forty

2.7K 241 40
                                    

Typo bertebaran!
Selamat membaca!

🌏🌍🌎

Reza berjalan santai ke arah toilet. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Saat di tengah jalan ia berhenti karena ada Claura di depannya yang menghadang jalannya.

Reza tersenyum melihat Claura. "Selamat ya lo jadi ketua osis! Gue ikut seneng dengernya," ucapnya.

Claura termenung sejenak. Namun Claura langsung menggelengkan kepalanya. "Gak usah sok seneng gitu deh lo," sinis Claura.

Claura langsung menarik tangan Reza ke arah gudang sekolah. Senyuman Claura terbentuk di wajahnya. Bukan senyuman ramah melainkan senyuman licik.

"Kenapa ke gudang sekolah?" Tanya Reza sambil menatap bingung gedung sekolah yang ada di depannya.

Tanpa menjawab pertanyaan Reza, Claura langsung mendorong Reza masuk ke gudang. Claura juga ikut masuk lalu dengan cepat ia mengunci pintu gudangnya.

"Kenapa sih?" Tanya Reza yang benar-benar bingung.

Claura menyunggingkan senyumannya dan berjalan mendekat ke arah Reza. Claura menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Ternyata lo selama ini bohong ya, Za," ucap Claura sambil memperhatikan Reza dari atas sampai bawah.

"Maksud lo?" Tanya Reza tidak mengerti.

"Dulu lo bilangnya dikasarin sama bokap lo lah di ini di itu sampe badan lo sakit. Tapi kenyataannya? Lo sehat-sehat aja tuh malahan keliatannya bahagia banget."

"Menurut lo gue bohong soal itu?"

"Iya! Buktinya lo gak semenyedihkan itu. Kenapa lo berbohong kayak gitu? Minta dikasihanin ya? Cih haus perhatian banget."

Reza diam memperhatikan Claura. Wajahnya datar tidak menunjukkan keramahan seperti awal tadi.

"Kenapa lo jadi gini?" Tanya Reza.

"Gue jadi gini ya karena lo! Kenapa sih gue harus ketemu orang brengsek kayak lo? Enak banget tinggal pergi terus ngilang gitu aja! Mana bohong soal keluarga lo lagi."

"Terus lo maunya apa?"

Claura mendekat ke arah Reza dengan perlahan. "Gue mau hidup lo hancur kayak hati gue yang udah hancur. Menurut lo gampang ngebalikin hati gue yang udah hancur gara-gara cowok brengsek kayak lo?!"

"Ra kalo lo masih marah tentang hal itu gue minta maaf."

Claura mendecih setelah mendengar ucapan Reza. "Gampang banget lo minta maaf? Setelah ngehancurin hati gue?"

"Gue gak ada niat buat ngehancurin hati lo! Emang gue pernah minta buat lo suka sama gue? Enggak kan? Terus kenapa lo nyalahin gue?"

"Itu emang bukan salah lo, tapi ya jangan pamer kedekatan lo sama orang kayak gitu! Jatuhnya lo gak ngehargain perasaan gue."

Reza mengusap wajahnya frustasi. Reza tidak pernah ada niat seperti itu. Apakah salah jika ia dekat dengan temannya sendiri?

Claura menatap itens Reza dan berkata, "Gue dulu emang cinta mati sama lo tapi setelah tau lo itu brengsek dan pembohong gue jadi benci sama lo. Gue gak bisa lihat orang kayak lo hidup tenang!"

"Hidup gue gak setenang itu, Ra!"

"Bohong!"

"Apa lo ada bukti kalo gue bohong?"

Claura terdiam.

"Lo gak percaya sama gue? Ayo gue ajak lo ke rumah gue! Biar lo lihat sendiri gue bohong atau enggak. Oh atau lo mau pasang cctv di rumah gue biar percaya?"

REZANGGA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang