Ah, entahlah, menjalani hari bersama Arcas setiap hari malah membuat Nebula semakin bingung dengan apa yang ia rasakan. Apa mungkin cinta itu memang tak berbentuk, misalnya kalau di rumah sakit itu di USG kayak rahim, oke pikirannya mulai kacau.
Gadis itu terus melangkah menyusuri koridor sendirian. Namun, kenapa kalimat Arcas kemarin di taman justru berkeliling di kepalanya? Mungkinkah memang ada sesuatu yang aneh dari teman-temannya, tapi sengaja mereka sembunyikan demi mendapat barang endorse gratis? Katanya, lumayan hemat Shopeepay setiap bulan.
Baik sepertinya ia harus mencari Halona dan Asya, lalu menodong mereka dengan beberapa pertanyaan agar semua jelas. Dasar memang si Arcas! Sudah membuat anak orang ber-overthinking di pagi hari yang cerah ini.
Tapi kalau ternyata Halona dan Asya diam-diam menjauh, lalu temenan berdua doang, gimana? Masa nanti Nebula jadi sendirian ke mana-mana? Siapa yang akan membeberkan gadis itu dengan aura-aura positif?
Datang tanpa diundang, seorang perempuan dengan rambut panjang sepinggang yang tumben sekali digerai itu datang menghampiri Nebula sambil melambaikan tangan di udara. "Nebul, haii!!"
Sontak saja Nebula mengerutkan kening. Kenapa bisa Halona justru menyapa dengan hati penuh riang gembira? Apa jangan-jangan dia habis dijadikan Arcas sebagai pacar kedua? Soalnya kemarin saja mereka melakukan tindakan misterius!
"Onaaa!!! Nggak boleh ya!" seru Nebula tiba-tiba.
Halona yang baru saja hendak mendaratkan bokong di area kursi lorong lantai dua itu pun menyipitkan mata hingga Nebula ikut terduduk di sebelahnya.
"Nggak boleh apa?"
"Nggak boleh rebut Arcas dari gue!"
"Hey ... lo udah jadian sama dia? Kapan? Ya ampun, kenapa enggak ngabarin? Masa gue udah expired jadi sahabat lo sampe nggak dikasih tau? Oh apa mungkin lo terlalu capek jadi lupa buat kasih tau?"
Segera Nebula hantamkan telapak tangannya ke atas paha yang tertutup oleh rok abu-abu kotak-kotak yang sedang dikenakan Halona.
"Mau pajak jadiannya, dong."
"Bawel, Ona!" balasnya sambil menepuk kencang bahu sahatnya itu.
Sontak saja Halona yang berjalan di samping kanan Nebula pun sedikit melompat ke samping—untung saja tidak menabrak orang yang sedang berkeliaran di lorong.
"Sya mana?"
Halona mengangkat kedua bahunya santai. Seingat dia tadi, hanya tas sekolah Asya yang terlihat di kursi kelas. Sudah, dihubungi melalui WhatsApp pun tak hanya berujung centang satu abu-abu dengan last seen dimatikan—tak tahu ada masalah hidup apa.
"Bul, Ona, tolongin Asya! Ada di rooftop!" seru seorang lelaki berambut jabrik sambil meletakkan kedua telapak tangan di depan dada. Napas lelaki itu masih memburu, bahkan beberapa tetes keringat sudah melintas di area wajah cowok yang rupanya sekelas dengan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Pacar Proposal
Teen FictionCitra Nebula sebagai selebgram yang baik dan apa adanya mendadak hancur ketika dirinya tidak sengaja mendorong Ms. Sunshine saat ponselnya disita. Baru saja berniat untuk meminta maaf, walau tidak ikhlas, Arcas--si Ketua OSIS galak, songong, berwaja...