twenty four

2.4K 256 69
                                    

Typo bertebaran!
Happy reading!

🌍🌎🌏

Setelah pulang sekolah, Reza langsung pergi ke Rumah Sakit dimana Devan bekerja. Reza berjalan di lorong Rumah Sakit dengan tetap berfikir positif. Saat sudah di depan ruangan Devan, Reza langsung mengetuk pintunya.

Saat ingin mengetuk lagi, seorang perempuan sudah membuka pintu membuat Reza cukup terkejut.

Reza melebarkan matanya terkejut begitu juga dengan perempuan itu. "Retha/Reza?!" Ucap mereka secara bersamaan.

"Ciee barengan. Apa kabar lo? Tambah ganteng aja hahaha," Ucap Retha sambil menepuk bahu Reza.

Reza tertawa mendengar ucapan Retha. "Lumayan, iya tau gue ganteng."

Retha mencibir. "Gue tarik kata-kata gue."

"Kapan lo balik?" Tanya Reza.

"Beberapa hari yang lalu sih."

"Betah banget lo keknya di negeri orang."

"Betah banget! Cuci mata tiap hari ngeliat bule hahaha."

"Yee! By the way, Om Devan ada?"

"Papa? Ada di dalem."

Reza pun mengangguk dan ingin masuk ke ruangan itu. Namun ditahan duluan oleh Retha. Entah apa maksut Retha menghadang Reza seperti itu.

"Lo sakit?" Tanya Retha dengan mata memicing.

Reza mengedikkan bahunya. "Mana gue tau! Mingir lo." Reza mencoba mendorong Retha ke samping namun rencananya gagal karena Devan sudah berdiri di belakang Retha dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku jasnya.

"Rethaa jangan gitu biarin Reza masuk," Ucap Devan membuat keduanya menoleh ke arahnya.

"Pah, Reza mau ngapain kesini? Sakit?" Tanya Retha dengan posisi tidak berubah.

Devan juga mengedikkan bahunya. "Mana papa tau," Ucap Devan.

Tentu saja Devan tidak tahu. Lagipula Reza hanya mengatakan ingin datang menemuinya. Reza juga tidak mengatakan alasannya datang ke rumah sakit di telepon tadi.

Retha melongo mendengar jawaban ayahnya itu. "Kok gak tau semua sih? Gimana ceritanya?"

"Ya gitu ceritanya, jadi minggir! Mending lo temenin Kezia tuh di Rumah ajak jalan-jalan atau main gitu. Jengah gue liatnya dia baca buku novel mulu," Ucap Reza membuat Rena berbinar.

"Oh iya udah lama gak ketemu Kezia! Sip ntar gue ajak Kezia jalan-jalan," Balas Retha lalu berjalan menjauh dari mereka berdua.

"Ya sudah ayo masuk!" Ajak Devan dibalas anggukan Reza.

Setelah masuk, mereka berdua pun duduk dengan posisi berhadapan.

"Bagaimana kabar kamu Reza?" Tanya Devan berbasa-basi.

"Baik— mungkin?" Balas Reza ragu.

Devan mengangguk paham. "Jadi kamu kesini ingin memeriksa kesehatan kamu, Reza?" Tanya Devan dengan lembut.

"Iya, Om," jawab Reza sembari mengangguk pelan.

"Jadi apa keluhan kamu?"

"Reza sekarang sering mimisan, pusing, ngerasa capek terus padahal udah tidur dengan waktu yang cukup, terus Reza sering tuh keringetan malem-malem padahal gak panas. Kaki Reza banyak luka lebam padahal gak kepukul apapun. Bahkan kata temen Reza badan Reza tambah kurus sama sering pucet. Kira-kira Reza kenapa ya om? Apa cuma kecapekan aja?"

REZANGGA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang