twenty nine

2.4K 225 81
                                    

Typo bertebaran!

🌍🌎🌏

Reza masuk ke rumahnya dan langsung mendapat sambutan buruk dari kedua orang tuanya. Yang Reza lihat adalah orang tuanya sedang bertengkar sambil melempar barang-barang.

"Ma, Pa, jangan berantem!" Ucapan Reza sukses membuat perhatian kedua orang tuanya teralihkan kepadanya.

"DIAM KAMU!" Teriak Dirga menggema di telinga Reza.

"Cih anak sama bapak cuma bisa nyakitin doang," ucap Monica lalu pergi sambil mengusap darah yang ada di sudut bibirnya.

Dirga yang tidak menerima perkataan Monica langsung melempar vas bunga ke arah Monica. Namun dengan cepat Reza langsung berdiri di belakang Monica membuat vas bunga itu mengenai dada Reza.

Monica tak menghiraukan Reza dan pergi ke kamarnya. Reza memegangi dadanya yang sakit karena vas bunga itu.

"Pa, kasian Kezia kalo liat papa sama mama berantem," ucap Reza dengan sorot mata kesedihan.

Dirga menatap Reza dengan marah, benci, dan sedih. Dirga memejamkan matanya sebentar lalu membukanya kembali.

"Kalau bukan karena kamu hidup saya tidak akan jadi seperti ini!! SAYA BENCI KAMU REZA!" Teriak Dirga membuat Reza sedikit takut.

""Kalau papa benci sama Reza, kenapa papa
nggak bunuh Reza aja biar hidup papa tenang?" Tanya Reza dengan pelan.

Dirga berjalan mendekat ke arah Reza. "Kalau saya bunuh kamu itu sama saja saya seperti kamu, Pembunuh." Setelah mengucapkan kata itu Dirga langsung mendorong Reza sampai tersungkur.

Reza memegangi kakinya yang sakit. Nafasnya juga mulai menberat. Dirga membiarkan Reza dan pergi ke luar rumah.

Setetes air mata lolos dari mata Reza. Dengan cepat Reza langsung mengusapnya dan berjalan tertatih ke kamar. Rasa sakitnya kini bertambah.

Setelah sampai di kamarnya, Reza langsung menutup pintu itu dan duduk di pinggiran kasur. Dadanya sangat sakit, sakit di luar karena vas bunga tadi dan sakit di dalam karena perkataan Dirga.

"Reza gak mungkin bunuh orang yang paling Reza sayang, Pa," lirih Reza.

'Ting'

Reza menoleh langsung mengambil handphonenya karena terdengar suara notifikasi.

Om Devan

Om Devan
Reza om sudah buat jadwal untuk kemoterapi kamu
>>> send a picture
Besok kamu sudah memulai kemoterapi kamu
Om harap kamu bisa datang dengan tepat waktu

Me
Iya, Om
Terima kasih

Om Devan
Apa kamu sudah meminum obat kamu?

Me
Maaf om
Belum

Om Devan
Jangan lupakan obat kamu Reza atau om akan marah

Me
Iya om
Maaf

Om Devan
Ya sudah, kamu makan malam dan jangan lupa minum obat kamu

Me
Iya om

Reza langsung mematikan handphonenya. Reza menghela nafas lalu berjalan tertatih ke arah lemari. Reza mengambil satu mie cup dan mengambil air panas yang ada di meja dekat lemari.

REZANGGA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang