Author POV
"Baju Gwen? Ada noda darahnya?"
"Apa jangan-jangan, Gwen... " Kane tidak melanjutkan ucapannya. Gadis itu memilih untuk keluar dari ruang ganti. Dan berjalan cepat menuju kelas.
"Sekarang gue makin yakin, Gwen pembunuhnya! Dia pelaku sebenarnya!" ucap Kane mengebu-gebu.
Brak....
Di tengah koridor. Tidak sengaja seorang siswi menabrak Kane. Siswi tersebut sedang memakan sesuatu. Mengakibatkan saos yang ada dalam makanan tersebut tumpah ke baju Kane.
"Fuck! Sialan! Lo jalan pake mata!" ucap Kane kasar. Kane menatap bajunya. Ada noda saos. Dan noda saos tersebut juga tumpah di lengan bajunya.
"Oh my good! Sialan! Lo liat gak! Bukti satu-satunya yang gue punya hilang! Setan lo!" omel Kane, sembari menggerutu sebal. Ia menatap tajam siswi di depannya. Siswi tersebut hanya menunduk. Seolah tau kalau dirinya bersalah.
"Heh! Liat gue!" ujar Kane menarik dagu siswi tersebut.
"Ma... maaf Kane, tadi aku gak sengaja... " ucapnya gugup, karena ketakutan kepada Kane.
"Apa lo bilang! Ha!" ucap Kane dengan nada yang lebih tinggi, kini Kane menarik rambut siswi itu. Hingga siswi itu merasa kesakitan.
"A.... ampun Kak, sakit," ucap siswi itu menangis.
"Gak ada ampun buat orang kayak lo!" teriak Kane.
Hal itu tentu saja sangat menyedot perhatian para siswa/siswi di sekitar mereka.
Bel masuk berbunyi, Kane melepaskan tangannya yang menjambak rambut siswi itu.
"Ingat ya! Gue tandai muka lo!" ujar Kane, sebelum akhirnya pergi meninggalkan siswi itu.
****
Gwen POV
Aku dan Alana sampai di kelas. Tepat saat bel masuk berbunyi. Tinggal menunggu Mrs Eriska datang. Seseorang masuk kedalam kelas. Lalu menggebrak mejaku.
"Lo pembunuhnya!" teriaknya.
Semua murid yang ada di kelas sontak mendongak kearah ku.
"Kane! Lo apa-apaan sih!" ujar Leon kepada Kane. Kane menatap Leon sebentar. Lalu kembali menatapku.
"Lo liat ini Eon! Ini baju seragam Gwen! Dan gue nemuin noda darah di baju ini!" ucap Kane menunjukkan bekas noda darah, yang bercampur dengan saos.
"Lo gila ya? Ini saos! Bukan darah!" ucap Leon, sembari tertawa meremeh.
Sontak satu kelas ikut tertawa dengan ucapan Leon.
"Halu lo Kane? Sinting! Gara-gara di tinggal Giel mati?" ucap Alana tersenyum sinis.
Aku hanya diam. Sejujurnya aku kasihan dengan Kane. Karena tiba-tiba ia menjadi seperti ini.
"Gue bakalan buktiin! Kalau ucapan gue selama ini benar!" ucap Kane.
Bersamaan dengan Mrs Eriska yang masuk kedalam kelas. Entah, kenapa Kane begitu yakin aku yang melakukannya. Padahal, aku phobia terhadap darah. Mana mungkin aku bisa melakukannya, bukan?
****
Kantin, adalah surga bagi siswa maupun siswi. Tempat yang sangat di gemari oleh banyak orang. Cuaca yang terik, membuat aku memesan lemon tea yang sangat segar si tenggorokan.
"Jangan banyak-banyak minum es-nya," ucap Leon sembari menatapku.
"Enggak kok. Gak banyak," jawabku. Menyeruput lagi lemon tea-nya. Leon pun hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF THE DEATH✔️
Mystery / ThrillerSetelah ketua gengnya meninggal. Keadaan semakin runyam. Mereka harus menemukan siapa pelakunya. Satu persatu meninggal. meninggalkan teka-teki yang sulit di pecahkan. Siapa pelakunya? siapkah kalian bermain. GAME OF THE DEATH....