🥧8. Pelampiasan

111 15 22
                                    

Manusia itu memang suka sok tahu, lebih tepatnya sudah dijadikan hobi. Dari sanalah mereka mengumpulkan berbagai argumen negatif soal diri kita :)

Btw, diputer ya sayang, audionya, biar makin enak pas baca ❤️
-Tae Hyung (authornya lagi halu)

Btw, diputer ya sayang, audionya, biar makin enak pas baca ❤️-Tae Hyung (authornya lagi halu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nebula menghela napasnya kasar sembari menghentakkan kakinya ke lantai. Menoleh ke arah pintu ruang rapat OSIS dalam keadaan masih terduduk di kursi kayu panjang, kedua telapak tangannya sontak mengepal saat mengingat apa yang terjadi selang beberapa detik lalu.

Memang, ya, orang-orang tak pernah bisa menghargai kepemilikan orang lain, bahkan untuk sekedar membereskan serpihan kaca saja mereka tak mau. Padahal siapa coba yang berbuat? Kenapa dirinya pula yang merasa bersalah sendiri dan harus mendengar bisikan untuk segera membereskan itu semua?!

Baiklah, tidak boleh ada yang terjadi, apalagi bergerak dan menghilangkan jejak. Bisa-bisa dirinya yang ditegur, atau mungkin harus merepotkan Karma untuk datang demi hal tidak penting!

Nebula kembali mengerucutkan bibir lima senti sembari berpikir sejenak. Menatap area langit-langit koridor sambil mengembuskan napas berulang kali. Perlahan ia bangkit dan bergerak maju-mundur dengan hati-hati.

"Njir! Nggak mau! Ih, najis! Woi! Anjing, nggak mau!!!" Kedua kaki Nebula seketika merosot. Tidak, serpihan beling itu masih cukup jauh dari langkah kaki Nebula apabila diukur menggunakan penggaris. Ya ampun, kenapa rasanya begitu sesak? Bahkan air mata gadis itu pun tak kuat menahan diri untuk tidak menampakkan wujud aslinya.

"Gue nggak mau! Jangan sampe!" Ahh, ya ampun, kalau saja ia sudah kehilangan akal sehatnya, maka Nebula pasti sudah berteriak sekencang mungkin sekarang juga.

"Gue nggak mau punya ibu tiri," lirihnya.

"Najis! Ih, Nash juga nggak akan sudi punya ibu singa kayak Miss. Sunshine!" Gadis itu menggelengkan kepala pelan seraya mengusap air matanya menggunakan punggung tangan dengan kasar. Sudah hampir gila rasanya kalau ia terus dihantui seperti ini.

"Anjir! Ngapain, sih, dia muncul terus? Dia mau bikin gue gila apa gimana anjir!" Astagfirullah, baik Nebula harus ber-istigfar sebanyak mungkin demi memusnahkan bayang-bayang iblis yang terus mencuci isi otaknya. Bagaimana bisa ia membayangkan sosok Miss. Sunshine yang tengah mengenakan kebaya khas jawa bersanding dengan ayahnya yang tampan seperti Alvaro Mel, Cha Eun Woo, Shawn Mendes?

 Sunshine yang tengah mengenakan kebaya khas jawa bersanding dengan ayahnya yang tampan seperti Alvaro Mel, Cha Eun Woo, Shawn Mendes?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Me and My Pacar ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang