🍯14. Jenengan Rese, Yo!

60 11 0
                                    

Entah, tapi yang jelas raut wajah Arcas sudah tak lagi terlihat normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah, tapi yang jelas raut wajah Arcas sudah tak lagi terlihat normal. Dengan cepat lelaki itu membalikkan sang layar ponsel dan menekan tombol merah, lalu kembali menatap Nebula penuh amarah.

"Kak? Lo ... ada hubungan apa sama Ona?"

Sembari menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, lelaki itu sontak berkata, "Cepet udah malem! Lo nggak usah ngalihin pembicaraan."

"Ayah, cowok jelek yang ngajarin kakak galak. Nash nggak suka!" ucapnya sembari membuka pintu kamar dan berlari ke arah Arcas yang seketika ikut membeku bersama Nebula saat melihat kehadiran Nash yang tak diminta.

"Nash?" panggil Nebula.

"Siapa nama lo?" tanya Arcas sembari melemparkan tatapan tajam pada gadis berusia lima tahun itu.

"Nash!" balasnya ketus sambil menjulurkan lidah.

"Njir, lo harus sopan kalau lagi ngomong sama orang yang lebih dewasa, Adek."

"Nggak peduli! Koe ora mau denger jenengan!"

Nebula yang tak terima dengan perilaku Arcas kepada adiknya pun sontak bangkit. Mengarahkan jari telunjuknya pada lelaki itu, kemudian memicingkan mata. "Lo jangan bentak adek gue!"

Astaga, memang, ya, adik dan kakak tidak ada yang waras. Lagi pula, seorang anak kecil itu harus diberikan shock theraphy agar kelak menjadi anak yang kuat dan sopan kepada orang tua. Begitu menurut Arcas yang selalu dididik dengan keras oleh almarhum orang tuanya.

Jujur saja, Arcas sendiri pun bingung darimana asalnya mental lemah yang dimiliki oleh sebagian besar anak zaman sekarang—mungkin terlalu dimanja dan serba dituruti, sampai dicubit oleh guru saja harus melapor pada polisi. Padahal kalau orang tuanya bercerita, hal itu merupakan sesuatu yang wajar.

Dengan langkah sigap, Nash melangkah mendekati Arcas. Mendekatkan mulutnya di samping telinga lelaki itu, kemudian mengembuskan napasnya kasar. "Ayah!!!"

Astagfirullah, baik ia sendiri tak mengerti cobaan apa yang diberikan oleh Tuhan hingga dirinya dipertemukan dengan seorang dakjal mini yang sekarang hanya bisa tertawa lepas sambil melirik ke arah Nebula.

Arcas sontak menarik lengan tangan Nash kasar sampai posisi keduanya pun saling berdekatan. "Lo jadi anak kecil nggak boleh teriak-teriak. Kuping gue sakit."

"Woi, adek gue mau lo apain?!" Ya ampun jangan sampai apa yang menimpa dirinya waktu itu terjadi pada Nash. Bagaimana jika Arcas menggendong balita dan menciumnya dengan rakus? Dulu memang hanya khayalan dari otaknya, tapi kalau itu sampai terjadi pada Nash, bagaimana?

"Kakak tolongin aku," lirihnya sambil menatap Nebula penuh harapan. Ingin segera dibawa pergi dari sana atau boleh juga kalau Karma datang dan menggendongnya ke kamar.

"Ayah, Nash dalam bahaya!!!" teriak Nebula dari ruang tamu yang sontak saja membuat Karma berlari dari kamarnya.

Kedua bola mata pria itu terbelalak. Mendapati kondisi anak-anaknya yang ia lihat masih normal dan tak ada yang membahayakan.

Me and My Pacar ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang