"Jika aku memakai ini apa tidak akan terlihat tua?"
"Warnanya gelap sekali."
"Tapi aku juga tidak mau orang mengira aku masih anak kecil."
Gadis manis yang sedang mencoba mengepaskan beberapa model jaket denim ke badan mungilnya sesekali mengerucukan bibir. Ini bukan pertama kalinya dia seperti itu, tepatnya itu terjadi setiap Wonwoo mengajak pergi ketika ada waktu luang. Entah kenapa Jennie selalu bingung dan merasa tidak percaya diri dengan apa yang dia kenakan jika berada di sebelah Wonwoo. Ya, kekasihnya itu sangat tampan! Meski hanya memakai kaos putih polos dan celana panjang jeans dia bisa menjadi pusat perhatian.
Seperti tempo hari ketika mereka berdua pergi berkencan dan makan malam di daerah Garosu-gil. Hampir semua gadis yang melihat pria bermata mirip rubah itu berbisik dan membicarakan apakah Jennie adalah kekasih Wonwoo. Karena itu juga Jennie terpaksa mengatakan 'dia hanya rekan kerjaku' saat tidak sengaja berpapasan dengan alumni sekolah menengahnya dulu. Jika tidak mereka mungkin mengira Jennie menggunakan pengaruh kedua orang tuanya untuk bisa mendapatkan kekasih seperti Wonwoo.
"Sudah berapa lama kalian mengenal satu sama lain?" gadis berambut pirang sebahu menoleh ke arah temannya dan pria yang sedang makan bergantian. Dia begitu penasaran karena Wonwoo cukup terkenal di tempatnya berkerja.
"Hanya beberapa bulan belakangan ini. Itu juga karena dia dan aku mengerjakan project bersama." jawab Jennie bahkan tidak menggunakan kata 'kita' untuk menyebut dirinya dan Wonwoo.
Rose yang sejak tadi menopang dagunya dengan kedua tangan tersenyum.
"Daebak. Aku juga sudah melohat edisi itu!"
"Di Lightfrost Ent itu cukup ramai dibicarakan." bebernya membuat Lisa mengangguk setuju.
Jennie tersenyum tipis. Dalam hati dia mulai merasa kesal karena teman sekolahnya itu hanya melihat ke satu arah, yaitu ke arah Wonwoo yang diam saja.
"Aigoo gomawo."
Drrttt.. Drrttt.. Drrttt... benda pipih berwarna putih yang terletak di nakas bergetar panjang. Bersamaan dengan itu muncul nama Wonwoo yang begitu jelas di layar.
"Yeoboseyo?" ucap gadis itu setelah menghirup nafas lebih dalam.
"Aku sudah menunggumu di halte selama 20 menit." suara berat di ujung sana langsung memberitahu.
"Jinjja? Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi? Aku akan segera pergi kesana." Jennie mengulum senyumnya lalu mencari flat shoes. Kekasihnya itu selalu bisa membuat perasaannya membaik.
"Geunyang.. kau sudah sangat cantik, seharusnya jangan terlalu lama berdandan." canda Wonwoo lalu terkekeh. Pria itu memang menjadi lebih ceria belakagan ini. Berbeda dengan image cool saat dia baru menjadi pegawai Soonday.
"Arraseo."
Pria yang duduk tenang di halte bis tidak bisa menahan kedua sudut bibirnya agar tidak terangkat. Ini pertama kalinya dia akan pergi nonton film setelah jennie berkali-kali mengatakan tidak begitu tertarik. Padahal ketika di dalam bioskop yang gelap, mereka mungkin bisa melakukan sesuatu yang lain daripada hanya berjalan berdampingan karena Jennie tidak nyaman ketika orang-orang memperhatikan mereka yang bergandengan tangan.
Awalnya Wonwoo pikir mereka hanya akan merahasiakan hubungan dari pegawai kantor, tapi ternyata Jennie juga tidak mengakuinya di depan teman sekolah atau siapun yang mengira mereka pasangan. Jujur itu agak membuatnya sedih, mengingat dia ingin sekali memerkan hubungannya dengan Jennie pada rekan photographer. Tapi karena dia paham Jennie yang menginginkan itu untuk tidak diketahui banyak orang, jadi dia lakukan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT = Wonwoo x Jennie
FanfictionSeorang photographer terkenal yang akhirnya menemukan pasangan hidup.