|| Isi Loker Raja

3K 460 54
                                    

Peringatan: bagian akhir harus istighfar:)

Huh, aku menghela nafas. Menyandarkan kepala di dinding. Aku masih saja memikirkan ucapan Alvaro tadi. Dongeng tadi, sungguh membuatku kepikiran. Apa mungkin selama ini Alvaro dalang dari semuanya? Untuk apa? Kenapa dia melakukan semua ini?

"Ngapain lo di sini?" Aku kaget, ketika melihat Kane sudah berdiri di depanku. "Lo pasti lagi nyusun rencana buat bunuh gue, kan? "

"Lo ngomong apa sih Kane," ujar ku menatap Kane kesal. Kane tertawa, mendengar ucapan ku.

"Otak cantik lo, pasti lagi berpikir. Gimana cara menghancurkan gue, dan teman-teman gue," ucap Kane.

"Lo kenap......"

"Gue masih ingat loh, sama lengan baju lo yang berdarah," ucap Kane memotong ucapan ku. "Itu udah cukup jadi bukti."

Kane tersenyum sinis. Sembari pergi meninggalkanku. Lengan baju bernoda darah? Aku pernah meminjamkan baju kepada Kane, dan kata Kane di baju itu ada noda darah. Sementara aku sama sekali tidak pernah memakai baju itu. Baju itu tersimpan rapih di dalam loker.

"Kita ke kelas, ya? " ujar Alana. Aku mengangguk. Saat Alana akan mendorong kursi roda ku. Saat itu juga, aku melihat loker milik Raja. Membuatku penasaran, apa isi dari loker tersebut.

"Eh Lan, tunggu dulu deh, " ujar ku. Alana menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa Gwen?"

"Gue penasaran sama isi loker Raja. Siapa tau kita nemuin petunjuk di sana," ucapku. Alana terdiam sebentar.

Alana pernah mengajakku untuk mengecek isi loker Raja. Tapi sampai sekarang kami tidak membuka loker Raja. Apa mungkin jawaban dari semua teka-teki ini ada di loker Raja?

"Gue harus cari tahu," gumam ku. Aku pun segera pergi dari tempat ini.

****

Author POV

"Gimana Gas? Lo bisa bantu kita, kan? " ucap Alana sembari menatap Bagas. Bagas memperhatikan rekaman CCTV yang di berikan oleh Alana.

"Gue sih bisa, Lan. Tapi kayaknya cuma nentuin kira-kira tinggi dan jenis kelamin deh," ucap Bagas.

"Gak pa-pa kok, setidaknya ada yang bisa di ungkap. Kira-kira kapan selesainya?" tanya Alana.

"Lumayan lama sih, soalnya gue juga masih ada kerjaan lain," jawab Bagas.

"Oke, pokoknya kalau udah selsai. Lo harus segera kasih tahu gue, " ucap Alana. Bagas mengangguk. Alana mengaduk-aduk minumannya dengan pipet.

"Gue bisa aja sih nyelesain gambaran ini satu malam," cetus Bagas. Sontak Alana menatap kearah Bagas.

"Bisa? Beneran?" ucap Alana begitu senang. Bagas mengangguk.

"Tapi ada syaratnya, " ucap Bagas sembari tersenyum.

"Ha? Apa?"

Bagas mendekatkan dirinya kearah Alana. Lalu membisikkan sesuatu. "Temani gue malam ini."

Alana terdiam, menatap Bagas yang masih menatapnya juga. Bagas cukup tampan, dia juga memiliki badan yang atletis. Sebenarnya mereka juga kenal sudah lumayan lama. Jadi tidak ada salahnya bukan?

"Oke, gue bakal temani lo. Tapi lo kerjain dulu gambarannya," ucap Alana. Bagas mengangguk dengan semangat.

****

Gwen POV

Aku berjalan masuk menuju TU. Koridor sekolah benar-benar sepi. Karena memang bel sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam lalu. Ada beberapa murid yang tengah mengikuti ekskul. Termasuk Kane, aku tadi bertemu dengan Kane di kamar mandi.

GAME OF THE DEATH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang