thirty four

2.4K 221 29
                                    

Typo bertebaran!
Happy reading :)

🌏🌍🌎

Reza masih setia melihat Sabrina yang bersender di bahunya sambil memejamkan kedua matanya.

"Lo trauma apa gimana? Sampe mikir sampe situ?" Tanya Reza.

Sabrina mengangguk pelan. "Dulu pas gue di desa gue pernah liat ada yang kesamber petir di depan mata gua sendiri." Sabrina menghela nafas sebentar dan mulai melanjutkan ceritanya, "terus pernah ada angin gede banget sampe genteng rumah gue itu pada jatoh dan ada yang hampir aja jatoh di kepala gue. Kalo kilat gue emang takut dari kecil."

"Genteng hampir jatoh di kepala lo? Terus gimana caranya lo selamat?" Tanya Reza.

"Kakak gue yang nyelametin gue, dia langsung narik gue gitu," jawab Sabrina.

Reza mengangguk paham setelah mendengarkan Sabrina cerita. Reza jadi membayangkan jika genteng jatuh di kepalanya. Reza meringis pelan, padahal hanya membayangkan.

"By the way, lo kesini naik apa?" Tanya Reza.

"Gue naik motor."

"Oh naik motor." Seketika Reza membulatkan kedua matanya. "ASTAGA MOTOR KITA KEHUJANAN, NA!" Teriak Reza membuat Sabrina terkejut setengah mati, bahkan orang yang ada di sekitar mereka pun menoleh ke arah mereka.

Sabrina mengangkat kepalanya dari bahu Reza dan langsung menoyor kepala Reza karena berteriak seperti itu. Reza hanya bisa melempar cengiran saja.

"Motor doang elah, Za! Bukan uang atau lo ini yang kehujanan," ucap Sabrina yang kesal, "eh gue baru sadar, lo kok masih pake seragam?" Tanya Sabrina sambil melihat Reza dari bawah ke atas.

"Gak sempet ganti baju," jawab Reza dengan cengirannya.

Seketika kepala Reza terasa berat. Darah mulai mengalir dari hidung Reza serta rasa sakit di kepalanya bertambah. Reza memegang kepalanya dan menundukkan kepalanya berharap rasa sakitnya hilang.

"Za, kalo hujannya berhenti nanti malam gimana?" Tanya Sabrina.

Karena merasa dikacangi, Sabrina pun menoleh ke arah Reza. Sabrina mengangkat kepala Reza dan melihat Reza sedang menahan rasa sakitnya. Sabrina juga terkejut melihat darah mengalir dari hidungnya Reza.

"Astaga Reza lo kenapa?!" Tanya Sabrina lalu mengobrak-abrik isi tasnya mencari tissuenya tadi.

Reza juga melepas tasnya dan mencari obatnya. Setelah ketemu Reza merogoh sakunya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang.

Reza memberikan uang itu ke Sabrina. "Tolong beliin air putih," lirih Reza.

Sabrina menerima uang itu dan pergi ke toko untuk membeli sebotol air mineral. Setelah membayar Sabrina langsung berlari ke arah Reza dan membukakan air itu.

Reza memasukkan satu butir obat ke mulutnya dan langsung meneguk air itu hingga tersisa setengahnya saja. Reza sekarang terkulai lemas dan bersandar ke bahu Sabrina.

Sabrina memebersihkan darah yang ada di bawah hidung Reza. Reza pun hanya bisa pasrah. Reza mulai memeluk dirinya sendiri karena kedinginan.

REZANGGA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang