti di luar pagar. Jadi wanita itu memutuskan untuk sementara dia tinggal di rumahnya sebelum menyewa apartement.
"Arra. Sudah jangan menangis, kalau kedua anakmu dengar mereka akan ikut sedih. Lagipula apapun yang kau lakukan eomma mendukungmu, jadi kau jangan khawatir lagi."
"Eomma juga tidak terima kalau kalian diperlakukan seenaknya." Nyonya Kim lalu menepuk bahu Jennie pelan. Dia tidak tega melihat mata sembab anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT = Wonwoo x Jennie
FanfictionSeorang photographer terkenal yang akhirnya menemukan pasangan hidup.