"Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?" tanya Wonwoo menahan tangan Jennie sebelum wanita itu keluar dari kamar untuk membuat sarapan. Semalam mereka berdua tidak banyak bicara pada satu sama lain.
Wanita manis yang menggerai rambut lurus mendongak menatap suaminya.
"Eobseo."
"Ah.. tapi aku tidak akan menelponmu lagi untuk mengingatkan hal sepele."
"Aku sudah melakukan itu selama delapan tahun, aku yakin kau pasti juga bosan." tambah Jennie tersenyum sekilas. Dia sadar jika mungkin saja Wonwoo terganggu dengan telpon darinya saat berkerja.
"Jennie-ya.." lidah pria itu mendadak terasa kelu untuk mengatakan sesuatu.
"Arrayo. Kau tidak bermaksud mengabaikanku."
"Aku hanya tidak ingin menganggumu, jadi aku akan berhenti. Cepat mandilah sana." pinta Jennie lagi-lagi tersenyum.
Wonwoo yang duduk di meja kerja memijat pelipisnya sambil menatap kosong layar komputer. Sel-sel di kepalanya hari ini mungkin sama sekali tidak ingin berkerja mengingat saat saparan tadi keluarga kecilnya hanya fokus makan tanpa ada yang melempar candaan.
"Daepyonim."
"Jeon Daepyonim." panggil gadis yang membawa map berdiri di dekat meja kerja Wonwoo entah sudah yang ke berapa. Sebenarnya dia merasa menjadi seorang mengangguran karena CEO JE.EL itu tidak memberinya tugas. Jadi dia tadi berbicara pada pegawai yang kemarin rapat di ruangan Wonwoo untuk memberikan apapun yang akan diajukan padanya lebih dulu.
"Daepyonim!" ucap Hani mengeraskan suaranya agar lamunan pria itu buyar.
"Eoh. Wae?" Wonwoo lalu mengalihkan padangan dan melirik arloji yang melingkar di tangan.
Gadis yang memakai dress code blue and black itu menggelengkan kepala pelan.
"Anda terlihat payah."
"Apa ada masalah di rumah?" tanya Hani mencoba akrab.
"Ani. Geunyang.." ucap pria berkulit pucat itu merenggangkan jarinya yang kaku. Dia harus sadar dan fokus sekarang. Masih banyak sekali tumpukan dokumen penting yang harus dia baca dan tanda tangani.
"Ini konsep baru dari Lee Chan-ssi. Dia tadi buru-buru pergi ke Rumah Sakit karena adiknya dirawat disana." ucap Hani mengulurkan map yang dia bawa. Melihat dari dekat seperti ini tidak dipungkiri jika Wonwoo memang tampan dengan wibawanya.
Wonwoo kembali memakai kacamatanya yang sempat dia lepas.
"Letakan saja disitu."
"Hoksi, apa tidak ada sesuatu yang bisa saya bantu? Misal menambahkan jadwal meeting ke jadwal pribadi anda." gadis berambut cokelat terang itu terdengar berharap.
"Ani."
"Aku bisa mengurus semuanya sendiri. Kau lalukan saja apapun yang kau mau." jawab pria yang beberapa kali mencoret-coret kertas tanpa menoleh.
Heol. Dia hobi sekali membuat orang kesal. Apa dia dulu menikah karena dijodohkan? pikir Hani menghela nafas kasar kembali ke rempat duduknya. Mendengar tentang CEO patung yang bisa menikah dan memiliki dua anak itu sangat luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT = Wonwoo x Jennie
FanficSeorang photographer terkenal yang akhirnya menemukan pasangan hidup.