|| Karma

2.7K 434 40
                                    

Kane berjalan menuju ruangan ICU. Ia dapat melihat sepupunya, Andre tengah berbaring di sana. "Sialan. Kenapa dia nyerang Andre juga sih."

Kane memutuskan untuk masuk kedalam. Sebelumnya ia juga sudah meminta izin kepada Suster.

"Kondisi pasien sedang kritis. Di mohon untuk tidak menganggu pasien," ujar Suster.

"Percuma gue di sini. Andre juga gak akan bangun." Kane langsung keluar ruangan. Namun tiba-tiba di depan ruangan ada dua orang polisi.

"Maaf dengan keluarga korban?" ujar salah satu polisi.

"Iya, kenapa ya Pak?" tanya Kane kaget.

"Kami ingin melaporkan bahwa kecelakaan yang di alami oleh korban murni kecelakaan tunggal."

"Dia sangat berbahaya."  tiba-tiba Kane mengingat ucapan Andre waktu menelponnya.

"Enggak, gue yakin ini bukan karena kecelakaan tunggal," batin Kane dalam hati.

"Pak bisa di selidiki lagi? Karena saya yakin ini bukan karena kecelakaan tunggal," ujar Kane mencoba untuk menjelaskan.

"Maaf Mbak, tapi kami sudah mengecek semuanya. Dan memang benar, jika ini karena kecelakaan tunggal. "

Kane menghela nafas. "Ah Pak gimana kalau cek kamera tersembunyi yang ada di motor korban?"

Kedua polisi tersebut saling pandang. Lalu salah satu di antara mereka mengangguk. Mengiyakan usulan Kane. Kane tersenyum, ia memilih ikut dengan kedua polisi ke kantor polisi untuk mengambil kamera tersembunyi yang ada di motor Andre.

Kane memang selalu menyuruh Andre untuk memasang kamera tersembunyi di motornya. Karena Kane sudah menduga sosok itu juga pasti akan mengincar Andre.

Sampai di kantor polisi. Kane langsung mengambil kamera tersembunyi yang ada di motor Andre karena hanya dia dan Andre yang tahu kamera tersebut.

"Ini Pak," ujar Kane menyerahkan kamera tersebut kepada polisi. Para polisi itu membawa kemeranya masuk kedalam.

"Sebentar lagi, gue yakin. Pelakunya ketangkap," ujar Kane. Kane pun melangkah mengikuti polisi. Polisi membuka hasil rekaman kamera tersebut. Namun hasilnya sangat di luar dugaan. Perekam itu sama sekali tidak berfungsi hanya gelap.

"Sepertinya kejadian itu tidak terekam di sini," ujar polisi. Kane mendesah kesal. Usahanya sia-sia. Ia belum bisa menangkap siapa pelakunya.

"Kalau begitu, saya permisi Pak... " ujar Kane.

Kane keluar kantor polisi tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Duh ngapain sih si tua bangka ini nelpon gue lagi.... " gumam Kane kesal. Namun tetap saja ia mengangkat telpon itu.

Kane diam tidak mau menyapa duluan. Ekspresi wajahnya berubah, ketika mengetahui sesuatu. Tanpa kata, Kane mematikan sambungan telpon.

Gadis itu langsung masuk kedalam mobilnya melaju begitu kencang.

****

Gwen POV

Aku membuka mata, merasaka kepalaku yang begitu sakit.

"Eh Gwen udah sadar?" Aku mendongak ke sumber suara.

"Citra?" ujar ku. Aku mengenalnya, Citra adalah salah satu anak PMR di sekolahku.

"Tadi gue gantiin jaga lo soalnya Leon pergi," ujar Citra.

"Leon kemana?" tanyaku.

"Gue kurang tahu. Lo udah gak pa-pa? Gue suruh Dokter meriksa lo ya," ujar Citra. Citra pergi memangil Dokter.

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang