|| Bukan Pelaku Sebenarnya

2.7K 429 19
                                    

"Gak semudah itu!" ujar Sekar penuh dengan penekanan. "Lo harus ngerasain apa yang gue rasain Kane!"

Kane menangis, merasa sangat bersalah. Apa mungkin ini yang di rasakan Sekar waktu itu? Saat vidionya tersebar bersama tukang kebun sekolah?

Dada Kane sesak, membayangkan semuanya. Kini ia yang berada di posisi Sekar saat itu.

"Arghh.... " Kane berteriak histeris, menjambak rambutnya sendiri. Sekarang untuk keluar saja ia sangat malu. Dan tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Giel, gue harus apa? Andai lo masih di sini. Semua gak akan seperti, ini kan?" Kane memeluk lututnya. Berada di titik paling menyakitkan.

Yang ia butuhkan kehadiran sosok Giel. Bukan orang lain.

***

Gwen POV

"Kita cari Kane kemana lagi, Gwen?" ujar Leon kepadaku.

"Gue juga gak tahu Eon, " jawab ku sembari memegangi kepalaku.

"Kepala lo masih pusing?" tanyanya.

Aku mengangguk lemah, "Sedikit."

"Biar gue aja yang cari Kane. Lo istirahat di UKS aja," saran Leon.

Aku menggelengkan kepala. "Gak bisa Eon, Kane juga teman gue. Gue harus ikut cari dia."

"Kondisi lo ga memungkinkan. Pokoknya gue harus antar lo ke UKS dan nitipin lo ke anak UKS biar lebih aman," ujarnya. Aku tidak ada jawaban lain. Selain menerima ucapannya.

Kami berjalan ke UKS. Sampai di sana ada Alvaro, rupanya ia tengah mengobati lukanya. "Al, lo gak pa-pa?"

"Kepala gue bocor dikit."

"Ya ampun. Maafin Kane ya... " ujarku.

"Bukan lo yang salah."

"Tapi Kane temen gue"

"Teman? Setelah apa yang dia lakukan ke lo?"

Seketika kedua bibirku tidak mampu berucap apa-apa. Alvaro tersenyum, lalu melirik ke arah Leon.

"Toilet perempuan, " ujarnya kepada Leon.

Apa maksud Alvaro.

"Kane ada di toilet perempuan." Alvaro memperjelas ucapannya. Kenapa Alvaro bisa tahu Kane di sana?

"Karena gue tadi liat di masuk kesana. Kemungkinan dia masih ada di sana," jawab Alvaro seakan tahu isi hatiku.

"Gwen, gue nemuin Kane dulu. Lo harus jaga diri baik-baik kalah ada apa-apa kabarin gue, " ucap Leon.

Aku mengangguk, Leon melirik Alvaro setelah itu dia pergi dari UKS.

Aku menatap Alvaro yang masih diam di sebelahku.

"Kenapa?"

"Kenapa lo merahasiakan semuanya?"

"Tentang?"

"Kalau lo anaknya pak Gunawan? Bahkan gue yang kenal lama sama lo gue gak tahu, " ujarku.

"Lo bukannya gak tahu. Tapi emang karena lo gak inget iya, kan? " ucap Alvaro sembari tertawa. "Padahal dulu kita sering main di rumah gue. Lo, gue, Raja, dan...."

Aku mengeritkan kening. Kenapa Alvaro tidak melanjutkan ucapannya?

"Dan siapa?"

"Rina," ujar Alvaro.

"Sandrina....," ujar Alvaro lagi.

"Deg! "

"Rina... jangan nakal... Mama Rina nakal... "

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang