Epilog

2.8K 204 24
                                    

"Anna kenapa menangis? Kan udah sama Aja."

"Anna sedih, karena kepikiran kalau hidup Anna gak ada Aja gimana," ucap Anna sembari menangis.

"Anna, Aja gak akan kemana-mana. Aja akan selalu jagain Anna, dimana pun. Kapan pun itu."

"Janji?"

"Iya Aja janji... "

"Kalau Aja mati lebih dulu gimana? Anna sama siapa? "

Raja hanya tersenyum mendengar pertanyaan Anna.

"Anna sama siapa? Anna juga ikut mati sama Aja, ya?" ucap Anna.

***

20 tahun setelahnya.....

Seorang lelaki paruh baya berjalan menuju sebuah pemakaman. Ia mengenakan baju serba hitam, dengan kacamata hitam yang bertengger di atas hidungnya. Langkah kakinya begitu cepat, tidak memperdulikan gerimis yang mulai menyerang tubuhnya.

Ia membawa sebuah buket bunga. Setelah menghirup udara segar, kini ia berada di sebuah pemakaman. Ia mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Gweni Annatasya Bimantara.

Rasa bersalah yang mungkin tidak akan pernah bisa ia lupakan.

"Maaf Gwen, karena gue gak bisa jaga lo," lirih Seorang pria itu. Andai jika dulu Gwen tidak bunuh diri di depannya, mungkin sampai sekarang ia masih bisa melihat senyuman manis Gwen.

Leon meletakkan bunga di atas makam. Tidak lupa juga berdoa yang terbaik untuk Gwen. Saat selesai, Leon kaget saat mendongak ke belakang ada seorang wanita yang tengah berdiri menatapnya.

"Sekar?" lirih Leon, wanita itu masih diam memandangi wajah Leon. Leon sudah tidak semuda dulu, sama seperti dirinya. Keduanya sudah paruh baya, bukan lagi anak SMA.

"Apa kabar Eon?"

Mereka berjalan bersama keluar pemakaman. Lalu duduk di sebuah kursi panjang yang ada di sana.

"Baik, baru kemarin keluar dari penjara." Leon mendongak menatap Sekar di sebelahnya. "Lo jauh lebih baik kan?"

Sekar mengangguk, meski sudah puluhan tahun yang lalu. Tapi entah kenapa Sekar masih mengingat peristiwa itu.

"Gak terasa, udah 20 tahun aja."

Leon mengangguk, "Lo masih ingat dengan kejadian itu?"

"Gak mungkin gue lupa," lirih Sekar sembari tersenyum. Leon tau, betapa hancurnya Sekar waktu itu. Setelah vidionya tersebar, dan tentu tidak mudah untuk sekar melewati semuanya. Penyakit gangguan jiwa yang ia alami waktu itu, tidak mungkin ia lupakan.

"Setelah Gwen meninggal, dan semuanya meninggal apa yang lo rasakan?" tanya Leon, entahlah ia hanya ingin tahu perasaan apa yang di rasakan oleh Sekar, saat mengetahui semua orang meninggal.

"Lega, gue berterima kasih sama Sandrina karena telah membentuk game of the death ini. Permainan ini sungguh sangat seru bukan?"

Sekar tersenyum menatap Leon.

"Tapi gue belum mati, apa lo gak suka liat gue masih hidup?"

Sekar terdiam sebentar, sebelum menjawab pertanyaan Leon. Ia menatap Leon lekat. Kedua matanya sayu, tatapannya begitu mengunci tatapan mata Leon.

Sekar mengambil sesuatu dari tasnya. Lalu menodongkan sebuah pisau di depan wajah Leon.

"Mungkin Tuhan punya rencana, biar gue yang jadi malaikat maut lo," lirih Sekar ia memainkan pisau itu di wajah Leon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang