Esoknya keluarga kecil Wonwoo berkumpul di meja makan untuk sarapan seperti biasa. Hanya bedanya kali ini Jihu dan Jihye bertukar tempat duduk. Gadis kecil yang rambutnya diikat 2 masih takut mendekati ayahnya karena kejadian semalam. Jihye bahkan selalu memalingkan wajah jika merasa Wonwoo memperhatikannnya.
"Saengil chukkae uri Jihye. Appa minta maaf dengan yang tadi malam." ucap pria yang memakai kacamata memandangi putrinya yang sibuk menusuk sosis dengan garpu.
"Appa benar-benar merasa bersalah." tambah Wonwoo karena Jennie memberi tatapan 'katakan sesuatu yang lebih tulus lagi', tapi sepertinya itu tidak mempan untuk meluluhkan hati anak kecil.
"Eumm.. kau bilang ingin ke akurium 'kan? Kajja kita pergi ke sana." ajak Wonwoo berhasil membuat Jihye menoleh meski dua orang sekaligus mengeryitkan alis. Mereka seolah baru saja mendengar hal langka atau hal aneh yang tidak biasanya dikatakan.
"Memangnya hari ini kau tidak ke JE mall untuk memeriksa penjualan?" bisik Jennie yang duduk tepat samping suaminya heran. Tidak mungkin dia langsung setuju begitu saja.
Wonwoo menutup sebelah wajah dengan telapak tangan sebelum ikut berbisik.
"Purtiku sedang marah padaku, apa mungkin aku bisa fokus kerja?"
"Appa benar-benar akan pergi ke sana atau hanya mengantar sampai di depan gedung?" tanya Jihu yang ingat kalau dulu pria yang agak mirip dirinya itu hanya berhenti di tempat parkir saat berkata pergi ke supermarket.
Wonwoo yang mendengar itu meringis. Anak-anaknya sekarang sudah pintar, kenapa dia tidak ingat itu?
"Eoh. Tentu saja!"
"Appa juga akan ikut melihat ikannya. Sekalian membawa kamera polaroid Appa untuk berfoto."
Jihye kini memberanikan diri melihat Ayahnya.
"Yaksok (janji)?" suara lirihnya ragu. Ekspresi sedih dan sepasang mata bulatnya yang memamdang sayu bisa meluluhkan siapapun.
"Ne. Yaksok. Appa nanti akan menggendongmu."
"Kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu?" sahut wanita berwajah manis menurunkan nada bicaranya tidak tahan lagi.
"Memangnya aku pernah berbohong padamu?"
"Molla.. tapi awas saja sampai kau berani melakukannya."
"Aku membuatmu sangat menyesal, karena kepercayaanku itu mahal." ucap wanita itu menunjuk Wonwoo dengan sumpit diikuti oleh Jihu dan Jihye.
"Wah.. aku akan melakukannya sungguh."
Wonwoo yang tidak dipercayai lalu beranjak masuk ke kamar mencari ponselnya untuk meminta ijin pada Ketua Han jika dia tidak akan datang ke mall hari ini. Lagipula meminta maaf pada Jihye jauh lebih penting.
"Annyeonghaseyo Ketua Han. Joseonghaminda, sepertinya saya tidak bisa datang sekarang." pria jangkung itu berbicara di telpon sambil melihat pemandangan luar dari kamar yang setengah tertutup kaca dan gorden.
"Waeyo Daepyonim? Apa ada keperluan mendadak?" ujar orang di ujung sana penasaran.
"Aniyo. Selama ini saya merasa bahwa pekerjaan itu penting, karena dengan itu saya bisa mendapatkan uang. Tapi disisi lain saya baru sadar jika keluarga saya lebih penting." jawab Wonwoo tanpa sadar tersenyum sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT = Wonwoo x Jennie
FanfictionSeorang photographer terkenal yang akhirnya menemukan pasangan hidup.