Wonwoo dan ayahnya terlihat menata kursi dan meja makan di lantai paling atas rumahnya. Tak lupa Bibi Lee dan Bibi Kang juga membantu membersihkan sekitar. Di lantai kedua ada Ibu Wonwoo dan Heejin yang sedang menghiasi beberapa sudut ruangan dengan vas dan bunga segar. Mereka juga menyirami tanaman di pot-pot kecil yang ditaruh di dekat jendela. Nanti malam keluarga Kim akan datang untuk malam dan membahas pernikahan, jadi Wonwoo dari pagi mulai menata barang-barang di rumahnya agar terlihat rapi.
"Kau benar-benar akan menikah?"
"Kenapa kau cepat sekali tumbuh dewasa? Padahal Ayah saja masih ingat bagaimana kau dulu lahir." ucap pria paruh baya itu tersenyum kecil sambil memperhatikan putranya yang juga duduk tak jauh darinya.
Mendengar itu Wonwoo lalu menghirup nafas panjang sebelum berbicara. Sebenarnya dia tidak berharap Ayahnya datang ke rumah hari ini. Tapi mungkin Nyonya Jeon yang menyuruhnya telah datang, jadi pria bermata mirip rubah itu hanya menahan diru dan diam sejak tadi.
"Hanya itukan yang Ayah ingat?"
Tuan Jeon perlahan memalingkan wajah dan melihat keluar dari ruangan yang setengahnya tertutup kaca itu. Lidahnya seakan mendadak kelu untuk mengatakan sesuatu. Padahal hanya pertanyaan semudah itu, dia bahkan juga bisa mengarang cerita jika dia mau. Kenapa dia tidak bisa menjawabnya?
". . . . ."
"Ayah tidak tahu apa kata pertama yang aku ucapkan, Ayah tidak tahu kapan aku belajar berjalan, Ayah juga tidak pernah tahu bagaimana aku belajar menulis dan membaca."
"Bahkan Ayah tak pernah datang ke upacara kelulusanku sekalipun." cerita Wonwoo sambil tersenyum getir di akhir kalimat.
Pria paruhbaya yang dengan mendengarnya memilih untuk diam. Semua yang Wonwoo ucapkan baru saja itu benar. Dia sama sekali tidak tahu apapun.
"Saat masih kecil Jungkook dan Heejin selalu tidur denganku karena Eomma sibuk di restaurant. Aku yang mengajari mereka menulis dan membaca setelah pulang sekolah. Tapi apa Ayah tahu? Mereka bisa dengan cepat menghafalkan tulisan Eomma karena mereka berdua sering mengucapkannya."
"Anehnya yang pertama mereka tulis di kertas adalah kata 'Appa'. Aku rasa mereka sangat ingin mengatakannya tanpa diabaikan." Wonwoo lalu beranjak untuk mengambil minuman karena dia haus. Lebih tepatnya dia tidak tahan terlalu lama duduk di dekat pria yang sangat mirip dirinya sendiri.
"Wonwoo-ya.."
"Bukan hanya aku, Ayah juga pasti tidak tahu apapun tentang Jungkook dan Heejin, bukan?"
Tuan Jeon yang merasa bersalah melihat ke arah Wonwoo.
"Mianhae."
"Ayah harusnya lebih memperhatikan kalian." pria paruh baya itu terlihat menahan airmatanya.
"Tidak perlu minta maaf, jika Ayah merasa bersalah lebih baik usahakan libur untuk pergi piknik atau piknik di belakang rumahku juga bisa. Heejin dan Jungkook pasti akan senang." Wonwoo tersenyum lebar sambil menunjuk ke bawah.
Heejin yang berniat hendak mengantar jus dan makanan ringan terharu mendengar semua yang kakaknya katakan. Dia mendengar juga permintaan maaf yang selama ini tidak pernah diucapkan Ayahnya.
"Appa jinjja--"
Heejin yang tidak bisa menahan airmata akhirnya menangis sambil menaruh nampan berisi makanan yang dia bawa di meja. Bohong jika selama ini dia tidak pernah merindukan ayahnya, tapi dia terlalu lelah diabaikan. Pria paruhbaya yang melihat itu langsung memeluk putri kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT = Wonwoo x Jennie
FanfictionSeorang photographer terkenal yang akhirnya menemukan pasangan hidup.