17. Just about to (Break Up)

1.1K 162 15
                                    

"Kalau eomma menjodohkanmu dengan seseorang, mau tidak?" tanya ibu Mingyu sambil mengedipkan matanya. Wanita itu tiba-tiba menyuruh suaminya dan putra tunggal pulang cepat hanya untuk membahas perjodohan.




Mingyu mendengus menahan kesal. Kenapa ibunya begitu kukuh untuk menyuruhnya segera menikah? Padahal Mingyu sendiri belum siap. Rumah pribadi saja belum terpikirkan walaupun uang di tabungan pria itu cukup untuk membeli sebuah rumah.



"Dengan siapa lagi?" pria itu bertanya dengan nada tidak niat.




"Ada seseorang pokoknya. Yang pasti dia pintar dan cantik. Kita akan bertemu keluarganya akhir pekan ini." ucap Nyonya Kim terlihat begitu semangat. Ayah Mingyu juga hanya mengangguk setuju.



"Secepat itu? Eomma yang benar saja." Mingyu meletakan garpunya.



Nyonya Kim mengangguk.

"Siapa tau kalian butuh waktu untuk pengenalan."



"Benar juga, kalian butuh itu. Setidaknya kalian harus mengenal satu sama lain sebelum menikah." tambah ayah Mingyu tersenyum.




Mingyu berpikir sejenak.

"Jadi kalau tidak cocok boleh aku tolak 'kan?"



"Tidak.. tentu saja boleh. Tapi eomma harap kau tidak menolaknya. Gadis seperti dia sangat langka asal tahu."


"Appa jadi perasaan seperti apa dia. " ucap Tuan Kim sengaja menggoda Mingyu.



"Appa--"













Terlihat Wonwoo berbaring di tempat tidurnya sejak dia selesai mandi sekitar setengah jam yang lalu. Dia kali ini melewatkan makan malam, dan berarti pria itu tidak makan seharian. Tapi anehnya Wonwoo tidak merasakan lapar sama sekali. Mungkin karena dia sudah biasa dengan waktu makan dan tidur yang tidak teratur.




Drrrt.. Drrrt.. Drrrt... ponsel Wonwoo yang bergetar di tempat tidur menyadarkan pria itu dari lamunannya.




"Yeoboseyo?" tanya Wonwoo saat dia mengangkat telponnya. Pria tampan itu sedang tidak memakai kacamata jadi dia tidak melihat nomor yang muncul di layar, karena kalaupun dilihat juga hanya buram.






Oh.. aku kira tidak diangkat. suara seorang gadis yang Wonwoo hafal terdengar.




"Aku tidak memakai kacamata, jadi aku sedikit lama mengangkatnya." pria itu kemudian tersenyum. Sepertinya Jennie sedang merindukannya.





Blazermu aku tinggal di kantor. Kau bisa mengambilnya besok.




Wonwoo yang mendengar itu tanpa sadar menghela nafas. Dia terlalu percaya diri menganggap Jennie merindukannya.





"Hmm. Akan aku ambil besok. Hanya itu?" ucap pria itu sambil mencari obat tidurnya.






Hmm.






Arraseo. pria itu memutuskan panggilan. Malam ini dia harus berusaha tidur karena besok dia harus benar-benar fokus berkerja.












Disisi lain Jennie mendengus kesal. Dia mengacak rambutnya kasar sambil berguling-guling di tempat tidur. Hubungannya dengan Wonwoo sudah tidak semanis dulu. Kemarin dia tidak sengaja bertemu dengan kedua orangtua Wonwoo di pusat perbelajan dan rasanya sangat canggung.




DIFFERENT = Wonwoo x JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang