Kayaknya memang enggak ada orang yang perlu dipercaya lagi di dunia selain ... diri sendiri.
"Ayah, Ona ada di sini nggak?" Bersama napas yang masih terengah-engah, tanpa mempedulikan sekujur tubuhnya yang sudah menggigil, Nebula langsung berlari memasuki rumah dan bertanya pada Karma yang baru saja berniat melangkah masuk ke dalam kamar.
"Kakak kok bisa basah kuyup begini? Kehujanan?" tanya Karma yang sontak saja membelalakkan kedua bola matanya usai tubuh Arcas mulai tampak di pelupuk mata.
"Ona di atas nggak, Ayah?!" seru Nebula yang langsung berlari menaikki tangga lantai dua. Tolong, Karma juga pasti mengerti soal apa yang sedang gadisnya alami sekarang.
Sesekali sang gadis mengembuskan napasnya kasar sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar dan berganti pakaian. Sip, kalau memang Halona tak ada di sana, bisa jadi Asya ngambek karena Halona curi-curi pulang.
Sambil mengambil napas paling panjang, Nebula pun langsung membuka pintu kamarnya dan berlari ke arah Halona yang masih sibuk menatap layar ponsel di bawah embusan pendingin ruangan. Membaringkan tubuhnya sambil menggenggam ponselnya tepat beberapa senti di atas wajah, kemudian selang tak lama gadis itu menoleh kala merasakan kehadiran seseorang yang tak lagi layak dilihat.
"Asya ke mana?"
"Tadi di bawah. Kayaknya masih main sama Nash," balas Halona santai.
"Anjir lo beneran nggak tau apa-apa atau gimana, sih, Na? Main hp aja terus, nggak usah peduliin gimana sekitar. Temen lo kenapa-napa di jalan pun kayaknya lo nggak bakal tau!"
Kebiasaan memang si Halona ini. Terlalu sibuk pada ponsel sampai lupa jikalau sekitarnya pun harus ia jaga. Terus kalau sampai Asya di jalan kenapa-napa, bisa Halona bertanggung jawab? Kalau gadis yang rajin kali mengepang dua rambutnya itu marah dan memutuskan pertemanan secara tiba-tiba, Halona juga enggak peduli karena ponsel jauh lebih penting dari segalanya?
"Apa? Kenapa? Oke gue telpon Sya. Lo ganti baju dulu aja biar nggak masuk angin, Bul. Habis itu makan es krim."
Nebula mengangguk kasar, lantas membalikkan tubuhnya dan mengambil kaos serta celana pendek untuk berganti. Baiklah, ia serahkan semuanya pada Halona. Kalau sampai ada yang terjadi pada Asya, maka ia tak mau tahu jikalau sahabatnya itu harus bertanggung jawab.
"Kayaknya Sya ngambek sama Nash. Tapi ... kalau dia kenapa-napa, eh nggak mungkin. Pasti dia sampe di rumah dengan selamat."
"Sejak kapan Sya ngambekkan karena diganggu anak kecil?" balas Nebula yang entah hanya membutuhkan beberapa detik untuk berganti pakaian.
Halona terdiam, lantas menggelengkan kepala saat sebuah operator kembali memberikan jawaban entah untuk yang ke berapa kali usai dirinya menelepon Asya.
"Nggak diangkat ...."
"Syaaa aaah, gara-gara lo, sih, Na."
"Ya, maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Pacar Proposal
Teen FictionCitra Nebula sebagai selebgram yang baik dan apa adanya mendadak hancur ketika dirinya tidak sengaja mendorong Ms. Sunshine saat ponselnya disita. Baru saja berniat untuk meminta maaf, walau tidak ikhlas, Arcas--si Ketua OSIS galak, songong, berwaja...