|| Kejanggalan

3.1K 476 7
                                    

Gwen POV

Kami sampai di kelas. Aku kira, Kane sudah lebih dulu di kelas. Namun ternyata, Kane belum sampai di kelas. Alana duduk di tempat duduknya. Yaitu, di sebelahku. Sementara Lea menarik kursi agar bisa duduk di depan kami.

"Eh, Kane belum sampai kelas, ya? Kemana dia?" ujar Lea yang baru saja menyadarinya.

"Alah, kayak gak tau Kane aja. Di ke kantin dulu kali," ucap Alana. Alana ini tipe orang yang santai, dan tidak mau ribet.

"Gue tuh masih heran. Kenapa Kane begitu bencinya sama Gwen, selalu nuduh Gwen. Kalau Gwen pelakunya. Padahal, sejauh ini juga gak ada bukti, kan?" ucap Lea.

"Gue gak tau pasti, ya. Kenapa Kane bisa nuduh Gwen, tapi kita sama-sama tau lah. Kane itu suka sama Giel sejak dulu. Dan Gwen juga kan pacarnya Giel, jadi tanpa gue jelasin. Kalian paham, kan?" balas Alana.

Aku masih diam, menyimak ucapan Lea dan Alana. Memang, sedari dulu Kane tidak suka kepadaku. Puncaknya, ketika aku dan Giel berpacaran. Bahkan dulu Kane pernah mengurungku di gudang sekolah.

Flashback on

"Sayang, kamu gak lapar?" ujar Giel sembari memelukku dari belakang.

"Kamu, makan dulu aja. Aku lagi baca buku," ucapku.

"Serius amat sih? Bukanya lebih menarik dari aku, ya?" Giel menarik buku yang ku baca.

"Giel, aku lagi baca buku. Balikin bukunya," ucapku mencoba mengambil buku tersebut dari tangan Giel.

"Jawab dulu pertanyaan aku."

Aku mengerutkan kening, "Pertanyaan yang mana?"

Giel menyerah. Ia mengembalikkan buku yang ia ambil dariku. Lalu duduk di kursi sembari memajukan bibirnya kesal.

"Kenapa sih, bibirnya? Monyong-monyong gitu?" ucapku menatap aneh Giel. Namun, di sisi lain aku ingin tertawa. Karen melihat Giel yang lucu.

"Kamu jahat banget sih, masa aku jadi selingkuhan kamu," ucap Giel. Kini ia menyadarkan kepalanya pada bahuku. "Padahal, banyak yang mau loh sama aku."

"Ya udah sana sama yang lain," ucapku sembari membaca buku. Bahkan aku tidak menatap Giel.

"Ya udah. Aku cari selingkuhan dulu, ya..." ucap Giel. Giel mengangkat kepalaku. Lalu mengecup bibirku.

"Giel! Kamu gila ya! Ini perpus!" ujar ku kesal.

"Gak perduli. Aku ke kantin dulu ya. Nanti aku bawa makanan ke sini," ucap Giel. Aku pun mengangguk, karena memang lebih baik ia tidak menganggu kegiatanku.

Tidak lama setelah Giel pergi. Kane datang, bersama dengan dua orang temannya.

"Heh! Perek sini lo!" ujar Kane.

Plakk.....

Kane menampar wajahku. Dan dua orang temannya memegangi kedua tanganku.

"Apaan sih Kane!"

"Kalian! Bawa perek ini!" perintah Kane. Kedua temannya pun membawaku pergi dari perpus.

Kane dan kedua temannya menyeretku sepanjang jalan menuju gudang. Bahkan ia sama sekali tidak menghiraukan beberapa siswa/siswi yang melihat aksinya.

Hingga kami tiba di gudang. Kedua teman Kane menghempaskan tubuhku ke lantai. Membuat aku kesakitan. Karena bahuku yang menghantam kursi.

"Shhh..... "

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang