Aku masih terdiam kaku, masih bertanya-tanya siapa dia?***
Aku bergegas keluar ruangan ketika seseorang yang mirip dengan Raja itu keluar. Tetapi, ketika aku sudah keluar ruangan. Lelaki itu tidak ada. Kenapa dia cepat sekali perginya. Lalu aku melihat Leon datang. Ingin sekali aku memberitahu Leon. Tetapi bagaimana caranya?
Aku berjalan mengikuti Leon. Dan melihat dia yang berdiri di sampingku.
"Bunga ini, lagi?" Leon mengerutkan keningnya. "Ada yang jenguk Gwen, tapi siapa?"
Tunggu dulu, kenapa aku tadi tidak melihat lelaki itu membawa bunga? Apa lelaki tadi yang membawa bunga untukku?
"Apa Gwen mempunyai orang spesial? Dan orang itu yang telah meneror kami selama ini?" gumam Leon. Orang spesial? Aku bahkan tidak memiliki orang spesial. Seperti apa yang di katakan Leon.
Clek....
Pintu terbuka, Arian masuk kedalam ruangan.
"Arian, lo udah baik-baik aja?" tanya Leon.
"Udah."
"Lo ngapain di sini?" tanya Leon lagi.
"Jenguk Gwen," ucap Arian. "Gue masih penasaran. Kenapa bunga itu, selalu ada ketika kita jenguk Gwen."
"Apa kita perlu pasang CCTV? Untuk tahu siapa dia?" usul Leon.
"Atur aja gimana baiknya. Gue pergi dulu," ucap Arian menepuk pundak Leon.
Arian berbalik, lalu pergi meninggalkan Leon. Aku memilih untuk berjalan mengikuti Arian. Dia berhenti, aku juga ikut berhenti. Aku pikir, Arian akan melihatku di sini. Tetapi.....
Aku terdiam, ketika Arian memutar tubuhnya. Kedua matanya melirik kanan dan kiri. Lalu ia mengusap tengkuk lehernya. Apa mungkin Arian sadar kehadiranku?
Beberapa menit kemudian. Arian berbalik dan melanjutkan perjalanannya. Aku bernafas lega. Akhirnya, Arian sudah berjalan lebih dulu. Dan dia tidak menyadari keberadaan ku. Tunggu sebentar, kenapa Arian berhenti di ruangan Lea?
"Akhirnya lo ke sini. Gue bete tahu, gak," ucap Lea dengan nada manja. Arian berjalan menuju Lea. Dan langsung memeluk tubuh Lea. Aku kaget, terlebih ketika melihat Arian mencium kening Lea.
"Maaf, tadi gue harus nyamperin Leon."
"Kenapa sama Leon?" tanya Lea.
"Dia ada di ruangan Gweni."
"Apa?"
"Dan lagi, lagi ada bunga itu di ruangan Gwen," jawab Arian.
Lea menghela nafas. Sembari menatap Arian. "Gue rasa orang yang mengirimkan bunga itu orang yang sudah meneror kita semua."
Mereka saling tatap. "Kalau gitu orang itu sangat dekat dengan Gwen?" tebak Arian.
Lea mengangguk, "Gue masih belum terima atas kematian Nea!" ucap Lea dengan berapi-api.
Sementara Arian hanya mengusap bahu Lea mencoba menenangkannya.
Hening, tidak ada percakapan. Lea dan Arian sama-sama diam. Tapi setahuku yang memberi bunga tadi adalah sosok yang mirip dengan Raja. Apa mungkin benar, Raja masih hidup? Dan dia yang meneror kami?
"Gue yakin, kita bakal menangkap psiko itu, " ucap Arian setelah beberapa menit hening.
"Kalau enggak..... kita yang akan mati di tangan dia," sambung Lea.
Arian menggelengkan kepalanya. "Gue gak mau mati di tangan psiko itu!"
Lea mengambil tangan Arian dan menggenggamnya. "Kita hadapi sama-sama ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/244172540-288-k837797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF THE DEATH✔️
Mystery / ThrillerSetelah ketua gengnya meninggal. Keadaan semakin runyam. Mereka harus menemukan siapa pelakunya. Satu persatu meninggal. meninggalkan teka-teki yang sulit di pecahkan. Siapa pelakunya? siapkah kalian bermain. GAME OF THE DEATH....