"Yang baik? Yang jahat? Siapa yang mereka maksud?" tanya Leon. Aku menggelengkan kepalaku.
"Gue juga gak tahu. Masalahnya sekarang buku diary-nya Giel ilang gitu aja... " ujar ku mengungkapkan isi perasaanku. Padahal aku sangat berharap jika, aku dapat menemukan semua jawabannya di buku Giel tapi kini harapanku pupus.
"Gue bakalan bantu cari buku Giel. Kita harus dapatin buku itu," ujar Leon.
"Makasih ya Eon, " ujarku. "Gue ke kelas dulu."
"Hati-hati Gwen... "
Aku melangkah dengan lemas menuju kelas. Harapanku satu-satunya pupus. Buku itu hilang. Semuanya karena kecerobohan ku. Buntu, kami berada di titik buntu. Harusnya buku itu mengungkap kasus yang membuat pusing selama ini.
"Gwen."
Aku berhenti, mendongak ke sumber suara.
"Kenapa?" tanyaku menatap seseorang yang memanggilku.
"Argh!" Aku berteriak, ketika dia tiba-tiba mencekik leherku.
"Le.... lepaskan...." Nafasku begitu sesak.
Namun entah apa yang menguasai pikirannya. Dia mencekik leherku dengan begitu kuat.
"Ri.... an lepasin.... " gumam ku.
Arian menambah lagi tekanan tangannya. Membuatku tidak bisa bernafas.
Bugh!
Aku terjatuh, ketika Arian melepaskan tangannya.
"Ayo bangun! Lawan gue!" ujar Arian. Aku mengatur nafasku, kenapa Arian jadi begini?
"Lo kenapa sih? Lo hampir bunuh gue tahu gak!" seruku. Arian diam, ia berjongkok di depanku.
"Lo gak lawan gue? Lo gak balas serangan gue?" ujarnya.
"Gila ya lo!" Aku menatapnya kesal. "Lo kenapa sih, Yan? Gue salah apa sama lo?"
"Gue tahu lo yang udah bunuh mereka kan?" ujar Arian tersenyum miring.
Aku menyipitkan mata, menatap Arian dengan senyum sinis. "Lo ada bukti?"
Seketika Arian diam. Tidak mampu menjawab ucapan ku.
"Gak ada kan?" ujar ku menatap Arian. Aku berdiri, membersihkan rok bagian belakangku.
Aku menepuk bahu Arian. "Lain kali jangan nuduh sembarang orang. Kalau orang itu gak terima. Dan malah ngelakuin hal yang lo tuduh, lo bisa apa?"
Aku pergi meninggalkan Arian yang masih berdiri membeku di koridor sekolah.
****
Author POV
Alvaro berjalan ke belakang sekolah untuk menemui seseorang. Ia mendongak kanan dan kiri. Memastikan tidak ada orang di sekitar sini. Setelah itu dia masuk kedalam gudang.
"Setahun setelah kejadian itu. Gue gak akan pernah lupa... "
Alvaro diam, ia menatap sekitar ada beberapa lilin-lilin yang memenuhi ruangan. Ada dupa, sesajen, dan taburan bunga.
"Selanjutnya apa?" ujar Alvaro.
"Mati. Mereka semua harus mati."
Alvaro tersenyum sinis mendengarnya. "Gue sejutu."
Sosok di depan Alvaro mendongak menatap Alvaro.
"Banyak orang yang mulai curiga. Lo harus hati-hati," ujar Alvaro mengingatkan.
"Sebelum terbongkar. Gue juga mau bunuh mereka dengan tangan gue sendiri."
Tangannya mengepal, kedua matanya melotot tajam, dengan sorot emosi yang terlihat jelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/244172540-288-k837797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF THE DEATH✔️
Mystery / ThrillerSetelah ketua gengnya meninggal. Keadaan semakin runyam. Mereka harus menemukan siapa pelakunya. Satu persatu meninggal. meninggalkan teka-teki yang sulit di pecahkan. Siapa pelakunya? siapkah kalian bermain. GAME OF THE DEATH....