Sip, ini namanya jam paling pagi bagi Nebula untuk membuka mata. Siapa lagi kalau bukan karena Arcas yang sengaja memaju-majukan jam dan tidak ikhlas membiarkan Cinderella-nya menikmati waktu akhir pekan.
Dilihatnya jam yang masih menunjukkan pukul enam pagi. Kata Arcas, kalau Nebula belum bangun jam segitu, jangan harap mereka jadi pergi.
Hingga akhirnya suara nada dering telepon masuk pun berhasil memecah lamunan Nebula saat itu juga. Enggak perlu dikasih tahu lagi siapa yang telepon, udah pasti tahu.
Gadis itu sontak mengembuskan napasnya kasar dengan mata setengah terpejam, lantas mengusap layar ponsel dan menelan gambar pengeras suata agar jarinya tak perlu capek-capek mengeluarkan energi untuk menempelkan benda penuh radiasi—terutama jika Arcas yang bicara—angka bahaya radiasinya semakin tinggi—itu ke telinga.
"Turun!"
"Sabar! Baru bangun."
"Dasar cewek! Kemaren janji jam berapa?"
"6," balas Nebula singkat sembari menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Ya ampun, embusan pendingin ruangan memang suka bikin betah di kasur.
"Sekarang jam berapa?"
"Satu pagi," balas Nebula malas. Iya, memang si Arcas enggak bisa lihat jam sendiri?
"Ya udah, gue tinggal."
"Ih! Sabar! Tinggal ganti baju, nggak usah mandi sama pake kacamata item!"
"Cepet."
Nebula tekan saja gambar telepon yang warna merah. Memangnya siapa coba yang suka disuruh cepat-cepat usai mata melihat dunia? Tapi salah Arcas juga sebenarnya, siapa suruh memaksa sepagi ini, padahal kalau sesuai permintaan Nebula kemarin, jam 10 pagi merupakan waktu yang tepat.
"Kak, kasian calon menantu Ayah nunggu di bawah," ucap Karma di depan pintu yang sontak saja membuat putri pertamanya itu turun dari kasur dan berganti pakaian. Mengambil hoodie putih bertuliskan "Beautiful Girl" di bagian dada, lalu memadukannya dengan celana pendek berwarna hitam. Simple is the best, yang penting nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Pacar Proposal
Teen FictionCitra Nebula sebagai selebgram yang baik dan apa adanya mendadak hancur ketika dirinya tidak sengaja mendorong Ms. Sunshine saat ponselnya disita. Baru saja berniat untuk meminta maaf, walau tidak ikhlas, Arcas--si Ketua OSIS galak, songong, berwaja...