Barang-barang Aneh

2.8K 443 39
                                    

"Aja, gimana kalau Rina nyakitin kita?" Seorang anak kecil berjongkok sembari memegangi lengan anak kecil sebayanya.

"Tenang Anna, Aja bakalan jagain Anna... "

"Anna.... main yuk... "

Krettt....

Suara pintu terbuka, gadis kecil bernama Anna itu membekap mulutnya. Agar tidak berteriak.

"Anna? "

"Rina!" ujar seseorang perempuan masuk kedalam gudang tersebut.

"Kakak, Anna mana?"

"Apa yang kamu lakukan dengan pisau ini?" ujar perempuan dewasa tersebut.

"Enggak, Rina gak ngapa-ngapain. Rina suka pisaunya," ujar gadis kecil tersebut. Perempuan dewasa yang ada di sana segera mengambil pisau di tangan Rina.

"Rina, dengar Kakak, Kakak tidak akan membiarkan kamu memainkan pisau ini. Kamu masih terlalu kecil. Kakak takut kamu menyakiti Anna, ngerti?"

Rina mengangguk kecil.

Perempuan dewasa itu segera menarik Rina keluar dari gudang.

"Aja, gimana? Anna takut... " ujar Anna menangis dengan begitu kuat. Aja, memandang Anna. Tangan kecilnya mengusap pipi Anna.

"Anna tenang, sampai kapan pun, Aja bakalan jagain Anna... "

"Sampai kapan pun, Aja bakalan jagain Anna... "

"Sampai kapan pun Aja bakalan jagain Anna...

"Arghh..... "

Nafasku terengah-engah. Aku segera melirik gelas di samping tempat tidur. Namun, ternyata aku lupa mengisi air. Aku masih penasaran, kenapa akhir-akhir ini aku memimpikan sesuatu yang sangat asing di ingatanku.

Aja? Rina? Anna? Siapa mereka, kenapa aku merasa begitu dekat dengan mereka.

"Sampai kapan pun, Aja bakalan jagain Anna," gumam ku. Aku bahkan sampai hafal dengan kalimat itu.

Dong.... dong... dong...

Aku kaget, dengan suara jam yang berdentum sangat kencang. Pukul 3 pagi, pantas saja. Aku segera bangkit, untuk mengambil air minum di dapur.

Langkahku perlahan memelan. Ketika mendengar suara isak tangis.

"Hiks.... hiks... hiks... " Siapa yang menangis malam-malam begini?

Karena penasaran, aku pun berjalan menuju sumber suara. Suaranya berasal dari teras belakang rumah. Dan saat kebelakang aku kaget, karena pintu rumah terbuka begitu lebar.

Aku melihat sebuah bayangan, tengah menangis memeluk sesuatu.

"Tan.... Tante Disti?" ujar ku. Aku segera berjalan menghampiri Tante Disti dan memeluknya. Tangis Tante Disti semakin pecah.

Aku melirik figuran foto yang di peluk Tante Disti. Seorang anak kecil perempuan dan laki-laki. Pasti laki-laki kecil itu Giel. Tapi siapa perempuan yang ada di sebelah Giel. Wajahnya begitu tidak asing.

"Tante gak pa-pa?" tanyaku.

"Gak pa-pa kok. Tante cuma kangen sama Giel, " ujar Tante Disti sembari menghapus air matanya. Aku melihat lagi foto dalam dekapan Tante Disti. Benar, gadis kecil di sebelah Giel sangat tidak asing. Tapi siapa?

"Tan, ini Giel sama siapa?" tanyaku.

Tante Disti tersenyum miris. "Ini kembarannya Giel. Dia sudah meninggal sangat lama. "

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang