|| Tersangka Pertama

2.9K 444 40
                                    

Siang itu di ruangan kepala sekolah. Aku, Alana, Lea, Kane, Leon dan Arian duduk di sebuah sofa. Sementara kepala sekolah duduk di tempatnya. Perasaan kami tidak karuan. Kami khawatir, kepala sekolah sudah mengetahui semuanya.

"Maaf, kenapa Bapak memanggil kami?" tanya Leon. Ia terlihat biasa saja. Namun aku yakin, perasaannya sedang tidak karuan sekarang.

"Saya sudah tahu, semuanya... "

Deg!

Seketika kami menatap kepala sekolah. Lantas bagaimana nasib kami kedepannya?  Kepala sekolah berdiri, lalu berjalan kearah kami.

"Ta.... tahu tentang apa, Pak?" tanya Kane.

"Pembunuhan ini." Ah, harus bagaimana jika sudah seperti ini. "Saya tahu kalau dia salah satu murid di sekolah ini."

"Lalu pelakunya?" tanya Leon.

"Saya belum tahu." Aku sudah panik, dan ternyata ini semua di luar ekspetasi ku.

"Kalau boleh tahu, siapa murid yang ada di foto itu, Pak?" tanya Lea dengan hati-hati.

"Raja, Raja Danuarta kelas 12 MIPA 1."

"Bagaimana mungkin Bapak bisa tahu?" tanyaku. "Soalnya, wajahnya tidak jelas."

"Dua hari sebelum artikel, dan foto itu tersebar, saya mendapatkan sebuah email misterius." Pak kepala sekolah mengehentikan ucapannya sejenak. "Dia mengirimkan sebuah vidio. Dan menunjukkan penyiksaan yang sangat kejam."

Kami saling pandang, apa mungkin Kepala sekolah sudah tahu? Jika kami pelakunya?

"Berarti Bapak sudah tahu dong pelakunya?"

"Vidio-nya tidak jelas. Vidio itu tidak bersuara, dan sangat sebentar hanya sekitar 10 detik. Mereka bilang, 'Raja Danuarta, dan sekelompok geng psikopat.' Tapi yang saya amati, kejadian itu berada di gudang sekolah."

"Saya yakin, mereka orang yang sama membunuh Argiel Dan Nea, teman-teman kalian. Jadi saya pikir, kalian tahu siapa pelakunya."

"Kita tidak tau Pak, kita juga lagi menyelidiki kasus Giel dan Nea," jawab Leon.

"Oh begitu, kalau begitu saya akan menyewa tim detektif untuk kasus ini," ucap Kepala sekolah. Hal ini tentu membuat kami tercengang.

"Eum, Pak, bagaimana jika kami saja yang menyelidiki kasus ini. Toh juga pelakunya orang yang sama, membunuh Giel dan Nea," usul Arian.

"Memang tidak berbahaya, jika kalian yang mencari tahu pelakunya? Kasus ini cukup berbahaya loh. Yang kalian hadapi bukan orang sembarang, tapi psikopat."

"Kami yakin Pak, kami bisa di andalkan," ucap Arian.

"Oke, tapi saya kasih kesempatan 3 bulan untuk kalian menemukan pelakunya. Kalau sampai dalam jangka waktu tersebut kalian tidak berhasil, saya selaku kepala sekolah akan mengerahkan tim detektif untuk kasus ini."

"Baik, Pak. Kami setuju," ucap Arian dengan yakin. Entah apa yang sedang di rencanakan oleh Arian.

"Kalau tidak ada hal yang mau di sampaikan, kami izin untuk kembali ke kelas, Pak," ucap Leon.

"Oh iya, silahkan," ucap kepala sekolah dengan ramah.

"Basecamp..." bisik Leon. Kami pun pergi menuju basecamp.

****

Kami membuka pintu basecamp. Lalu masuk dan tidak lupa untuk mengunci pintu basecamp.

"Ah, gue haus banget. Campur dag dig dug dari tadi," ucap Lea. Ia membuka pintu kulkas sedang mencari-cari minuman.

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang