|| Melihat Masa Depan

4.2K 600 24
                                    

"Arghhh..... "

Aku kaget begitu mendengar suara teriakan dari bawah. Dengan begitu, aku segera turun dari lantai dua rumah Alana. Ternyata bukan cuma aku yang tergesa-gesa turun ke lantai satu. Tapi beberapa juga di antara kami.

"Kane, lo kenapa sih teriak-teriak pagi-pagi," omel Arian dengan wajah bantalnya.

Kane terpaku, gadis itu hanya diam tidak menghiraukan ucapan Arian. Kami semua menatap Kane heran. Leon mencoba mendekat. Lalu ia nepuk bahu Kane.

"Arghhh..... "

Kane berteriak lagi, bahkan ia juga menggigit tangan Leon yang berada di pundaknya. Kami semua mencoba menarik Leon. Dan menenangkan Kane.

"Hahahaha.... "

Kini Kane tertawa. Kami semua bingung, apa yang terjadi dengan Kane?

"Kane sadar! Lo kenapa sih!" ucap Arian menggoyangkan kedua bahu Kane. Namun, malah yang terjadi, Kane mencekik leher Arian. Hingga ia tidak bisa bernafas.

"Guys, sepertinya, Kane kesurupan," cetus Alana.

"Ha? Kesurupan?"

"Kita harus segera tolongin Arian, " ucap Leon. Kami semua membagi tugas untuk melepaskan Arian dari Kane.

"Hahaha.... kalian telah macam-macam..... hahaha.... "

"Kane! Sadar Kane!" ucap Alana. Aku, Leon, dan Alana sedang memegangi tubuh Kane. Wajah Kane berubah menjadi pucat, sorot pandangan matanya dingin.

Sementara Lea kini tengah sembari Arian. 

"Lea! Lo telpon ustadz atau semacamnya! Kita gak akan mungkin bisa nyadarin Kane sendirian!" ucapku. Lea pun mengangguk, ia mengambil ponsel untuk menelpon ustadz.

"Guys, sambil nunggu Pak ustadz, mending kita ikat Kane. Biar dia gak bisa kemana-mana dan gak bisa nyakitin kita," saranku. Mereka semua menyanggupi usulanku.

Setelah itu kami benar-benar mengingat Kane di sebuah tiang di tengah rumah.

"Arghhhh.... " Kane berteriak lagi. Kali ini teriakannya begitu kencang.

"Arian, lo gak pa-pa?" tanya Alana.

"Iya, gue gak pa-pa," jawab Arian.

"Guys! Katanya Pak Ustadz beliau udah ada di depan. Gue samperin dulu ya," ucap Lea. Kami semua mengangguk. Lea berjalan menuju teras rumah Alana.

"Assalamualaikum," ucap pak ustadz yang masuk kedalam rumah Alana.

"Wa'alaikumsalam," jawab kami semua.

"Pak, tolong teman saya. Tiba-tiba, dia kesurupan," ucap Alana. Pak ustadz mengangguk, beliau mulai mendekat kearah Kane.

Kane mengeram, dengan menatap tajam pak ustadz. Sementara pak ustadz mulai membaca ayat suci al-qur'an.

"Arghhhh.... "

Kane berteriak sekencang-kencangnya. Kami semua hanya dapat melihat Kane dengan iba. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Kane?

***

Sebelum kejadian....

Author POV

Kringgg.....

Jam beker di sebalah Kane berbunyi. Gadis itu segera membuka kedua matanya. Kane mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Setelah itu, ia duduk di tepi ranjang. Kane melirik Lea yang tengah tertidur pulas di sebelahnya.

"Hoam.... " Kane menutup mulutnya dengan punggung tangan. Ketika ia menguap. "Jam setengah enam, gue udah janji mau antar Mommy ke Bandara."

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang