Leon?

2.9K 437 58
                                    

"Kane!" Kane mendongak menatap Leon yang berdiri di belakangnya. "Kane, gue mohon kasih buku Giel ke gue."

Seketika Kane menyembunyikan buku itu di belakang tubuhnya. "Gue gak akan kasih buku ini ke siapa-siapa."

"Kane please.... kasih ke gue," ucap Leon memohon.

"Enggak Eon! Sampai kapan pun gak akan gue kasih!" ucap Kane kekeh sama pendiriannya.

Kane berjalan mundur. Secara paksa, Leon merebuat buku diary Giel di tangan Kane. Leon mendorong tubuh Kane hingga gadis itu terjatuh. Kane pingsan karena kepalanya terbentur oleh kursi yang ada di koridor.

"Maaf Kane, tapi gue gak akan biarin lo bongkar semuanya." Leon pergi, sebelum ada yang melihat dirinya.

***

Gwen POV

"Lo beneran mau kenalin gue Hanna, kan?" tanyaku sekali lagi kepada Alvaro.

"Iya. Lo kan mau kenalan sama Hanna, kan?" ucap Alvaro. Aku mengangguk. Saat membuka pintu jendela mobil aku kaget. Karena ini sebuah pemakaman.

"Kita ke makam siapa? Bukannya mau ketemu Hanna?" tanyaku heran.

"Udah ikut gue aja, " ajak Alvaro. Aku pun menurut untuk mengikuti Alvaro. Kami berjalan menuju sebuah makam. Makam tersebut sangat rapih. Kami duduk berjongkok.

"Sandrina Olivia Bimantara?" Aku mengeja batu nisan. Benar-benar terkejut.

"Sandrina? Tan.... Tante gue?" gumam ku.

Alvaro mengusap batu nisan di depanku. "Hai Rina, gue datang sama Gwen. Lo kangen sama Gwen, kan?"

Aku baru tahu, Sandrina sudah tidak ada. Otak ku mencoba untuk mengingat lebih jelas tentang Sandrina. Tapi entah kenapa kepalaku menjadi sakit.

"Jangan maksa buat ingat semuanya," ucap Alvaro.

"Sandrina meninggal karena apa?" tanyaku kepada Alvaro. Alvaro diam, menatapku lebih dalam.

"Lo mau tahu?"

Aku mengangguk.

"Di bunuh."

"Bunuh? Sama siapa?" tanyaku.

"Lo bakalan tahu, kalau lo udah ingat semuanya."

Apa maksudnya? Kenapa Alvaro berbicara seperti itu.

"Al, tolong kasih tahu gue. Bantu gue buat ingat semuanya. Gue benar-benar bingung," ucapku.

"Gue yakin, suatu saat lo bakalan ingat semuanya. Lo hanya perlu waktu. Dan saat lo ingat, lo akan jadi monster. Gue akan bantu sembunhin lo. Setelah semua ini selsai, gue janji.... "

Alvaro menepuk bahuku beberapa kali. Dia berdiri, dan meninggalkan aku di makan Sandrina sendiri. Monster? Apa maksudnya?

"Arghh... " Aku sedikit berteriak. Ketika merasakan sakit di kepalaku. Kapan aku akan mengingat semuanya?

***

Authot POV

Alvaro duduk di dalam mobil. Menatap sebuah berkas di depannya. Tiba-tiba seseorang masuk kedalam mobil tersebut. Alvaro memperhatikan seseorang itu.

"Udah berubah?" tanya Alvaro menatap seseorang di sebelahnya. Seseorang itu tersenyum sinis, merenggangkan otot di tubuhnya.

"Bagi rokok, mulut gue asem anjing," ucap seseorang itu. Alvaro memberinya rokok. Tanpa pikir panjang, seseorang itu langsung menghidupkan rokok dan menghisapnya.

Terdengar suara batuk. Membuat Alvaro menoleh.

"Kasian Gwen," ucap Alvaro.

Seseorang itu hanya memandang Alvaro. Tidak begitu perduli dengan ucapan Alvaro.

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang