"Apa benar pukul 22:45 anda menelpon korban?" tanya polisi. Kami semua menatap kearah Leon meminta Kejelasan dari Leon. Namun Leon hanya diam.
Kenapa dengan Leon? Kenapa Leon hanya diam? Jika memang dia tidak menelpon Alana. Dan tidak membicarakan sesuatu hal yang penting. Harusnya Leon segera menjawab pertanyaan polisi.
"Iya, malam itu saya menelpon Alana," jawab Leon yang sedari tadi diam.
"Apa yang ada bicarakan dengan korban?" tanya polisi.
"Saya cuma menanyakan keberadaan dia," ujar Leon. Aku mengerutkan kening. Leon dan Alana memang memiliki hubungan. Mereka sepupu, tapi mereka tidak terlalu dekat.
Kenapa tiba-tiba Leon menanyakannya keberadaan Alana?
"Hanya itu saja?" tanya polisi.
"Iya, Pak."
"Baiklah, kalian akan menjadi saksi do kantor polisi, nanti," ujar polisi. "Kalau begitu kamu pamit."
Polisi keluar dari ruangan. Meninggalkan kami semua.
"Lo gak ngerti lakuin semua ini, kan Eon?" tanya Kane. Leon menatap Kane.
"Lo gila ya? Mana mungkin gue bunuh adik sepupu gue," jawab Leon masih dengan nada yang biasa saja.
"Terus kenapa lo nanyain keberadaan Alana? Kalau bukan memastikan kalau Alana ada di rumah, ha?" ungkap Kane.
"Oke, gue bakalan jawab. Malam itu, emang gue nelpon Alana. Buat menanyakan keberadaan dia. But, gue dapat ini!"
Leon mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya.
"Itu apa?" tanyaku. Leon menunjukkan selembar kertas yang ia kantongi.
Selembar kertas yang ternyata ada sebuah foto. Foto Alana yang sudah di coret-coret.
"Lo nemu ini di mana?" tanya Arian.
"Taman belakang, rumah Lea... " Aku mengerutkan kening. Menatap dengan seksama foto yang di berikan oleh Leon. "Korban selanjutnya.... "
Kane merebut foto tersebut dari tanganku.
"Kayaknya dia benar-benar tahu seluk beluk kehidupan kita," ujar Kane.
"Kenapa lo bisa beragumen seperti itu?" tanya Arian. Kane menatap Arian.
"Lo ingat foto ini?" Arian mengerutkan kening. Dan memperhatikan lagi foto Alana. "Foto ini di ambil setelah pembunuhan Raja. Dan hanya kita yang tahu."
Kami diam mendengar ucapan Kane. Aku melihat lagi foto Alana. Siapa yang tega melakukan semua ini kepada Alana? Padahal saat ini Alana sahabat terbaik ku. Tapi kenapa waktu begitu cepat mengambilnya.
Alana, semoga kamu beristirahat dengan tenang.
***
Author POV
"Halo? Lo dimana?" Kane turun dari mobilnya. Sembari menelpon seseorang.
"........"
"Oh iya, gue bakalan ke sana. Jangan pergi dulu ya. Baterai ponsel gue mau habis. Jadi jangan hubungi gue," ujar Kane. Kane mematikan sambungan telponnya. Lalu memasukan ponselnya kedalam tas.
Kane berjalan masuk kedalam mall. Ada sesuatu yang harus ia beli. Di pertengahan perjalanan. Kane menghentikan langkah kakinya. Sembari menatap ke sebuah objek.
"Itu Gwen? Sama siapa?" gumam Kane. Kane berjalan lebih dekat. Dan memperjelas penglihatannya. "Iya, itu Gwen. "
Saat Kane akan menghampiri Gwen. Kane mengurungkan niatnya. Gadis itu memilih untu bersembunyi dan memantau Gwen dari kejauhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/244172540-288-k837797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF THE DEATH✔️
Misteri / ThrillerSetelah ketua gengnya meninggal. Keadaan semakin runyam. Mereka harus menemukan siapa pelakunya. Satu persatu meninggal. meninggalkan teka-teki yang sulit di pecahkan. Siapa pelakunya? siapkah kalian bermain. GAME OF THE DEATH....