Sepertinya hari ini semesta sedang membalas semua perbuatan Nebula. Iya, Halona dan Asya yang katanya mau pulang ke rumah Nebula, eh malah hilang entah ke mana. Padahal tadi Nebula cuman ketiduran sebentar usai berjemur ketika pelajaran olahraha. Kalau kayak gitu, dia pulang sama siapa?
"Yanti!"
Astaga, suara itu lagi kan jadinya yang menggema di telinga? Ih, benar-benar menyebalkan! Dipikirnya, Nebula enggak bosan?
Lihat saja, tak akan pernah Nebula menengok kalau nama jelek itu kembali diucapkan. Bodo amat, siapa pun! Ayah aja enggak pernah panggil nama jelek itu, padahal Nebula Merichie sudah sempurna. Kenapa Karmayanti-nya enggak diganti gitu? Jadi Nebula Merichie V gitu.
"Woi, punya kuping nggak, sih?"
Gadis itu kembali berdecak sambil melipat kedua tangannya di depan dada tanpa menoleh sedikit pun walau langkahnya tetap terhenti di penghujung pintu keluar. Siapa suruh panggil pake nama jelek?
Hingga akhirnya secara perlahan, sebuah dentuman langkah kaki terasa semakin dekat ke arahnya, bahkan sebuah tangan kasar juga sudah menggenggam kerah kemejanya dari belakang.
"Elah, kebiasaan banget, sih, narik-narik! Mau diviralin, ya?"
"Mau."
Astaga, benar-benar! Enggak mungkin 'kan kalau laki-laki itu sadar jika apa yang terucap itu memang hanya ancaman? Ya kali dilakukan beneran, bisa dicap sebagai selebgram tukang cari sensasi!
"Ayok pulang," ucapnya lagi.
"Lo pulang aja, sih, sendiri. Kita beda rumah, Kak. Lo pasti mau—"
"Dalam pembuatan proposal, pengulangan kata—apalagi sampe ratusan kali, lo bisa dilempar pake tumpukkan kertas yang udah dijilid."
Sontak saja gadis itu berdecak sambil memutar bola matanya malas. Namun, selang beberapa detik kemudian, ia yang masih setia bersender di pintu gerbang pun menoleh. Menatap aneh sebuah telapak tangan yang entah sejak kapan sudah memasuki sela-sela jarinya.
Bahkan dengan santainya pula sang lelaki tak menoleh. Masih sibuk menatap lurus ke depan seolah mengikuti apa yang gadisnya lakukan. Iya, Arcas akan menunggu sampai langit yang sudah menghitam bagai hati manusia mengusir para rintik air dari sana.
"Lo ngapain gandeng-gandeng?"
"Biar cepet. Ya udah, ayok ke motor. Sebelum gue anuin," balas Arcas sambil menyunggingkan senyum. Ia yakin, bahkan sangat jika gadis ini sudah berpikir yang macam-macam. Lagi pula, sebagai lelaki juga harus memiliki harga diri. Pecundang namanya kalau sampai berani melecehkan perempuan.
"Apa?! Awas ya lo macem-macem!" balas Nebula sambil mengikuti langkah Arcas menuju parkiran motor. Langit sudah gelap, bahkan semilir angin pun ikut meniup wajah keduanya tanpa memedulikan keheningan yang sudah mereka berikan sejak beberapa detik lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Pacar Proposal
Ficção AdolescenteCitra Nebula sebagai selebgram yang baik dan apa adanya mendadak hancur ketika dirinya tidak sengaja mendorong Ms. Sunshine saat ponselnya disita. Baru saja berniat untuk meminta maaf, walau tidak ikhlas, Arcas--si Ketua OSIS galak, songong, berwaja...