🍓13. Jenengan Sopo?

63 14 0
                                    

Kalau memang ia yang diutus oleh Tuhan untuk datang, tapi kenapa rasanya tak pernah nyaman untuk berdekatan walau hanya sementara? Bahkan terlalu banyak pikiran negatif yang terus menjelajah selama keduanya bertemu.

Kalau memang ia yang diutus oleh Tuhan untuk datang, tapi kenapa rasanya tak pernah nyaman untuk berdekatan walau hanya sementara? Bahkan terlalu banyak pikiran negatif yang terus menjelajah selama keduanya bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jenengan itu sing suka angry-angry sama Kak Nebul, kan?!" seru seorang gadis berambut hitam sepinggang yang sudah melipat kedua tangannya di depan dada. Sedikit mendongak ke arah Arcas—berusaha menahan agar lelaki jahat itu tak bisa melewati ambang pintu.

Nash tahu, bahkan dari cerita yang kerap dilontarkan oleh sang kakak pada ayah, ia dapat menyerap tiap informasi negatif yang digambarkan oleh Nebula hampir setiap harinya.

"Mundul! Olang jahat ora iso masuk my house!" teriak Nash sembari menunjuk ke arah teras berlantai marmer yang dihiasi oleh dua buah tiang di bagian kiri dan kanan.

Lelaki dengan bomber hitam itu terdiam. Sama sekali tak melangkah satu centi pun dari pintu bercat putih yang terbuka.

Sedikit memicingkan mata ke arah Nash, lantas menoleh—menyaksikan dengan datar bagaimana aksi Nebula yang sama sekali tak memberikan bantuan.

Memang, ya, kakak dan adik itu sama saja! Sama-sama aneh, bicara saja masih tak becus, tapi sok-sok ngomong pake bahasa planet. Pantas saja mereka terlahir menjadi satu keluarga.

Sudut bibir Nebula seketika terangkat. Sibuk menahan tawa dengan bagaimana perilaku Nash yang begitu mengagumkan. Pintar sekali, ajaran-ajaran bijak yang ia curahkan selama ini ternyata diserap dengan sangat baik. Tak salah kalau dulu ia minta diberikan seorang adik.

Sambil mengembuskan napas kasar, Arcas berkata, "Bole urusin adik lo? Kalau nggak, gue balik."

"Dih? Lo mau gue viralin, Kak? Ini rumah gue, jadi lo nggak punya hak buat ngapa-ngapain."

"Oke gue balik." Lelaki itu sontak berbalik. Memutar bola matanya malas dan kembali mengembuskan napas entah ke yang berapa kali. Lagi pula, kenapa coba seorang anak kecil harus ada di dunia ini? Waktu bayinya saja lucu, makin besar rasanya ingin ia bunuh satu-satu. Menyebalkan!

"Loh ... loh ... loh, kok temannya diusir, Kak?" sahut seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari dapur sembari mengaduk segelas kopi hitam.

"Enggak, Ayah." Dalam hitungan detik, Nebula yang baru saja mendaratkan bokongnya di atas sofa bersama Nash, sontak membelalakkan kedua bola matanya lebar.

"Selamat malam, Om." Iya, Arcas berbalik dan langsung berjalan menghampiri Karma yang langsung menyuguhkan senyum ramah usai meletakkan gelas kopinya di hadapan Nebula.

"Malam."

"Maaf kalau kedatangan saya mengganggu waktu Om dan keluarga, tetapi tujuan saya ke sini untuk membantu Nebula belajar bahasa Inggris, sesuai amanah dari Miss. Sunshine."

Me and My Pacar ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang