Di asing kan, dan di hina adalah aku. Jadi mana mungkin, kau ingin mengakui rasa itu. Bagimu rasa itu adalah aib! Iya bukan queen bee?
-R-
Aku mendongak, menatap ke segala arah. Raja, apa dia ada di sini?
***
Tapi bukankah Raja sudah meninggal? Dia sudah tidak ada. Jadi mana mungkin ia mengirimkan surat ini. Nafasku mulai tersengal kepalaku berdenyut. Bayang-bayang penyiksaan Raja dulu berputar lebih jelas dalam ingatan ku. Aku hampir terjatuh, namun aku bisa menahannya. Dan memilih memegangi pinggiran kursi.
"Gwen, lo kenapa?" ucap Alana yang sudah di depan ku.
"Gak pa-pa Lan, gue cuma pusing sedikit kok," jawabku tersenyum. Alana menyelipkan rambutnya pada telinganya. Pandangannya beralih pada sobekan kertas yang ku pegang.
"Eh, ini bukan apa-apa, " ucapku mencegah Alana mengambil kertas itu dari tanganku. Alana mengangguk paham.
"By the way, kalau lo sakit ke UKS aja," usul Alana.
"Anterin gue ke UKS ya," ajak ku. Alana menganggukkan kepalanya. Kami berjalan menuju UKS.
****
Kami sampai di UKS,Alana langsung membantuku untuk duduk di atas ranjang di UKS. Bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.
"Lan,lo balik ke kelas aja. Gue gak pa-pa di sini sendiri," ucapku.
"Lo beneran gak mau di temenin?" tanya Alana. Aku menggelengkan kepalaku.
"Enggak usah. Gue bisa sendiri kok," jawabku. Alana menghela nafasnya.
"Oke kalau gitu. Gue balik ke kelas ya. Lo kalau ada apa-apa telpon gue, atau lo bisa telpon yang lainnya," ucap Alana mengusap bahuku.
Aku hanya mengangguk mendengar ucapan Alana. Alana mengambil tasnya,yang sempat ia letakkan di kursi tadi. Lalu ia keluar pergi meninggalkan ku di dalam UKS. Aku memegangi kepalaku sembari menatap kembali sobek kan kertas misterius tadi.
Queen bee, adalah julukan yang di berikan Raja kepadaku. Ingatanku melambung ke beberapa bulan yang lalu.....
Flashback on
"Queen bee."
Aku mendongak menatap lelaki berkacamata yang baru saja mengucapkan kata tersebut. "Lo ngomong sama gue?"
"Aura lo itu queen bee," ucapnya.
"Haha... gue tahu sebenarnya lo itu ngejek gue kan? Karena gue gak bisa seperti mereka!" ucapku tersenyum kecut. "Gue tahu gue emang gak punya bakat apa-apa. Dan jangan bandingin gue sama mereka!"
Raja tersenyum menanggapi ucapan ku. "Lo bisa semua bidang, lo bisa basket, lo bisa main futsal, lo bisa ngerjain 50 soal matematika dalam waktu 10 menit,lo bisa bela diri, lo bisa dance, bahkan lo bisa menciptakan lagu sendiri."
"Omong kosong!"
"Lo bisa tapi lo gak pernah mau buat mengeluarkan semua kemampuan lo," ucap Raja.
"Kata siapa gue bisa futsal! Gue gak suka olahraga!" bantahku.
"Yakin gak suka olahraga. Apa perlu gue umumin di setiap penjuru sekolah. Kalau seorang Gweni Annatasya Bimantara pernah menjuarai futsal, sepak takraw, bulu tangkis,bola basket, sofball pada ajang perlombaan antar sekolah menengah pertama (SMP) pada tahun 2015 lalu?"
Aku terdiam mendengar ucapan Raja. Tunggu darimana Raja tahu akan semua ini? Padahal aku tidak ingin mengingat semua itu! Aku tidak ingin!
"Enggak! Lo bohong! Lo omong kosong!" ucapku kepadanya. Nafasku tersengal, dadaku sesak mengingat semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF THE DEATH✔️
Misterio / SuspensoSetelah ketua gengnya meninggal. Keadaan semakin runyam. Mereka harus menemukan siapa pelakunya. Satu persatu meninggal. meninggalkan teka-teki yang sulit di pecahkan. Siapa pelakunya? siapkah kalian bermain. GAME OF THE DEATH....