Aku sampai di kelas. Setelah di panggil oleh Pak Wijaya. Di kelas sudah ramai. Dan sebentar lagi juga pelajaran akan segera di mulai. Aku melirik Annabelle yang terus menatapku.
"Gwen, lo gak potong rambut?" tanya Annabelle tiba-tiba.
"Potong rambut? Gue gak pernah potong rambut," ujar ku heran.
"Tapi kayaknya kemarin gue liat lo di mall deh, iya kan?" ujarnya membuatku semakin bingung.
"Bel, kemarin gue gak kemana-mana. Gue cuma tidur siang, dan gak ada kegiatan di luar," jelas ku.
"Masa sih? Tapi asli gue liat lo. Lo sama anak baru di MIPA 1 siapa itu namanya? " ujar Annabelle kekeuh dengan ucapannya.
"Alvaro maksud lo?" tanya ku.
"Iya sama dia, gue yakin itu lo," ujar Annabelle. Obrolan kami berhenti karena guru telah masuk kedalam kelas.
"Perasaan kemarin gue gak kemana-mana... " gumam ku. Sembari menatap ke depan kelas.
***
Aku, Leon dan Arian tengah makan di kantin. Sejak Alana meninggal, aku jadi tidak punya teman. Hanya ada Leon dan Arian. Kalau Kane, aku memang tidak akur dengan Kane.
"Gwen, kenapa ngelamun? Gak makan?' ujar Leon menyadarkan lamunanku.
"Gue kangen sama Alana," ujar ku.
Leon dan Arian saling pandang. Mungkin akibat dari ucapan ku mereka juga sama. Sama-sama merindukan Alana.
"Kenapa sih, orang sebaik Alana di bunuh kayak gitu," ujar ku lagi.
"Udah takdir Gwen, gue juga gak akan diam aja. Gue bakalan cari siapa dalang dari semua ini," ujar Leon.
"Eon, " panggil Arian.
Sontak aku dan Leon menatap kearah Arian.
"Mama lo udah gak ada konflik sama Alana?" tanya Arian. Aku mengerutkan kening. Menatap Leon ekspresi wajah Leon berubah. Mendengar pertanyaan Arian.
"Udah lama kok, gak ada konflik lagi," ujar Leon. Tapi seperti ada keanehan di sini. Ekspresi wajah Leon sedikit panik. Apa ada yang di sembunyikan oleh Leon?
Tiba-tiba Kane datang, duduk menyelip di antara kami. Ia menopang dagunya. Sembari menatap kami.
"Lo gak makan Kane? Mau gue panggilin pelayan?" ujar Leon menatap Kane. Kane tidak menjawab ia mengambil minuman Leon dan meminumnya. Tetapi, entah kenapa pandangan Kane hanya fokus kepadaku.
"Lo kemarin ke mall kan? Sama Alvaro?" ujar Kane kepadaku. Lagi, ada orang yang melihatku ke mall bersama Alvaro. Leon dan Arian menatapku.
"Gue gak mana-mana," bantah ku. Karena memang aku tidak kemana-mana kemarin.
"Jangan lo pikir gue gak ketemu lo ya kemarin," ujar Kane menatapku lebih tajam. "Lo ngerokok, minum, sama Alvaro."
"Ngerokok?" ujarku. Bahkan aku tidak pernah merokok. Tapi kenapa Kane mengatakan itu?
"Lo ada bukti Kane?" sahut Leon. Kane diam menatap kami.
"Gak ada, tapi gue yakin kemarin yang gue kiat di mall ngerokok sama Alvaro itu Gwen," ujar Kane.
"Kane lo tahu kan? Gue gak bisa kena asep rokok," bantahku lagi.
"Terserah ya, kalau kalian gak percaya sama gue. Gue bakalan bongkar, busuknya Gwen sama kalian," ujar Kane. kane berdiri dan berjalan meninggalkan kami.
Apa benar? Itu aku? Atau mungkin dia hanya mirip denganku? Tapi siapa? Kenapa bisa sama Alvaro? Sepertinya aku harus menanyakan hal ini kepada Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF THE DEATH✔️
Misterio / SuspensoSetelah ketua gengnya meninggal. Keadaan semakin runyam. Mereka harus menemukan siapa pelakunya. Satu persatu meninggal. meninggalkan teka-teki yang sulit di pecahkan. Siapa pelakunya? siapkah kalian bermain. GAME OF THE DEATH....