"Mau ke mana, sih, Kak?"
"Diem."
Sontak saja Nebula terdiam betulan.
Langkah Arcas terus bergerak menuju sebuah area luas yang ditumbuhi oleh bunga-bunga di sekitarnya. Semerbak aroma yang berpadu antara tumbuhan berwarna itu pun membuat Nebula sedikit memejamkan mata. Wangi sekali, seperti parfum melati yang kerap digunakan oleh sang ibu dulu.
"Ikan apa yang terindah, Ikanot live without you my love!"
Iya, Nebula seperti pernah mendengar lirik lagu ini di Youtube kemarin sore sampai tak sadar bahwa matanya sedikit memicing kala mencari darimana sumber suara itu berasal.
Percuma saja ia melempar pandangan pada wajah Arcas, cowok itu masih berjalan beberapa langkah di depan seolah pacarnya ini tak butuh gandengan. Entah, ya, tapi semakin lama, kadar romantismenya semakin memudar.
Tunggu ... ngomong-ngomong soal romantis yang memudar, bisa jadi ada perasaan lain yang sedang dijaga sampai ia harus membagi kepingan hatinya agar tak jatuh ke dalam sebuah lubang cinta.
"Kak Arcas!"
Lelaki itu tak menoleh, justru melangkah lebih cepat hingga Nebula-nya menghentakkan kaki di atas dedaunan kering yang menghiasi aspal di area taman itu hingga akhirnya bayangan Arcas pun menghilang dari pandangan mata.
Jalan yang mereka lewati sebenarnya tak terlalu panjang seperti labirin, hanya membutuhkan perjalanan melewati barisan pohon panjang yang kemudian memaksa siapa pun yang berkunjung 'tuk berbelok dan mendapati sesuatu di sana.
Semakin lama Nebula berjalan, kenapa rasanya dahinya pun ikut mengerut? Seperti ada suara petikan gitar dan juga sepasang manusia yang bernyanyi. Ia terus menatap ke depan, lantas melirik ke kiri dan kanan walau tak menemukan siapa pun di sana.
Kak Arcas:
Jalannya cepetan.Usai membaca tampilan tulisan di layar ponselnya, Nebula sedikit berlari pada akhirnya, hingga sampailah di depan kursi putih yang memang di belakangnya dihadiri oleh sepasang musisi dan gitarisnya. Seperti pernah melihat, tetapi siapa?
"Suara Kayu!" pekiknya sambil menutup mulut. Iya, itu adalah musisi yang lagunya relate dengan kehidupan, namun masih memiliki pengikut yang sedikit. Pantas saja Arcas mampu menyewa, pasti kalau menggunakan ilmu sok tahu, rate card yang diberikan oleh pihak manajer pasti masih sangat rendah dibandingkan dengan dirinya yang memasang tarif belasan juta rupiah sekali bekerja.
"Ayam apa yang termanis? Ayam falling in love with you."
Sadar tak sadar, satu lirik yang baru saja dilantunkan oleh musisi itu semakin membuat Arcas melangkah mendekati gadisnya. Mengamit tangan gadis itu, kemudian menatap matanya lekat. "Denger?"
Nebula mengangguk pelan.
"Iya, gue jatuh cinta sama lo."
"Lo mau nembak gue berapa kali, sih, Kak? Kan kemarin udah!" protes Nebula sambil mengerutkan dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Pacar Proposal
Teen FictionCitra Nebula sebagai selebgram yang baik dan apa adanya mendadak hancur ketika dirinya tidak sengaja mendorong Ms. Sunshine saat ponselnya disita. Baru saja berniat untuk meminta maaf, walau tidak ikhlas, Arcas--si Ketua OSIS galak, songong, berwaja...