Pria tampan yang mengeringkan rambut dengan handuk keci, sembari berjalan mendekati koper yang di sudut ruangan yang tadi saat bangun tidak dia lihat. Ada secarik kertas post-it berwarna biru muda dengan tulisan dari wanita yang sudah sangat dia hafal tertempel di atasnya.
"Dia sedang memasak 'kan?"
"Kenapa repot sekali membuat catatan seperti ini?" ujar Wonwoo senyum sekilas mengambil kertas itu mengira Jennie di dapur.
Hari ini aku mengantar anak-anak sekolah lebih awal. Aku juga sudah menata pakaian yang kau biasa bawa karena aku tidak sengaja melihat jadwal pribadimu. Fighting! - Jennie
"Dia benar-benar marah."
"Semalam saja dia minum bir, padahal aku selama ini tahu dia tidak pernah minum alkohol."
Wonwoo segera mengenakan sesetel pakaian yang juga sudah disiapkan Jennie di atas tempat tidur. Tidak lupa dia juga memasukan krim dan alat pencukur ke koper karena satu jam lagi dia harus sudah ada di bandara sebelum penerbangan pagi ke Jeju-do. Sebenarnya dia masih merasa bersalah pada kedua anaknya, tapi tidak ada pilihan lain mengingat jadwal meetingnya tidak bisa diundur sama sekali.
Drrrtt .. Drrrtt.. Drrrtt..
Benda pipih di saku kemeja Wonwoo bergetar tanda sebuah panggilan masuk. Tertera jelas di layar nama seorang sekretaris yang kemarin bilang ingin ikut pergi.
"Eoh. Wae?" tanya Wonwoo yang mengangkat koper menuruni tangga lantai ketiga langsung bertanya. Dia memang bukan orang yang suka basa-basi, jadi itu sangat wajar.
"Aniyo."
"Hanya saja saya sudah berada di bandara Gimpo, tapi saya belum melihat anda." ucap seorang gadis di ujung sana terdengar sedang sibuk mengedarkan pandangan.
Pria jangkung yang memasukan koper ke bagasi mobil tersenyum kecil.
"Daebak. Aku baru keluar dari rumah."
"Jinjjayo Daepyonim?"
"Wah! Kenapa aku tadi berangkat pagi sekali? Ini memalukan."
"Lain kali baca pesan yang kukirim baik-baik."
"Saya mungkin terlalu bersemangat. " ucap Hani menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kalau begitu sampai bertemu nanti. Pergilah mencari sarapan atau setidaknya jangan membuat dirimu kelaparan. Aku tidak mau disalahkan jika ada penumpang pesawat yang pingsan."
"Arraseo Daepyonim."
🍀🍀🍀🍀
"Fighting uri Jihu!" ucap Jennie mengangkat kepalan tangan kanannya memberi semangat. Putranya semalam mengatakan kalau hari ini akan ada perlombaan antar kelas. Jadi karena itu dia mengantar kedua anaknya lebih pagi dari biasanya.
Dia akan melakukannya dengan sangat baik. Aku percaya itu! batin wanita yang berjalan mendekati mobilnya tidak bisa menahan senyum. Dia selalu bangga pada anak-anaknya yang tumbuh dengan sangat baik.
"Yak maknae!" seru seorang pria yang memasukan kedua tangan di saku celana tersenyum lebar. Warna rambutnya yang terang tidak terlihat begitu mencolok, namun rasanya cukup untuk mendapatkan perhatian. Jennie yang tidak yakin pria itu siapa ikut tersenyum sambil mencoba menebak. Mungkin saja dia memang lupa dengan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT = Wonwoo x Jennie
FanfictionSeorang photographer terkenal yang akhirnya menemukan pasangan hidup.